Bantu kami dengan mematikan Adblock mu dan mengklik iklan dibawah ini
--------------
Sebagai pengingat: Eirel Deer adalah Spear Deer.
Chapter 16: Getaran
[Race]: Goblin
[Level]: 11
[Class]: Duke; Ketua Kelompok
[Possessed Skills] <<Horde Commander>> <<Insurgent Will>> <<Overpowering Howl>> <<Swordsmanship B->> <<Insatiable Greed>> <<Distant Soul>> <<A Ruler’s Wisdom I>> <<Eyes of the Blue Snake>> <<Dance at Death’s Border>> <<The Red Snake’s Eye>> <<Magic Manipulation>>
[Perlindungan Ilahi] Dewi Underworld, Altesia
[Atribut] Kegelapan, Kematian
"Rubah diriku menjadi sebilah pedang (Enchant)."
Pada enchant itu, kegelapan yang mengitariku bergerak sendiri menuju Pedang.
Aku bersembunyi diantara semak-semak sambil menyaksikan mangsaku.
Ketika persiapan sihir selesai, aku langsung melompat keluar dan mengejar mangsa didepanku.
Targetku, sekawanan Eirel Deer.
Mangsa ini ditemukan oleh Goblin bawahanku setelah aku memerintahkan mereka untuk mencari sesuatu. Dan untuk targetku sendiri, yaitu yang terbesar diantara mangsa incaran hari ini.
Sekarang, ada sekitar 30 rusa sedang minum air danau dan makan rumput. Dan mereka semua akan menjadi partner praktekku.
Dengan pikiran itu, aku mengambil sebuah langkah. Tapi segera setelah aku melangkah keluar dari semak-semak, mereka menyadari keberadaanku. Apa itu karena insting mereka yang di alam liar? Atau hanya karena niat membunuhku keluar? Aku tidak tau, tapi saat kuping mereka bergerak, semua tatapan mereka berfokus pada ku.
Tanpa berkedip, aku dengan percaya diri mengambil langkah lain.
Kemudian ketika mereka berbalik membelakangiku, mereka berlari.
Tapi saat aku mengambil langkah itu, aku sudah mempersiapkan diriku sendiri untuk berlari pada kecepatan maksimal. Dan dalam kedipan mata, punggung mangsa yang berlari menjauhi ku telah berada didepanku.
Tapi tiba-tiba, Eirel deer berhenti, dan berbelok kekanan.
Kekuatan setelah berlari dengan kecepatan maksimum sangat membebani ku. Menahan itu, aku berhenti sejenak, dan kemudian berbalik, terus mengejar mangsa ku.
Begitu memasuki jangkauanku, aku mengayunkan Enchant Iron Second kebawah. Itu sangat cepat bahkan sampai Rusa itu tidak sempat berteriak. Melihat itu, aku malah kaget.
Kekerasannya begitu tipis sampai rasanya seperti sekedar memotong mentega dengan pisau.
“Sughoi…”
Sementara aku terjebak dalam pesona kehebatan sihirku, para Goblin tampaknya sudah terbiasa berburu Eirel deer. Kelihatannya grup tiga-orang menjadi lebih efektif dari yang diperkirakan.
Begitu Larva dewasa, mereka dimasukan kedalam tim dan diajarkan bagaimana menggunakan Jebakan. Jika begiini, tidak mustahil mendapat mangsa tanpa mengurangi kualitas mereka.
Hasilnya, efisiensi perburuan kami meningkat, dan situasi makanan menjadi lebih baik. Meningkatkan tingkat keselamatan kelahiran goblin serta meningkatkan potensi perang.
Ahh... Bahkan jika tidak begitu, aku masih ingin perut kami terpenuhi.
Bagaimanapun juga, kau tidak bisa bertarung dengan perut kosong, kan?
Terlebih, kami mendapat persediaan dari berburu dan bukan dari vegetasi. Jadi aku ingin mendapat sebanyak mungkin sebisa kami.
Sayang sekali kami tidak menghasilkan apapun dari bercocok tanam, tapi aku kira itu akan bekerja suatu hari nanti.
Sementara aku terdiam didalam dunia kecilku, memikirkan hal-hal acak, aku tiba-tiba mendengar erangan kematian rusa.
“GuruuUu!”
Oh?
Dan sesaat mataku bergeser kearah teriakan itu, aku melihat goblin yang membunuhnya, berubah saat duduk diatas tanah dengan uap yang keluar dari tubuhnya.
Dia berevolusi?
Sementara aku menyaksikan evolusi goblin itu, kulitnya berubah menjadi merah, dan ototnya berubah menjadi lebih besar. Ekspresi kakunya juga berubah menjadi sosok yang terlihat jahat. Dan saat evolusinya selesai, teriakan itu berubah menjadi Goblin rare.
Mungkin karna pertama kalinya aku melihat evolusi seseorang aku hanya bisa membelalak pada Goblin rare baru itu. Tapi kemudian saat aku terus memandangya, semacam text tiba-tiba muncul didalam kepalaku.
[Race] Goblin
[Level] 1
[Class] Rare
[Possessed Skills] <<Tracking>> <<Throw Projectile>> <<Axe Mastery D+>> <<Omnivorous>> <<Enraged Voice>> <<A Monster’s Feelings>> <<Beast Tamer>>
[Perlindungan Ilahi] None
[Atribut] None
Huh?
Kelihatannya [Skill] <<Red Snake’s Eye>> aktif. Terlebih, skill ini tidak hanya bekerja pada musuhku, tapi juga sekutuku. Sungguh luarbiasa.
Tapi beneran deh... Aku seharusnya tidak mengasumsikan hal ini dari awal. Ugh... Rasanya seperti aku melukai diriku sendiri dengan batu karna berpikir itu hanya bisa bekerja pada lawanku tanpa mengkonfirmasinya sendiri.
Selain itu, aku bertanya-tanya apakah aku sebaiknya mengakhiri perburuan ini sekarang dan memulai pertemuan. Well, Menempa besi selagi panas tidak buruk bukan? Tapi, tunggu... Levelku sekarang hanya 11, dan [Skill] <<Red Snake’s Eye>> aktif berdasar kondisi level.
Hmm…
Tidak, aku harus bersabar. Sekarang fokus pada perburuan untuk mengumpulkan persediaan. Baik, aku tidak usah mengganti perintah dan fokus mencari makan dulu.
“Ketua”
Mendengar sebuah suara memanggilku, aku keluar dari perenunganku.
Oh, dipikir lagi, ada yang berhasil berevolusi. Aku perlu memberinya nama.
“Aku menamaimu Gi Gi.”
Ketika aku memberi Goblin yang berlutut sebuah nama, dia membungkuk dalam-dalam beberapa waktu seakan dia baru menerima semacam anugrah.
Kebetulan, aku juga mengambil kesempatan untuk melihat Skill Gigi.
Beast tamer.
Ketika dia masih goblin, kemampuan yang palingg mencolok dari dirinya adalah mengendalikan beberapa anjing. Sekarang dia berevolusi menjadi goblin rare, kemampuannya mengontrol hewan buas juga telah meningkat drastis. Aku tidak sabar seberapa banyak dia bisa meningkatkan potensi perang kami.
Setelah waktu berlalu, ketika kami mendapat dua Eirel deer dan tiga armor rabbits, kami mengahiri hari perburuan, dan kembali menuju Desa.
◇◆◇
Sesudah aku kembali ke desa, aku membuat bawahan goblinku duduk dalam perintah.
Sekarang, aku akan menanyai mereka.
Apa yang aku inginkan dari ini ialah bakat masing-masing goblin, serta skill yang bisa berguna untuk meningkatkan potensi perang kami. Saat aku tau apa skill berguna yang mereka miliki, aku akan melatihnya dengan meminta mereka menggunakannya lebih sering.
Tapi sayangnya, [Skill] <<Red Snake’s Eye>> tidak bekerja lebih dari setengahnya mereka. Dan diantara Goblin yang telah aku lihat, satu-satunya yang punya sesuatu yang bisa menjadi bagian potensi perang kami hanya ada dua.
Dengan pengecualian Gigi, jumlahnya benar-benar kecil. Sangat mengecewakan.
Namun, tidak mungkin akan berjalan dengan baik dalam percobaan pertama. Jadi untuk sekarang, aku hanya perlu fokus meningkatkan levelku agar mampu menentukan bakat goblin lain. Dan jika aku menemukan skill berguna, aku akan membuat mereka menggunakannya sesering mungkin setiap kali kami berburu untuk meningkatkannya. Okeh, begini saja sudah cukup.
Oh, kebetulan, aku tidak bisa melihat status goblin rare lain, alias mantan pemimpin Gigu dan pemegang tombak Giga.
Aku cukup penasaran tentang status mereka, tapi ku rasa sekarang tidak bisa. Benar, aku tidak harus mengganggu hal-hal yang aku tidak punya, dan tinggal memanfaatkan apapun yang tersedia.
◇◆◇
Berbicara dengan Reshia hampi merupakan keseharian, tapi setidaknya sekarang aku bisa mulai menarik informasi darinya.
Satu-satunya cara agar ini terjadi adalah mendapat kepercayaannya ataupun membuatnya terbiasa, jadi berkat serangan orc kesanku padanya naik sangat begitu banyak.
Beneran, siapa yang akan berpikir serangan orc bisa menghasilkan hal-hal bagus. Mereka menolongku berevolusi, mereka menjadi makanan untuk bawahanku, dan mereka menjadi kunci untuk membantuku mendapatkan infomasi yang aku inginkan.
Sialan.
Jujur, aku tidak senang dengan itu, tapi itulah kenyataannya, jadi...
Tetap saja... Meski kerugiannya tidak banyak...
Sial!
Tapi tetap saja... Apa yang berguna tetap akan berguna, dan aku harus memanfaatkan apa yang tersedia.
Bahkan jika hal itu sama dengan harga nyawa bawahanku. Selain itu, ini juga merupakan bentuk peringatan bagi mereka. Tidak, tidak hanya itu. Jika aku tidak memanfaatkannya, aku akan menyia-nyiakan kematian mereka. Jadi agar itu tidak terjadi, aku perlu melakukan ini.
Sial!
Apa-apa'an pikiran ku ini!?
Mereka pion! Cuma pion!
Mereka cuma monster!
Bajingan! Apa yangku pikirkan!? Meski aku sadar empati bodoh hanya akan membawa kehancuran!
“——apa kau dengar?”
Suara Reshia membuatku sadar.
Sial.... Fokus.
"Maaf, aku sedang memikirkan sesuatu."
"Jika kau tidak mau, terus kenapa ini diteruskan!?"
"Tidak, itu akan masalah. Apalagi, karena kita pada bagian terbaik sekarang."
"...beraninya kau mengatan itu, padahal kau sendiri tidak mendengarnya!"
"Aku membiarkanmu mandi setiap dua hari."
"Oh? Itu tidak buruk. Tapi karena kita sedang dalam topik, aku akan meminta izin untuk Chinos dan Mattis mandi juga."
Baiklah, pikirku. Kelihatannya bakat gadis ini tidak hanya berakhir dengan penyembuhannya. Dengan bakat tawar-menawarnya, ia mungkin bisa menjadi seorang pedagang tangguh.
"Baiklah. Tapi ayo teruskan. Pada saat yang sama, aku akan memberimu beberapa pengawal."
"Tidak masalah. Lalu, ayo lanjutkan."
Apa yang aku ingin pelajari dari Reshia yang paling pertama adalah geografi. Seberapa jauh daerah manusia terdekat? Berapa populasi penduduk manusia terdekat?
Berapa banyak prajurit yang mereka punya? Negara mereka? Literatur mereka? Keseluruhan Kekuatan mereka? Hubungan mereka dengan negara lain? Dan apa yang mereka tau tentang hutan ini? Setiap hari, aku mendatanginya dan mendengar ia berbicara banyak hal. Tapi tentu, aku tidak langsung percaya semua yang ia katakan padaku.
Setelah itu, untuk pertama kalinya, aku menyerahkan perburuan pada Gigu dan sisa goblin rare sementara aku pergi meng-eksplor sendirian.
Kalau dipikir-pikir, ini sudah 10 hari sejak aku menangkap Reshia, jadi tidak akan aneh bagi manusia mencari dirinya segera.
Dengan menjelajahi daerah hutan yang belum terjamah sendirian, aku tidak hanya mengeksplorasi, tapi juga meningkatkan levelku. Seperti pepatah mengatakan, membunuh dua burung dengan satu batu.
Tapi tentu saja, itu cukup berbahaya.
Meskipun aku goblin duke, paling tidak statusku hanya sebanding dengan giant spider. Satu-satunya perbedaan ialah kepalaku yang sedikit lebih baik, dan aku bisa menggunakan skill dan sihir.
Tapi kalo ketiga hal itu bisa membuat perbedaan besar dalam potensi pertarunganku, aku tidak tau. Nyatanya, ada kemungkinan ada manusia didalam hutan ini yang meremehkan skill dan sihir yang ku miliki.
Contohnya, jika ada keberadaan yang punya skill yang bisa membunuhku dalam sekali pukulan, maka <<Dance at Death’s Border>> bahkan tidak punya kesempatan untuk aktif. Jika memang ada hal semacam itu, maka<<Ruler’s Wisdom I>> tidak akan aktif juga.
Kalau terjadi sesuatu seperti itu, tidak ada jaminan aku akan selamat.
Tapi meski begitu, meski perasaan tegang menari-nari dipunggungku... Aku terus pergi masuk kedalam hutan.
Tidak lama kemudian, aku bertemu tiga orc. Dan mulutku meringkuk membentuk bulan sabit.
——ada musuh! Disini ada musuh!!
"Rubah diriku menjadi sebilah pedang (Enchant)!!”
Ketakutan kehilangan nyawaku bergantung pada diriku sendiri.
Kegembiraan yang tidak berbeda dari gemetar, menyelimutiku.
Saat orc menyadari ku, mereka melangkah berlari kearah ku.
Lalu dari dalam perutku muncul sebuah teriakan, itu adalah raungan gembira dari jiwa ku yang menggila.
“GURUuuAaAA!”
Dengan tatapanku yang terkunci pada musuh, aku mengambil langkah.
◆◇◇◆◆◇◇◆
Karena atribut anda adalah kegelapan dan kematian, sihir yang dirapalkan akan menjadi black magic.
Karena anda menggunakan black magic, pikiranmu akan terpengaruh.
[Skill] <<Soul of a Crazed Warrior>> diperoleh.
Karena [Skill] <Soul of a Crazed Warrior>>, kau perlahan akan kehilangan kewarasanmu.
◆◇◇◆◆◇◇◆
ada cewe cakep malah jadi gila bertempur :3 kau goblin cacat kuso!! :(
ReplyDeletekirain lg ngapain sama reshia :v
ReplyDelete