------------------------------------
Bantu kami dengan mematikan Adblock mu dan mengklik iklan diblog kami
------------------------------------
Bantu kami dengan mematikan Adblock mu dan mengklik iklan diblog kami
------------------------------------
Chapter 40: Bentrokan II
[Race] Goblin
[Level] 62
[Class] Duke; Ketua Kelompok
[Possessed Skills] <<Horde Commander>> <<Insurgent Will>> <<Overpowering Howl>> <<Swordsmanship B->> <<Insatiable Desire>> <<King’s Soul>> <<Ruler’s Wisdom I>> <<Eyes of the Blue Snake>> <<Dance at Death’s Border>> <<Red Snake’s Eye>> <<Magic Manipulation>> <<Soul of a Crazed Warrior>> <<Third Impact (The Third Chant)>>
[Perlindungan Ilahi] Dewi Underworld (Altesia)
[Atribut] Kegelapan; Kematian
[Bawahan Beasts] High Kobold (Lv1) Gastra (Lv1) Cynthia (Lv1)
[Abnormal Status] <<Charm of the Saint>>
Kelompok orc menunjukan sisi-sisi terbuka mereka.
Dan aku putuskan mengambil keuntungan itu disaat mereka semakin mendekati desa.
"Jangan buat suara sedikitpun," perintahku saat berlari melalui semak-semak.
Aku menggenggam erat iron second dipunggungku, tergesa-gesa mengejar orc didepan kami.
"Rubah aku menjadi sebilah pedang (Enchant)!”
Sambil berlari, aku menyelimuti pedangku dengan kekuatan sihir. Dan dengan sebuah ayunan, aku menebas orc didepanku.
“PyuGUaa!” Teriak orc.
Kami harus segera pergi sebelum para orc berkumpul karena teriakan orc itu.
–––Tapi sebelum itu!
Kami perlu menjatuhkan orc lebih banyak lagi. Dan setelah Unit Gigo dan Giji menekan orc sedikit, kami mundur.
“GURUuUuuAA!”
Kami bahkan tidak bisa membunuh 5 orc dengan serangan kejutan ini.
Dan meski kami menyerang kembali orc, jumlah yang bisa kami bunuh mungkin tidak bisa mencapai 6.
Ini buruk.
Orc lebih kuat, jadi serangan goblin tidak seefektif yang ku kira.
Bahkan pertempuran ini belum kunjung menguntungkan. Gigu dan Giga, kedua goblin class noble sedang memimpin Unit mereka bertarung, dan jumlah orc yang mereka bunuh masih dibawah jumlah perkiraan.
Seolah-olah kami bertarung melawan monster yang tidak bisa kelelahan.
Tidap peduli seberapa banyak kami menebas mereka, orc menolak untuk menunjukkan kelemahan mereka.
Aku berdiri dibelakang untuk mengakhiri penyerbuan.
Aku mengirim Gigi tadi malam, tapi dia belum kembali. Kapan dia kembali?
Pikiran meresahkan itu tiba-tiba muncul didalam hatiku. Tapi saat aku mengayunkan Iron second, aku menyingkirkan pemikiran itu.
Aku Raja.
Jika aku berhenti mempercayai diri sendiri, apa yang akan terjadi!?
Aku seharusnya tidak goyah.
"Sekali lagi!"
Ketika para orc mulai bergerak, aku melanjutkan serangan kami.
Kami akan membunuh kalian sebanyak yang kami butuhkan!
◆◇◆
Terlihat jelas meski dari kejauhan. Situasi saat ini menunjukan kemungkinan terburuk.
Setelah menyerang kelompok orc 4 kali, aku melihat keadaan desa.
Sial!
Setengah dari perangkap yang telah dibuat sudah digunakan.
Mereka belum mencapai pagar, tapi itu hanya masalah waktu.
Batu-batu dan sihir terus ditembakan pada Orc, dan menahan mereka. Tapi itu benar-benar hanya masalah waktu.
Dibeberapa titik, situasi ini akan membawa keuntungan pada Orc. Serbuan orc begitu sengit.
Itu mungkin karna raja mereka yang memimpin, tapi disisilain, serbuan mereka asal-asalan. Mereka bahkan tak mau menolong teman mereka yang terjebak disebelahnya.
Apa mereka tidak kenal takut!?
Mau dilihat bagaimanapun, ketidaktakutan mereka jelas terlihat dari kesembronoan mereka.
Beberapa waktu kemudian, para orc akhirnya mencapai parit.
Sialan!
Aku memandang kelompok orc.
Masih ada banyak pasukan tersisa yang dipimpin raja orc kearah desa. Dibanding itu, kami...
Aku melihat para goblin dibelakangku, dan mengamati mereka yang begitu kelelahan.
Setiap kali kami menyerang, para goblin terus menghindari serangan orc yang bisa mengakibatkan luka fatal dalam satu pukulan.
Tentu saja, kami juga bisa sedikit demi sedikit mengurangi pasukan orc, tapi kalau begini, desa akan musnah sebelum kami meraih apapun yang direncanakan.
Sementara Gigo, Giji, dan Goblin rare lain masih punya kekuatan, Goblin biasa lain sudah mencapai batas mereka.
Tapi, meski begitu–––
Aku menyuruh mereka berbaris. Atau tidak, desa akan jatuh.
"Bersiaplah!" Perintah ku.
Mereka bahkan tidak punya kekuatan untuk bicara. Bahkan anggukan diam mereka terlihat sangat berat bagi mereka.
Sial! Apanya Raja!? Aku memanggil diriku sendiri Raja, namun kebanyakan aku sendiri bergantung pada kekuatan mereka!?
Dengan menundukan tubuh, aku mendekati kelompok orc dari semak-semak.
“PyuGUaAAa!”
Terhadap teriakan orc, aku melihat kesekitar.
Aku melihat para orc dengan sigap berkumpul menjadi satu grup saat mereka mulai berjalan kearah tempat kami.
Bagaimana mereka menyadari kami!?
“Mundur!” Perintah langsung ku.
Kita harus mundur! Atau tidak goblin disini akan dimakan!
Lalu demi mengurangi serbuan orc, aku menghadang mereka dan mengayunkan great sword ku.
Sementara kami mundur, tiba-tiba sesuatu memukul ku.
Arah angin telah berubah!
Penciuman orc cukup kuat. Apa mereka menyadari kami karena tu?
Gada orc menghantamku dari kanan kiri. Salah satu hal menggelikan dari pertarungan di perang adalah serangan nya bisa datang dari berbagai arah, membuat musuh yang seharusnya tidak akan terancam di pertarungan satu lawan satu menjadi begitu berbahaya.
Diatas semua itu, kekuatan mereka cukup untuk membunuh para goblin dalam satu pukulan.
Mengerti itu, aku langsung memerintahkan para goblin yang berniat menyergap orc untuk mundur, sementara aku menghadapi para orc sendirian.
Aku mengayunkan great swordku, dan menghempaskan serangan gada orc. Lalu aku memaksa merubah arah ayunan pedang itu kearah datangnya pedangku, menebas dada orc yang berada didekatku agar tidak mengejar para goblin.
Biasanya, orc ini akan segera terhuyun-huyun setelah serangan itu, tapi sekarang dia seakan-akan tidak pernah terkena apapun. Nyatanya, orc itu semakin marah, dan menyerangku lebih beringas lagi dari sebelumnya.
Seekor orc lalu mencoba menangkapku dari kanan. Aku menghindarinya, dan pada saat yang sama, gada yang terayun dari sisi kiriku melesat didepan mataku.
Bajingan ini, mereka tidak memikirkan akibat yang mereka timbulkan sama sekali!!
Saat ini, aku hanya bisa menebas tangan orc yang coba menangkapku, tapi gada itu akan mendarat sendiri tepat ditubuhku.
Mereka terus mencoba membunuhku bahkan hanya untuk membayar lengan itu!
Selain itu, mereka melakukannya begitu ganas... Jadi inikah orc yang menggila! Kekuatan dari Raja Orc!
Mengincar serangan selanjutnya dari sisi kiri, aku mengayunkan great swordku.
Dengan bantuan <<Swordsmanship B->> ayunan itu melesat tepat kearah kepala orc. Orc mencoba melindungi diri dengan gadanya, namun pedangku lebih cepat, dan kepalanya pecah menyebarkan darah beserta organ didalamnya.
Aku menggenggam great sword disebelahku, kemudian membenarkan posturku.
Ketika aku melakukannya, seekor orc memasuki jangkauanku, mengayunkan gadanya. Merespon itu, aku menarik pedangku dengan kekuatan luar biasa.
Pada serangan pedangku, tengkorak orc itu pecah, tapi sebelum aku bisa membelah kepalanya, aku terhenti.
Itu karena orc lain sedang menyerangku dari belakang.
Orc itu menjulurkan tombaknya, dan menyerempet bahuku.
Aku merasa jengkel karena takut diserang dari belakang, namun aku hanya mengeratkan gigiku untuk fokus mengalahkan lawan didepan.
Tiba-tiba, pisau pendek dilempar, membentuk jaring sebelum menusuk kakiku.
Sialan, sialan, sialan!!!
Mundur sesegera mungkin, aku menyembunyikan tubuhku kedalam semak-semak, dan merangkap. Seperti itulah aku mati-matian kabur dari Orc.
Aku kemudian mengikuti bau para goblin. Sudah gelap ketika aku sampai.
"Ketua..." Giji menurunkan kepalanya kelelahan.
Melihat itu dengan Gigo yang diam menatapku, membuatku merasa sangat kesal.
Kenapa!? Kenapa aku sangat lemah!?
Kenapa kekuatan kami begitu berbeda!?
Apa aku akan kalah!?
Apa aku akan mati!?
Kalau begini, desa akan musnah.
Ditempat seperti ini... Ditempat seperti ini!
Mencengkram great sword, aku teringat akan berat pedang ku.
Tidak ada waktu!
Kalau begini...
Kalau begini!
“Gigo, Giji."
Perlahan-lahan menutup mataku, aku menghela napas dalam-dalam.
Aku butuh kemenangan dengan meminimalisir korban...
Ya, itu karena aku memikirkannya saat kami ditekan para orc. karena itu aku menyuruh para goblin lari.
Saat aku memikirkan itu, aku mulai berbicara. Dan bertanya.
"Apa kalian mau mengikutiku?"
Aku tidak tau apakah goblin merasa khawatir atau tidak, tapi mereka menatap satu sama lain.
"Jika begini terus, desa akan musnah." Terus ku.
Para goblin tetap diam saat mereka mendengar kata-kataku.
"Ini bukan lagi pertarungan yang bisa kita tangani tanpa pengorbanan," tegas ku.
Aku Raja. Karena itu, aku harus menyuruh mereka...
Untuk menyerahkan hidup mereka demi melindungi hal yang harus dilindungi.
"Jika Raja menyuruhnya, maka...." Giji menatapku dengan keyakinan.
Ya. Persis seperti itu. Aku menyuruh kalian untuk mati.
Untuk kalian semua, yang telah berbagi makanan dengan ku, yang telah berburu bersama ku.... Untuk kalian yang telah hidup bersama ku...
Aku memerintahkan kalian untuk mati.
"Nyawaku sudah milik Raja," Kata Gigo ketika dia membungkukan kepalanya.
Aku tidak tau bagaimana menjelaskan perasaan ini.
Tapi jika aku tidak memerintahkan ini, desa akan hancur.
Impianku akan musnah. Dan semua darah yang telah ku tumpahkan akan sia-sia!
Tapi, ya.... Pada akhirnya... Aku memerintahkan kalian untuk mati demi aku–––
“…mulai saat ini, kita akan menyerang orc. Kali ini, kalian akan menghentikan mereka dijalan. Dan kalian tidak boleh berhenti sampai raja orc mati."
"Seperti yang engkau kehendaki!"
"Seperti yang engaku perintahkan!"
Ketika aku berdiri, Gigo dan giji memerintahkan para goblin.
Aku tidak punya waktu untuk gentar.
Momen saat aku merasa ragu, momen saat desa akan jatuh musnah.
"Bersiaplah!!"
Dengan great sword dibahuku, aku menuju Raja Orc.
Total jumlah Orc : 85
Heavy Armored (Sword, Shield, Armor): 16
Gada: 43
Long Spears: 19
Short Spear: 8
Comments
Post a Comment