Bantu kami dengan mematikan Adblock mu dan mengklik iklan dibawah ini
--------------
Chapter 5: Tunas ambisi
Langit biru yang begitu luas. Danau bergelombang bersamaan dengan hembusan angin. Dan refleksi diriku terpampang didanau yang seperti cermin.
Kadang dunia ini sangat indah sampai aku tidak bisa berkata-kata. Namun.....
Dibandingkan dengan keindahan ini...
Taring tajam. Mata sempit seperti binatang. Dan wajah, alih-alih jelek, itu lebih pantas digambarkan sebagai hewan buas.
Aku hanya bisa merenungkan itu.
"Aku sekarang sudah berubah menjadi seorang monster."
Bibirku mengerucut pada ujaran kebencian itu, dan refleksi goblin itu membuat senyum menakutkan.
"Raja ku. Kita akan segera tiba."
Goblin yang baru saja menjadi Goblin rare memanggil ku.
Aku membawanya denganku, dan kami kembali menuju Sarang goblin.
◆◇◇
Sudah beberapa hari berlalu sejak kami membunuh Orc.
Dalam kurun waktu tersebut aku mulai terbiasa dengan tubuhku, dan mengajarkan Bawahan goblinku bagaimana menggunakan perangkap, dan menunjukkan mereka bagaimana mempraktikkannya.
Aku juga mengajarkan mereka bagaimana membuat sebuah lubang, dan membunuh mangsa yang jatuh ke dalamnya dengan tombak.
Meskipun itu jebakan sederhana, jumlah kerusakan yang kami terima menjadi sangat berkurang. Tubuhku juga menjadi lebih besar dibandingkan dengan waktu ketika aku masih menjadi Goblin rare.
Ketika aku menguji seberapa berbedanya tubuh Goblin Noble ini, yah gue namain gitu, dibanding dengan Goblin rare, aku menyadari bahwa ada perbedaan besar pada pendengaran, penglihatan, dan kekuatan antar keduanya.
Misalnya saja, aku sekarang bisa mencekik triple horned boar, berjumlah tiga, sampai mati. Dan sekarang aku bisa membunuh Burung unta dua leher alias dua kepala, dengan pedang patah ku.
Dengan kata lain sekarang aku bisa dengan mudah melakukan hal-hal yang tidak mungkin bagi tubuhku yang sebelumnya.
Aku juga sampai pada suatu kesimpulan mengenai evolusi ku. Aku tidak bisa ber-evolusi menjadi apa pun selain goblin.
Entah seberapa kuat dan terasingnya menjadi Goblin. Itu mustahil menjadi Ras lain. Seekor Goblin akan tetap menjadi Goblin.
Faktanya aku telah berubah menjadi Goblin noble dari Goblin rare, meski sudah membunuh Orc.
Jika memang begitu, maka yang tersisa tinggal mencoba evolusi selanjutnya.
▲▽▲
Aku sendiri membunuh mangsa yang telah dipojokkan oleh Bawahanku. Lalu aku bertanya pada bawahanku tentang sesuatu yang menggangguku.
Bagaimana Goblin meningkatkan populasi mereka?
Akhir-akhir ini, Ambisi mulai tumbuh dalam diriku. Sebuah Ambisi untuk membangun kerajaan sendiri.
Agar membuatnya menjadi kenyataan, hal yang paling aku butuhkan adalah tentara.
Aku tidak punya keresahan dengan pion-pion ku sekarang. Tapi aku harus meningkatkannya, tidak hanya kualitas bawahan ku, tapi juga diriku.
Dan sementara aku berfokus pada kualitas, aku tahu betul untuk tidak meremehkan waktu. Misalnya, jika bawahanku berkelompok melawan ku, aku mungkin akan Kalah.
Nah, itu jika mengenai kekuatan.
Tapi tetap saja.... Aku tau betul seberapa menakutkannya rasa takut dari jumlah.
Bagaimanapun juga, aku ingat pernah dipukuli oleh yang disebut jumlah di duniaku sebelumnya.
Aku mungkin telah menyimpang sedikit, tapi... Baiklah. Bagaimana aku bisa meningkatkan jumlah goblin?
Orang yang menjawab itu adalah Senior di antara para goblin. Goblin senior itu berbicara tentang sebuah desa. Dan ketika aku mendengar penjelasan itu, aku hanya bisa merenung.
Untuk memulainya, kelompok ini adalah Goblin yang menyimpang dari desa itu.
Dan didesa itu ada Goblin betina, dan betina dari spesies lain yang diculik dan dihamili dalam rangka untuk meningkatkan populasi.
--- aku kira itu meniru-niru kisah fantasi.
Goblin rare didesa itu melarang Goblin peringkat rendah bersenggama dengan betina, menyebabkan goblin yang lebih muda terasing.
Dan inilah kelompok itu.
Ketika aku menanyai seberapa jauh desa itu, ternyata itu cukup dekat.
Desa itu punya sekitar 50 orang.
Goblin tua, dan beberapa yang baru lahir dan tidak bisa bertarung, jumlahnya sekitar 30.
Secara alami Ras yang disebut Goblin ini takpunya hubungan jantan dan betina, dan hanya pergi berburu dan mendapat mangsa.
Tapi tampaknya alasan goblin disini tidak punya betina dengan mereka adalah karena mereka meninggalkan desa untuk menemukan satu untuk diri mereka sendiri.
Ketika aku bertanya apakah betina hanya jatuh dari langit disana, tampaknya, mereka sengaja menculik dari ras lain.
Agak seperti novel, pikir ku sendiri.
Aku memimpin 20 bawahanku menuju desa goblin. Tujuan kami jelas bukan untuk berdamai.
Tapi sebelum menyerbu aku mengirimkan beberapa pengintai.
Sangat penting untuk mengetahui apakah ada seseorang yang lebih kuat dari aku atau tidak di dalam desa itu.
Aku penasaran apakah pemimpin kelompok itu mampu memimpin para goblin... Dan lagi, karna ada Goblin yang meninggalkannya, aku kira kesatuan kelompok itu tidak bagus. Tapi tetap saja, akan lebih baik mengecek seberapa kuat petinggi kelompok itu.
Sesudah menenangkan pikiranku, aku memimpin bawahanku menuju desa.
Desa itu tampaknya pernah dihuni manusia sebelumnya karena aku bisa melihat beberapa pagar tua disana dan sini. Dan rumah-rumah yang digunakan Goblin terlihat terlalu besar bagi mereka.
Aku kira mereka menjarah desa manusia atau ras lainnya yang dulu tinggal di sini. Juga ada gerbang diutara dan selatan yang memungkinkan sejumlah besar orang untuk melewatinya pada waktu tertentu.
Saat aku berhati-hati berjalan mengitari desa yang dikelilingi hutan lebat, ada yang menarik perhatianku, ada beberapa Goblin dewasa didalam.
Aku tidak bisa menemukan Goblin rare, dan bahkan semua jumlah goblin dewasa tidak mencapai 10.
Untuk yang betina, aku tidak bisa menemukan mereka sama sekali. Dan lagi, jika betina memang dari spesies yang berbeda, maka mereka mungkin dikurung didalam bangunan.
Adapun goblin dewasa yang tersisa, mereka kemungkinan besar sedang berburu... Tiba-tiba desa menjadi berisik.
Mataku langsung menuju arah gerbang selatan, aku melihat segerombol Goblin kembali saat mereka dipimpin oleh Goblin rare ber-armor memegang long sword.
Mengikuti belakang Goblin armor ada sekitar 20 goblin. Aku juga bisa melihat beberapa hewan seperti serigala.
Baiklah, dengan ini aku sudah melihat semua yang aku butuhkan.
Mungkin ada peleton lagi disuatu tempat, jadi akan lebih baik mengamankan tempat ini sebelum mereka datang.
Aku tertawa dengan seringai lebar, menyebabkan taringku terlihat. Lalu aku berbalik ke Bawahanku sambil menenangkan diriku sendiri, dan memberi mereka perintah.
"Kita akan memasuki desa dari depan."
Kami melangkah keluar dari hutan, dan melewati jalan terjal menuju gerbang desa.
◇◆◇
Sejenak aku melihat para goblin desa membuat kegaduhan, tapi aku menatap rendah mereka sambil terus berjalan dengan udara tenang.
Atau setidaknya, aku berjalan memberi semacam atmosfir. Tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
Aku memberi tatapan dengan aura tekanan pada para goblin didepanku sambil berjalan kearah Goblin rare.
“Gu, gurururu!”
Saat Goblin rare berteriak ketakutan, aku merendahkannya dengan tawa memprovokasi.
"Apa kau raja kelompok ini?"
Tanyaku dengan suara rendah, dan mengancam. Goblin rare melangkah mundur.
Lalu aku meninggikan suara ku pada Goblin rare yang tidak kunjung menjawab. "Apa itu kau!?"
Atmospir kejut dalam suaraku, bahkan menyebabkanku ikut terkejut.
Tapi sementara aku sedikit terkejut, aku menyadari sekitarku bahwa ada Goblin yang tidak bisa berdiri karena takut.
Goblin rare didepanku tentu saja tidak terpengaruh sampai begitu, tapi dia masih sedikit ketakutan.
“…itu, benar.”
Dia menghindari tatapanku, dan armornya mulai bergetar.
"Pilih. Apakah kau mau memberikan kelompokmu atau mati. Yang mana?" Selama saat-saat seperti ini aku harus memasang tampang angkuh.
Cara terbaik untuk membuat orang lain mengakui mu didunia yang ditegakkan hukum rimba, dan bahkan untuk orang yang lebih terasing seperti ini, adalah bertingkah seperti apa yang aku lakukan sekarang.
Bersikap sopan di tempat seperti ini hanya akan memberi kesempatan pihak lain. Itulah sebabnya sangat penting mengajarkan hirarki kepada binatang seperti mereka.
"Guruuu"
Seperti mengerang, Goblin rare tampaknya tidak memiliki niat bertarung.
Namun, aku meletakan long sword yang ku miliki diatas bahu, membuatnya seakan-akan aku bisa menyerang Goblin rare didepanku kapan saja.
Aku mendekati pemimpin goblin itu untuk menegaskan negosiasi.
Goblin itu, tampaknya telah dikuasai oleh atmosfer, dan menjatuhkan pedangnya ke tanah.
kemudian bersujud didepanku. Dengan kakinya yang menempel ke tanah, dan kepalanya menggantung, Goblin rare menunjukkan bahwa dia telah benar-benar menyerah pada ku.
“Raja ku. Aku menawarkan diriku demi keinginanmu."
“Aku menerimanya.”
Aku menatap seluruh pemukiman, dan lalu aku menyatakan,
"Mulai saat ini, Raja dari desa ini adalah aku!"
Hari itu aku mengambil langkah kecil pertama terhadap ambisiku.
Comments
Post a Comment