Bantu kami dengan mematikan Adblock mu dan mengklik iklan dibawah ini
--------------
Chapter 20: Gray Wolf II
[Race] Goblin
[Level] 12
[Class] Duke; Ketua KelompokI
[Possessed Skills] <<Horde Commander>> <<Insurgent Will>> <<Overpowering Howl>> <<Swordsmanship B->> <<Insatiable Desire>> <<Distant Soul>> <<A Ruler’s Wisdom I>> <<Eyes of the Blue Snake>> <<Dance at Death’s Border>> <<The Red Snake’s Eye>> <<Magic Manipulation>> <<Soul of a Crazed Warrior>>
[Perlindungan Ilahi] Dewi Underworld, Altesia
[Atribut] Kegelapan, Kematian
[Bawahan Beasts] Kobold (Lv9)
[Abnormal Status] <<Charm of the Saint>>
Gray Wolf panjangnya sekitar 2 meter, terlihat lebih besar dariku. Bekas luka bisa dilihat disana-sani diatas bulu abu-abunya. Tapi bekas luka itu tidak memberikan citra kelemahan, melainkan memancarkan aura pengalaman.
Serigala yang bertubuh kecil dan berbulu coklat berada dibelakang Gray Wolf. Ada 20 dari mereka, tapi berbeda dengan rasa takut yang muncul dari Gray Wolf, para serigala itu seperti makanan.
Sekarang, meski kami berada didalam hutan, disini tidak padat dengan pepohonan. Ada juga tempat kosong didalamnya serta beberapa daerah datar. Dan Gray Wolf memilih dataran, sebuah area dengan pohon-pohon kecil untuk memudahkan perburuan mereka.
Aku mengulur waktu untuk Gigu dan lainnya agar mereka bisa menemukan jalan keluar dan kabur menuju Desa.
Sementara aku berpikir dalam hati, aku memandang ancaman yang sedang mendekat.
Aku tidak pernah bertarung dengan Gray Wolf sebelumnya, tapi aku tahu... Dia tanpa diragukan lagi sangatlah kuat!
Namun meski begitu, aku tersenyum.
––– Kuat? Tunggu? Terus apa yang harus ku lakukan? Tempat ini bukanlah kuburanku!
Terhadap pikiran-pikiran itu, aku mengangkat suaraku, dan memerintah Goblin.
"Aku akan menahan mereka! Sekarang pergilah!"
Kemudian, Para Goblin berlari dengan pengawalan.
Serangan serigala membentuk garis saat mereka mendekat sementara cakar mereka bersiap menyerang dari berbagai sudut.
"Biarkan tubuh ini tersucikan(Shield)," rapal ku.
Aku menguatkan diri pada pertarungan yang semakin mendekat, dan merapal pelindung disekujur tubuhku, mengurangi kerusakan hingga ketingkat minimum.
Hanya menghindar tidak akan bagus di pertarungan ini. Bahkan jika aku bisa menghindari semua serangan mereka, itu tidak akan cukup untuk menciptakan awal serangan balik.
Salah satu serigala melewati sisi kanan bawah ku. Yang lainnya mencoba mengunci tanganku dari sisi yang berlawanan, dan yang lainnya lagi melompat, mengincar leherku.
Segalanya terjadi dalam kedipan mata. Sebuah kecepatan yang Iron Second tidak mungkin bisa mencapainya.
Tubuh serigala yang kecil cukup sulit membuatku bergerak berkat kelincahan mereka dan membuatkanku dalam posisi yang tidak nyaman.
Namun meski begitu, aku mengayunkan pedangku.
Dengan kekuatan hebat yang bisa memanggil angin, aku mengayunkan pedangku. Iron Second melesat, dan Serigala didepanku terbelah menjadi dua. Pedang telah menyelesaikan tebasannya tapi ia belum berhenti.
Mengikuti lintasannya, Pedang kembali melesat dan pada jalur itu, ia menghempaskan serigala yang tersisa, mengirimnya ke udara.
[Skill] <<Swordsmanship B->> menunjukan nilainya.
Kepercayaan diriku dalam tingkat tertiggi, aku kemudian meneriakkan lolongan kuat, mengaktifkan [Skill] <<Overpowering Howl>>.
“GURUuuRUAA!”
Dengan itu, musuhku menghentikan serangan mereka, dipaksa tidak bisa bergerak.
––– Sekarang, apa yang akan kau lakukan?
Gray Wolf didepanku tidak gentar.
Mungkin rencananya adalah menyerahkan perburuan pada bawahan serigalanya tanpa mengangkat satu jaripun, tapi aku tidak mengharapkan itu. Tentu, membunuh semua serigala itu bukan masalah bagiku, tapi itu bukan masalahnya.
Masalahnya ada pada kemungkinan serigala itu mungkin akan mengabaikan aku, lalu mengincar Unit Utama, dan membunuh non-petarung satu demi satu.
Hasil itu tidak dapat diterima. Itulah mengapa aku harus menunjukan kekuatanku, dan terus menahan mereka disini.
Ketika pemimpin mereka mengerti bahwa mustahil mengalahkanku selain dirinya sendiri yang bertarung, maka dia akan membuat langkah. Dan saat dia melakukannya, bawahannya akan tetap disini untuk menjaganya.
Dan seperti yang dikira, terlepas dari bagaimana rencana Gray Wolf, dia mengambil langkah maju melalui kawanannya.
–––Oh? Jadi kau mau melakukannya?
Bawahan Serigala sudah secepat itu. Apalagi Gray Wolf ini? Aku akan lebih waspada, dan memastikan secara akurat jarak antara kami.
“UwooUUwooUu!”
Pada Lolongan Gray Wolf, tubuhnya berubah menjadi kabur.
Sebelum aku tahu, tubuhku sudah berada ditengah udara. Sebuah hempasan telah menghantamku dari samping, mengirimku keudara dengan putaran.
–––Cepat sekali!
Meski dia telah menghantam ku, berkat shield yang aku rapal tadi, aku tidak menerima kerusakan fatal sedikitpun. Hanya saja, kesempatan menangku baru saja redup.
Bagaimana aku bisa bertarung melawan sesuatu secepat itu yang bahkan aku tak bisa melihatnya?
–––Tidak, sekarang, fokusku tidak untuk membunuhnya, tapi untuk mengulur waktu. Aku tidak harus-
Saat aku merenungkan situasi, serigala itu menjadi kabur lagi.
Rasanya seperti aku baru saja di pukul oleh tanah, dan entah bagaimana aku sudah di udara lagi. Kemudian Gray Wolf dengan tenang mendekatiku.
–––Buruk sekali! Pada tingkat ini, aku akan kalah!
Siapa yang memburu! Siapa yang diburu? Pada saat itu, Gray Wolf jelas menjawab pertanyaan ku.
◆◆◆
Dengan tebasan dari long sword-nya, Gigu membelah serigala coklat didepannya. Kemudian dia menoleh.
Ketua yang dihormati Gigu belum kembali.
Saat pertama kali Gigu melihat Ketua, dia begitu kuat dibandingkan dengan Gigu. Saat itu Ketua-nya masih Berkulit biru yang mana lebih besar darinya.
Ingatan itu tertinggal didalam rasa takut Gigu sampai hari ini yang membuatnya ditaklukan.
Gigu, bagaimanapun juga dia menjadi pemimpin kelompok karena kematian pendahulunya. Sebuah posisi yang hanya berguling ke kakinya.
Tidak ada goblin rare selama waktu itu.
Gigu percaya itu merupakam keberuntungannya sendiri. Dan pada saat yang sama dia tidak berharap mengulangi kesalahan pendahulunya.
Tapi kemudian Goblin itu datang. Dan dia dengan mudahnya menebas musuh. Dan sekali lagi, Gigu dan kelompoknya akhirnya dibawah kepemimpinan seseorang sekali lagi. Seekor goblin yang mampu mengumpulkan lebih banyak makanan. Dan bahkan mereka berhasil menangkap manusia.
Tapi kali ini, mereka jauh lebih banyak dari sebelumnya. Dan persediaan makanan mereka bahkan lebih berlimpah. Sangat banyak sampai mereka mungkin tidak akan pernah merasakan kelaparan lagi.
Lalu ada waktu ketika Gigu pertama kali merasakan rasa daging double head. Itu adalah rasa yang dia tidak akan pernah bisa lupakan.
Tapi Goblin itu tidak puas, tidak. Goblin itu membawa ambisi luarbiasa. Dia bertujuan mengumpulkan banyak desa goblin dibawah kuasanya.
Dan ambisi itu memicu keinginan dalam hati Gigu. Setiap kali Gigu melihat Ketua, api akan bersinar dalam hatinya.
Tapi apakah perasaan yang Gigu rasakan merupakan kesetiaan ataukah kecemburuan, Gigu tidak tahu. Gigu hanya tau satu hal. Perginya Ketua akan membuat masalah.
Gigu sangat mengerti itu.
...Raja masih belum datang, pikir Gigu.
"Gigo," Panggil Gigu yang baru ditambahkan ke dalam jumlah Goblin rare.
Mereka saat ini sedang berjuang keras melawan gelombang serigala didepan mereka sambil berusaha membuat jalan aman.
"Terus seperti itu!" Perintah Gigu.
Kemudian Gigu berlawanan dengan perintahnya.
"Ayo! Kita harus menyelamatkan Raja!"
◆◆◆
Tanpa mencoba menggigitku, serigala menabrakan diri mereka sendiri terhadapku sementara Gray Wolf menungguku kehilangan kekuatan.
Gaya bertarung perhitungan itu membuatku tak berdaya. Jika hanya serigala yang menggigit ku, aku mungkin masih punya kesempatan menang selama aku mampu menghentikan satu atau dua dari mereka.
Tapi Gray Wolf tanpa henti terus menyuruh kawananya untuk menghantam ku, sementara dia menunggu diluar jangkauan, menyerangku secara bertubi-tubi dalam kecepatan yang sulit ku imbangi. Membuatku terbang setiap kali menerima serangan..
“GU, RUuuu…”
Menggunakan pedangku sebagai tongkat, aku menolong diriku sendiri untuk bangun.
Meski aku tau mereka hanya ingin menguras tenagaku, aku tidak bisa menurunkan Shield, jika tidak, kepungan serigala akan mencabikku menjadi potongan-potongan.
Aku tidak punya pilihan lain selain menggunakan Shield ku, dan mencoba membunuh serigala dengan kemampuan terbaikku.
Situasi semakin suram dan lebih suram.
Tapi pada saat yang sama, tidak ada jalan lain untuk kembali.
Apa yang harus ku lakukan?
Tapi kemudian tepat pada saat itu, area dibelakangku tiba-tiba menjadi bising.
Aku melihat Gigu menendang Serigala disekitarku sambil berlari ke sampingku dengan bala bantuan.
"Ketua, tolong kembali," kata Gigu.
Terima kasih, pikirku.
Hanya saja, masih ada masalah disini. Tapi...
"Aku mengerti. Kita akan mundur seperti ini. Tahan serigala!" Perintah ku.
Dan perlahan kami mundur, dengan hati-hati meyakinkan serigala tidak akan bisa mengepung kami.
Para serigala mungkin memilih tempat dengan sedikit pepohonan karena gaya bertarung mereka. Jadi dalam hal ini, mundur ke suatu tempat dengan banyak pohon seharusnya bisa meningkatkan kesempatan menang kami.
“UwoooUuUUu!”
Pada lolongan Gray Wolf, bawahan serigalanya menyebar, melebar mengitari kami.
"Gigu, tetap waspada saat kita memasuki hutan."
Saat aku menggenggam pedangku, aku menatap Gray Wolf. Aku perlahan mundur, dan Gray Wolf tenang mendekati kami.
Jika terus begini, kami bisa mundur secepat mungkin memasuki hutan.
Tapi saat aku memikirkan itu, aku menurunkan penjagaanku. Itu hanya sekejap, namun pada waktu sekejap itu Gray Wolf menyerang, dan responku terlalu lambat. Pada saat sekejap itu dimana kami hampir memasuki hutan, jauh dari dataran, Gray Wolf lenyap, dan dia dalam sekejap mendekati celah antara kami.
“UwoooUUun!”
Raungan itu mengguncang tanah.
Dibelakangku ada pohon, didepanku ada Serangan Gray Wolf tak terhentikan. Pada saat yang sama, serigala coklat mendekati ku dari semua arah.
"Gigu, lari! Jangan biarkan -"
Bahkan tanpa punya waktu memerintah, Gray Wolf menerbangkan ku. Tubuhku terhempas menabrak pohon dan menembus Shield ditubuhku.
Setelah dua atau tiga kali terpelanting, aku berdiri.
“Gu, Ku…”
Saat aku berdiri, aku menguatkan diriku sendiri untuk serangan serigala berikutnya, tapi tidak datang. Bukan hanya Gray Wolf, atau para Serigala yang mengepung Gigu sebelumnya. Mereka semua telah menghilang tanpa terkecuali.
–––apa mereka membiarkan kami pergi?
Terkejut, skenario terburuk melintas dibenakku.
–––Jangan bilang, mereka....
“Gigu, kita akan menuju Unit Utama!"
Aku menghentakkan kaki sakit ku, dan aku mulai berlari menuju Unit Utama.
"Lepaskan," gumamku.
Sesudah Kegelapan yang mengitari diriku surut, Gigu dan aku membuat jalan menuju Unit Utama dengan kecepatan penuh.
◆◇◇◆◆◇◇◆
Karna telah mengusir Gray wolf, Level anda telah naik.
12 => 14
◆◇◇◆◆◇◇◆
Comments
Post a Comment