Chapter 22: Jiwa seorang Raja
[Race] Goblin
[Level] 14
[Class] Duke; Ketua Kelompok
[Possessed Skills] <<Horde Commander>> <<Insurgent Will>> <<Overpowering Howl>> <<Swordsmanship B->> <<Insatiable Desire>> <<Distant Soul>> <<Ruler’s Wisdom I>> <<Eyes of the Blue Snake>> <<Dance at Death’s Border>> <<Red Snake’s Eye>> <<Magic Manipulation>> <<Soul of a Crazed Warrior>>
[Perlindungan Ilahi] Dewi Underworld, Altesia [Atribut] Kegelapan, Kematian
[Bawahan Beasts] Kobold (Lv9)
[Abnormal Status] <<Charm of the Saint>>
Tiga hari telah berlalu semenjak Gigo dan Kelompoknya datang ke Desa kami.
Aku punya anggota baru untuk grup tiga-orang bersamaan dengan para goblin lain. Awalnya, mereka kebingungan, tapi setelah mereka melihat sendiri efek dari jebakan, dan bagaimana itu bisa dengan mudah memojokan mangsaa, mereka kelihatannya begitu kagum. Fakta bahwa tidak ada gesekan adalah buktinya.
Aku memerintahkan para goblin untuk memfokuskan perburuan mereka di wilayah timur dan barat. Pada saat yang sama, aku memperingatkan mereka untuk tidak melukai Kobold.
Jika kami terlalu sering berburu, kami mungkin bisa saja mematahkan penghalang yang melindungi kami dari para manusia.
Aku juga mengingatkan mereka agar tidak melupakan perintahku untuk lari jika mereka menemukan salah satu orc yang muncul dari barat, atau jika mereka kebetulan bertemu Giant spider.
Tentu saja, mereka mungkin akan tetap lari meski aku tidak memerintahkan itu. Tapi belakangan ini, Giga sering menantang Beast terkuat di beberapa daerah, jadi dalam hal ini, aku cukup yakin mereka tidak akan melakukan sesuatu yang bodoh.
Setelah aku yakin para goblin bisa berpatroli disekitar desa dengan cukup baik, aku menemui Goblin tua.
Seperti biasa, tujuanku adalah mengumpulkan informasi untuk desa berikutnya. Rencanaku tidak berubah; aku akan memulainya dengan desa terdekat.
"Ada seseorang, tapi..." Kata Goblin tua, sedikit ragu-ragu. "Tapi dia sedikit berbahaya."
Kata-kata penuh kebencian itu membawa senyum di wajahku.
"Tidak penting. Aku akan membuatnya mengerti kekuatan ku," jawab ku.
Aku harus membuat Gray Wolf yang menyerang kami membayarnya. Demi tujuan itu, aku perlu mengumpulkan Yang Kuat dan Yang Lemah.
"Ada desa goblin diseberang danau dengan sekelompok Druid hidup didalamnya." Kata Goblin tua.
Dengan kata lain, sebuah desa yang diperintah oleh pengguna sihir. Dari apa yang goblin tua katakan, Druid ini kelihatannya merendahkan semua goblin selain class mereka sendiri.
“Druid, huh?” Gumam ku.
Semacam goblin* yang desaku tidak miliki. Dan karena dia mengatakan itu adalah sekelompok druid, maka pasti ada beberapa dari mereka disana. Bahkan hanya satu dari druid itu akan sangat memperkuat pasukanku jika aku menambahkan mereka.
(TL: *kau tau druid kayanya ini sejenis goblin cuma punya kekuatan sihir lebih baik. Bukan druid yg kaya di Slime yang cantiknya ajib banget.)
"Mangsa berikutnya sudah diputuskan," kata ku.
Tempat yang mereka kuasai setidaknya berjarak sekitar satu hari. Goblin tua, yang ragu-ragu hanya bisa menuntun kami.
Mendapat tempat yang aman adalah hal yang penting bagaimanapun juga.
Tetap saja itu akan hebat jika aku bisa mendapatkan sebuah peta, tapi sayangnya kemewahan semacam itu tidak mungkin ada.
Faktanya, hutan ini adalah Hutan Kegelapan yang terlarang. Manusia tidak boleh datang kesini.
Yah, sambil kesana, aku akan mengingat-ingat jalan.
Ngomong-ngomong, siapa yang seharusnya ku bawa?
Gigi baru saja menangkap beberapa beast baru, dan saat ini sibuk, jadi tidak akan mungkin membawanya dengan ku.
Disisi lain Gigo dan Gigu, mereka sangat sibuk mengajari Goblin baru cara berburu. bagaimanapun juga, Mantan pemimpin merupakan pengajar yang baik.
Jadi yang tersisa...
“Giga!” Teriak ku.
Giga sudah sangat haus bertarung sejak Serangan Orc, jadi aku putuskan membawanya dengan ku.
"Seperti keinginan mu!" Jawab Giga
Dan begitulah aku meninggalkan desa dengan Giga untuk mengintai.
◆◇◇
Kami tau ada banyak Spear Dear untuk diburu sampai danau, jadi kami tidak akan tersesat.
Saat kami sampai di danau, kami melakukan pengintaian kami dengan berjalan disekitar, mengamati sekeliling mencoba memahami daerah, untuk menjawab pertanyaan seperti "apakah ada jalan bagi sejumlah besar goblin yang bisa digunakan?" "Berapa banyak Monster yang kuat? Atau sebaliknya, berapa banyak mangsa yang bisa kita buru dengan mudah?" Pertanyaan-pertanyaan seperti itu.
Hmm… saat tiba waktunya untuk bertarung, Hutan mungkin lebih baik.
Sihir Druid mengkhawatirkan juga. Itu sesuatu yang tak pernah ku lawan, jadi aku cukup cemas dan bersemangat.
Dan sementara aku tenggelam dalam pemikiranku, Giga memanggil ku, "Ketua," kata nya.
Menengok Giga, aku melihat dia menunjuk sebuah arah dengan tombaknya. Mengikuti itu, aku melihat monster yang takpernah kulihat sebelumnya.
Sesaat aku menatap erat padanya, [Skill] <<The Red’s Snake Eye>> aktif, dan statusnya muncul.
[Skill] <<The Red’s Snake Eye>> telah diaktifkan.
[Race] Lizard Man.
[Level] 10
[Class] Larva
[Possessed skills] <<Underwater Movement>> <<Swordsmanship D+>> <<Call for Friends>> [Perlindungan Ilahi] None
[Atribut] None
Monster yang hidup di danau membangkitkan kewaspadaan dalam diriku.
Pada saat itu, Giga meminta ku dengan semangat, "Ketua, biarkan aku, bertarung!" Kata nya.
Giga begitu penuh hasrat untuk melawannya hingga nyaris melompat-lompat dalam keributan, tapi aku menghentikannya dan terus mengamati lizard man itu.
Lalu aku menanyai Giga, “Kenapa?”
Kenapa kau begitu bersemangat untuk bertarung? Sejujurnya, aku benar-benar tidak mengerti perasaan Giga.
Lalu Giga menjawab, "aku, ingin menjadi, Kekuatan Ketua!"
Mendengar itu membuat mataku melebar, mengalihkan sepasang mataku dari Lizard man ke Giga.
Melihatnya seperti ini, Semangat Giga masihlah seperti biasa. Dia memang bukanlah orang yang akan berbohong, jadi... Apa dia berkata jujur?
"Aku, mendapat kekuatan. Demi menolong, Raja," lanjut nya.
"Apa aku tidak bisa diandalkan?" Tanya ku.
Giga menggelengkan kepalanya, dan aku menghembuskan nafas lega.
Kelihatannya dia menyukai ku.
…
Sial, ini memalukan!
Tapi tetap saja...
Jadi kau tetap akan mengikuti ku, huh?
Aku menatap Lizard man lagi.
Dengan tampilan seperti-buaya yang bermandikan sinar matahari, lizardman itu benar-benar tampak cukup mempesona. Hanya saja disana ada pedang tajam yang melengkung ditangannya. Dan di tangannya yang lain ada kuku tajam yang memanjang.
Dan sisik-sisk itu...
Itu tidak seperti dilukai dengan pisau keras, jadi itu pasti karena arus air yang membelahnya dan entah bagaimana membengkak. Apa ada hal yang seperti itu? Aku penasaran.
Kemudian Giga berseru lagi, berusaha mendorongku kedalam kegembiraan berlebihannya.
"Ketua!" Kata nya.
Giga terengah-engah dalam kegembiraan.
"Jangan, terlalu memaksakan dirimu," kata ku.
Giga mengangguk ke atas bawah begitu energik sampai-sampai membuat suara berdengung.
"Juga, aku tidak akan ikut campur, oke?"
Dengan kata-kata itu, semangat juang menyala dalam mata Giga.
Ini adalah pertarungan yang Giga inginkan, jadi aku pastikan untuk membuatnya mengerti bahwa dia harus menerima hasilnya apapun yang terjadi. Mungkin kasar, tapi penting bagi Giga memahami ini.
Para Goblin bawahanku... Aku penasaran, akankah mereka tetap menjadi hewan ternak dibawah kuasa ku? Ataukah mereka akan tumbuh menjadi prajurit sepenuhnya? Aku tidak keberatan dengan itu. Kalian para goblin bisa menjadi hewan ternak, aku tidak peduli.
Hidup kalian tidak berbeda dengan babi-babi yang disajikan diatas meja.
Tapi... Jika kau kebetulan mendapatkan kehormatan sebagai seorang prajurit, maka...
Pada pemikiran itu, aku membuat keputusan.
–––aku tidak akan membiarakan satupun dari kalian mati sia-sia!
Para prajurit yang suatu saat akan hidup di negaraku. Pemberani itu, sosok-sosok besar yang akan kulihat. Jika kau bisa membuatku merasakan sedikit rasa kemenangan itu, maka kau akan menjadi kebanggaanku.
Meski aku akan dipanggil, Raja monster.
Meski aku akan di ejek sebagai, Raja kerdil. Aku tidak akan meninggalkan mu.
Aku akan memimpin mu dan orang-orang mu, dan aku akan mengangkat sebuah negara baru!
Untuk mengikuti ku bersiaplah di jalan perang. Sanggupkah kau melawan musuh besar yang berada diatas mu tanpa istirahat.
Jadi....
"Pergi!" Teriak ku, setelah itu Goblin meluncur dengan cepat. Dan aku menyaksikannya dengan tenang.
Mungkin ini terlalu bertele-tele, tapi itu hal yang diperlukan.
Saat aku mengatakan itu pada diriku, aku menggenggam erat Iron Second ku.
Aku khawatir tentang skill <<Call for Friends>> milik Lizardman itu. Jika itu sesuatu yang bisa memanggil jenisnya, maka aku mungkin telah membahayakan hidupku.
◆◇◆
Tombak Giga menyerempet sisik Lizard man, dan darah hijau mengalir keluar.
Tapi lizardman, secara alami, sebuah ras yang mana diatas goblin rare, tidak mungkin goyah. Sebaliknya ia menggenggam erat pedang melengkung nya, dan mengayunkannya menuju Giga.
Daya tolak tombak kembali pada tangan Giga, dan menahan pedang lengkung itu.
Seharusnya, dalam pertarungan antara tombak dan pedang, tombak akan unggul di jangkauan serang.
Akan tetapi, semangat juang giga yang meluap-luap membuat Giga menantang Lizard man dalam pertarungan jarak dekat.
Ini buruk, pikir ku.
Pertarungan terus berlanjut, dan Lizard man terus menekan. Dalam setiap serangan, Giga yang haus bertarung terpojokkan. Meski Giga menahan salah satu serangan, serangan lain akan datang setelahnya. Bagaimanapun juga, Pedang melengkung aslinya dibuat untuk menebas dengan mudah.
Pedang terus menghujani, tanpa henti, melesat dari atas, bawah, kanan dan kiri.
Lizard man jelas tidak hanya unggul dalam Ras, tapi juga memanfaatkan penuh keuntungannya.
Aku menggertakan gigiku, tapi aku tidak akan bergabung kedalam keributan itu.
Seperti yang aku bilang, ini adalah pertarungan yang Giga inginkan.
Jadi aku hanya akan melihatnya, dengan tenang, tanpa mengangkat satu jaripun.
Meski kematian akan mendatangi mu, aku akan tetap disini.
Tidak peduli apakah kau monster atau manusia. Saat pria telah memutuskan untuk bertarung, dia harus melakukannya sampai akhir.
Itulah yang aku percaya.
Pedang Lizard man akhirnya mulai melukai tubuh giga secara bertahap. Dan darah merah goblin menyembur keudara.
Alis ku mengerut, dan tatapanku menajam. Sangat tajam sampai penampilanku saja bisa membunuh. Dan keringat berkumpul di telapak tanganku yang menggenggam erat Iron Second.
Giga menarik tombaknya kembali. Dan pedang lizard man pun berayun mengincar dirinya.
Panik, goblin mengambil jarak, dan aku akhirnya merasa sedikit lega.
Bagus, pikirku. Itulah yang seharusnya kau lakukan. Ambil beberapa jarak, dan serang dari sana.
Jika kau melakukan itu, kau akan punya kesempatan menang.
Terlihat dari sini, bahkan lizard man lengah pada pegangan tombak giga.
Giga pastinya tidak tertinggal dalah hal kemampuan.
Tapi tubuh giga perlu mengatasi perbedaan besar dalam kemampuan fisik.
Setelah Giga mengambil jarak, Lizard man segera mencoba mendekatinya.
Pada pertarungan defensif sepihak giga ini, kesabaranku mulai mendekati batas.
Lizard man menyayat dari bawah keatas, melukai kaki giga. Darah merah menyembur keluar, dan pedang melengkung itu membentuk lingkaran sesaat melintas.
Tapi Giga hanya menggenggam tombak miliknya sekali lagi.
Pada saat yang sama, pedang melengkung itu berayun kebawah
-- Berbahaya!
Saat pikiran itu meledak dalam benakku, aku meluncur ke arah Lizard man dan Giga. Aku tau aku tidak boleh melakukan ini, tapi tetap saja!
Akan tetapi tiba-tiba saja, Giga mendadak... Mengambil langkah maju!?
Pedang menurun itu melukai bahu giga, dan lebih banyak darah merah menyembur keluar.
“Cih!”, decak lidahku.
Jangan mati Giga.
Tapi tepat disaat itu, suara lolongan keras memasuki telingaku.
“GURUAAA!”
Lalu Giga menempatkan semua kekuatannya pada tombak, dan mendorongnya, membuatku terkejut, dan mata Lizard man, membelalak.
Tombak yang didorong itu menembus kedalam dada Lizard man, dan darahnya menyembur keluar layaknya sungai merah.
Kemudian Giga jatuh bertekuk lutut, dan dia tampak terkejut pada Lizard man yang menarik tombaknya.
“Gyu, GyuAAeAAa!”
Lizard man meneriakan jeritan yang mampu menusuk telinga, dan kemudian menghembuskan nafas terakhirnya.
"Giga!" Seru ku.
"Ketua, aku, menang..." Kata Giga, lemah.
"Aah, itu kemenangan yang menakjubkan," jawab ku.
Kemudian seakan semua kekuatannya menghilang, Giga membungkuk, dan jatuh keatas tanah.
Dengan cepat, aku berlari menuju tempatnya, dan ketika aku sampai, dia sudah tertidur dalam-dalam.
Aku merasa sangat lega dari dalam lubuk hatiku sesaat aku melihatnya.
"Kurasa, aku tidak bisa mengerti perasaanku sendiri," gumam ku.
“GyuAA–“
Saat aku mengangkat Giga, aku mendengar sesuatu yang menderit.
Aku membawa Giga ke suatu tempat dekat danau, meletakannya disana untuk beristirahat, lalu menoleh kebelakang.
Dan disana, didepanku, ada sejumlah Lizardman merangkak dari dalam air.
Lima Lizard man.
"...sudah datang yah?" Tanya ku, meringkuk tersenyum.
Aku menenteng Iron second diatas bahuku.
Aku tidak boleh kalah. Tidak untuk lima Lizard man yang punya kekuatan setara dengan Goblin noble.
Sosok gagah dari pria yang mengatakan dia akan menjadi kuat demi diriku membara dalam jiwaku.
Akulah Raja orang itu, Raja kebanggaan para monster!
Entah itu Zenobia! Atau Altesia! Tak satupun pantas berdiri didepanku!
"Rubah diriku menjadi sebilah pedang (Enchant)!!"
Api kegelapan seperti jurang menyelimuti pedangku. Dan layaknya hatiku yang sedang terbakar, api yang aku enchant juga penuh dengan kemarahan.
◆◇◇◆◇◇
[Level] telah meningkat.
14 -> 22
[Skill] <<Distant Soul>> berevolusi menjadi [Skill] <<King’s Soul>>.
Karena anda mendapat pengikut dalam kelompok anda, kekuatan sihir UP. Setiap kali anda memperoleh pengikut, jumlah kekuatan sihir anda akan meningkat.
Akan tetapi, setiap kali kekuatan sihir anda meningkat, kemampun Dewi Underworld mengontrol anda juga akan meningkat.
Kesetiaan bawahan monster UP.
◆◇◇◆◇◇
[Race] Goblin
[Level] 14
[Class] Duke; Ketua Kelompok
[Possessed Skills] <<Horde Commander>> <<Insurgent Will>> <<Overpowering Howl>> <<Swordsmanship B->> <<Insatiable Desire>> <<Distant Soul>> <<Ruler’s Wisdom I>> <<Eyes of the Blue Snake>> <<Dance at Death’s Border>> <<Red Snake’s Eye>> <<Magic Manipulation>> <<Soul of a Crazed Warrior>>
[Perlindungan Ilahi] Dewi Underworld, Altesia [Atribut] Kegelapan, Kematian
[Bawahan Beasts] Kobold (Lv9)
[Abnormal Status] <<Charm of the Saint>>
Tiga hari telah berlalu semenjak Gigo dan Kelompoknya datang ke Desa kami.
Aku punya anggota baru untuk grup tiga-orang bersamaan dengan para goblin lain. Awalnya, mereka kebingungan, tapi setelah mereka melihat sendiri efek dari jebakan, dan bagaimana itu bisa dengan mudah memojokan mangsaa, mereka kelihatannya begitu kagum. Fakta bahwa tidak ada gesekan adalah buktinya.
Aku memerintahkan para goblin untuk memfokuskan perburuan mereka di wilayah timur dan barat. Pada saat yang sama, aku memperingatkan mereka untuk tidak melukai Kobold.
Jika kami terlalu sering berburu, kami mungkin bisa saja mematahkan penghalang yang melindungi kami dari para manusia.
Aku juga mengingatkan mereka agar tidak melupakan perintahku untuk lari jika mereka menemukan salah satu orc yang muncul dari barat, atau jika mereka kebetulan bertemu Giant spider.
Tentu saja, mereka mungkin akan tetap lari meski aku tidak memerintahkan itu. Tapi belakangan ini, Giga sering menantang Beast terkuat di beberapa daerah, jadi dalam hal ini, aku cukup yakin mereka tidak akan melakukan sesuatu yang bodoh.
Setelah aku yakin para goblin bisa berpatroli disekitar desa dengan cukup baik, aku menemui Goblin tua.
Seperti biasa, tujuanku adalah mengumpulkan informasi untuk desa berikutnya. Rencanaku tidak berubah; aku akan memulainya dengan desa terdekat.
"Ada seseorang, tapi..." Kata Goblin tua, sedikit ragu-ragu. "Tapi dia sedikit berbahaya."
Kata-kata penuh kebencian itu membawa senyum di wajahku.
"Tidak penting. Aku akan membuatnya mengerti kekuatan ku," jawab ku.
Aku harus membuat Gray Wolf yang menyerang kami membayarnya. Demi tujuan itu, aku perlu mengumpulkan Yang Kuat dan Yang Lemah.
"Ada desa goblin diseberang danau dengan sekelompok Druid hidup didalamnya." Kata Goblin tua.
Dengan kata lain, sebuah desa yang diperintah oleh pengguna sihir. Dari apa yang goblin tua katakan, Druid ini kelihatannya merendahkan semua goblin selain class mereka sendiri.
“Druid, huh?” Gumam ku.
Semacam goblin* yang desaku tidak miliki. Dan karena dia mengatakan itu adalah sekelompok druid, maka pasti ada beberapa dari mereka disana. Bahkan hanya satu dari druid itu akan sangat memperkuat pasukanku jika aku menambahkan mereka.
(TL: *kau tau druid kayanya ini sejenis goblin cuma punya kekuatan sihir lebih baik. Bukan druid yg kaya di Slime yang cantiknya ajib banget.)
"Mangsa berikutnya sudah diputuskan," kata ku.
Tempat yang mereka kuasai setidaknya berjarak sekitar satu hari. Goblin tua, yang ragu-ragu hanya bisa menuntun kami.
Mendapat tempat yang aman adalah hal yang penting bagaimanapun juga.
Tetap saja itu akan hebat jika aku bisa mendapatkan sebuah peta, tapi sayangnya kemewahan semacam itu tidak mungkin ada.
Faktanya, hutan ini adalah Hutan Kegelapan yang terlarang. Manusia tidak boleh datang kesini.
Yah, sambil kesana, aku akan mengingat-ingat jalan.
Ngomong-ngomong, siapa yang seharusnya ku bawa?
Gigi baru saja menangkap beberapa beast baru, dan saat ini sibuk, jadi tidak akan mungkin membawanya dengan ku.
Disisi lain Gigo dan Gigu, mereka sangat sibuk mengajari Goblin baru cara berburu. bagaimanapun juga, Mantan pemimpin merupakan pengajar yang baik.
Jadi yang tersisa...
“Giga!” Teriak ku.
Giga sudah sangat haus bertarung sejak Serangan Orc, jadi aku putuskan membawanya dengan ku.
"Seperti keinginan mu!" Jawab Giga
Dan begitulah aku meninggalkan desa dengan Giga untuk mengintai.
◆◇◇
Kami tau ada banyak Spear Dear untuk diburu sampai danau, jadi kami tidak akan tersesat.
Saat kami sampai di danau, kami melakukan pengintaian kami dengan berjalan disekitar, mengamati sekeliling mencoba memahami daerah, untuk menjawab pertanyaan seperti "apakah ada jalan bagi sejumlah besar goblin yang bisa digunakan?" "Berapa banyak Monster yang kuat? Atau sebaliknya, berapa banyak mangsa yang bisa kita buru dengan mudah?" Pertanyaan-pertanyaan seperti itu.
Hmm… saat tiba waktunya untuk bertarung, Hutan mungkin lebih baik.
Sihir Druid mengkhawatirkan juga. Itu sesuatu yang tak pernah ku lawan, jadi aku cukup cemas dan bersemangat.
Dan sementara aku tenggelam dalam pemikiranku, Giga memanggil ku, "Ketua," kata nya.
Menengok Giga, aku melihat dia menunjuk sebuah arah dengan tombaknya. Mengikuti itu, aku melihat monster yang takpernah kulihat sebelumnya.
Sesaat aku menatap erat padanya, [Skill] <<The Red’s Snake Eye>> aktif, dan statusnya muncul.
[Skill] <<The Red’s Snake Eye>> telah diaktifkan.
[Race] Lizard Man.
[Level] 10
[Class] Larva
[Possessed skills] <<Underwater Movement>> <<Swordsmanship D+>> <<Call for Friends>> [Perlindungan Ilahi] None
[Atribut] None
Monster yang hidup di danau membangkitkan kewaspadaan dalam diriku.
Pada saat itu, Giga meminta ku dengan semangat, "Ketua, biarkan aku, bertarung!" Kata nya.
Giga begitu penuh hasrat untuk melawannya hingga nyaris melompat-lompat dalam keributan, tapi aku menghentikannya dan terus mengamati lizard man itu.
Lalu aku menanyai Giga, “Kenapa?”
Kenapa kau begitu bersemangat untuk bertarung? Sejujurnya, aku benar-benar tidak mengerti perasaan Giga.
Lalu Giga menjawab, "aku, ingin menjadi, Kekuatan Ketua!"
Mendengar itu membuat mataku melebar, mengalihkan sepasang mataku dari Lizard man ke Giga.
Melihatnya seperti ini, Semangat Giga masihlah seperti biasa. Dia memang bukanlah orang yang akan berbohong, jadi... Apa dia berkata jujur?
"Aku, mendapat kekuatan. Demi menolong, Raja," lanjut nya.
"Apa aku tidak bisa diandalkan?" Tanya ku.
Giga menggelengkan kepalanya, dan aku menghembuskan nafas lega.
Kelihatannya dia menyukai ku.
…
Sial, ini memalukan!
Tapi tetap saja...
Jadi kau tetap akan mengikuti ku, huh?
Aku menatap Lizard man lagi.
Dengan tampilan seperti-buaya yang bermandikan sinar matahari, lizardman itu benar-benar tampak cukup mempesona. Hanya saja disana ada pedang tajam yang melengkung ditangannya. Dan di tangannya yang lain ada kuku tajam yang memanjang.
Dan sisik-sisk itu...
Itu tidak seperti dilukai dengan pisau keras, jadi itu pasti karena arus air yang membelahnya dan entah bagaimana membengkak. Apa ada hal yang seperti itu? Aku penasaran.
Kemudian Giga berseru lagi, berusaha mendorongku kedalam kegembiraan berlebihannya.
"Ketua!" Kata nya.
Giga terengah-engah dalam kegembiraan.
"Jangan, terlalu memaksakan dirimu," kata ku.
Giga mengangguk ke atas bawah begitu energik sampai-sampai membuat suara berdengung.
"Juga, aku tidak akan ikut campur, oke?"
Dengan kata-kata itu, semangat juang menyala dalam mata Giga.
Ini adalah pertarungan yang Giga inginkan, jadi aku pastikan untuk membuatnya mengerti bahwa dia harus menerima hasilnya apapun yang terjadi. Mungkin kasar, tapi penting bagi Giga memahami ini.
Para Goblin bawahanku... Aku penasaran, akankah mereka tetap menjadi hewan ternak dibawah kuasa ku? Ataukah mereka akan tumbuh menjadi prajurit sepenuhnya? Aku tidak keberatan dengan itu. Kalian para goblin bisa menjadi hewan ternak, aku tidak peduli.
Hidup kalian tidak berbeda dengan babi-babi yang disajikan diatas meja.
Tapi... Jika kau kebetulan mendapatkan kehormatan sebagai seorang prajurit, maka...
Pada pemikiran itu, aku membuat keputusan.
–––aku tidak akan membiarakan satupun dari kalian mati sia-sia!
Para prajurit yang suatu saat akan hidup di negaraku. Pemberani itu, sosok-sosok besar yang akan kulihat. Jika kau bisa membuatku merasakan sedikit rasa kemenangan itu, maka kau akan menjadi kebanggaanku.
Meski aku akan dipanggil, Raja monster.
Meski aku akan di ejek sebagai, Raja kerdil. Aku tidak akan meninggalkan mu.
Aku akan memimpin mu dan orang-orang mu, dan aku akan mengangkat sebuah negara baru!
Untuk mengikuti ku bersiaplah di jalan perang. Sanggupkah kau melawan musuh besar yang berada diatas mu tanpa istirahat.
Jadi....
"Pergi!" Teriak ku, setelah itu Goblin meluncur dengan cepat. Dan aku menyaksikannya dengan tenang.
Mungkin ini terlalu bertele-tele, tapi itu hal yang diperlukan.
Saat aku mengatakan itu pada diriku, aku menggenggam erat Iron Second ku.
Aku khawatir tentang skill <<Call for Friends>> milik Lizardman itu. Jika itu sesuatu yang bisa memanggil jenisnya, maka aku mungkin telah membahayakan hidupku.
◆◇◆
Tombak Giga menyerempet sisik Lizard man, dan darah hijau mengalir keluar.
Tapi lizardman, secara alami, sebuah ras yang mana diatas goblin rare, tidak mungkin goyah. Sebaliknya ia menggenggam erat pedang melengkung nya, dan mengayunkannya menuju Giga.
Daya tolak tombak kembali pada tangan Giga, dan menahan pedang lengkung itu.
Seharusnya, dalam pertarungan antara tombak dan pedang, tombak akan unggul di jangkauan serang.
Akan tetapi, semangat juang giga yang meluap-luap membuat Giga menantang Lizard man dalam pertarungan jarak dekat.
Ini buruk, pikir ku.
Pertarungan terus berlanjut, dan Lizard man terus menekan. Dalam setiap serangan, Giga yang haus bertarung terpojokkan. Meski Giga menahan salah satu serangan, serangan lain akan datang setelahnya. Bagaimanapun juga, Pedang melengkung aslinya dibuat untuk menebas dengan mudah.
Pedang terus menghujani, tanpa henti, melesat dari atas, bawah, kanan dan kiri.
Lizard man jelas tidak hanya unggul dalam Ras, tapi juga memanfaatkan penuh keuntungannya.
Aku menggertakan gigiku, tapi aku tidak akan bergabung kedalam keributan itu.
Seperti yang aku bilang, ini adalah pertarungan yang Giga inginkan.
Jadi aku hanya akan melihatnya, dengan tenang, tanpa mengangkat satu jaripun.
Meski kematian akan mendatangi mu, aku akan tetap disini.
Tidak peduli apakah kau monster atau manusia. Saat pria telah memutuskan untuk bertarung, dia harus melakukannya sampai akhir.
Itulah yang aku percaya.
Pedang Lizard man akhirnya mulai melukai tubuh giga secara bertahap. Dan darah merah goblin menyembur keudara.
Alis ku mengerut, dan tatapanku menajam. Sangat tajam sampai penampilanku saja bisa membunuh. Dan keringat berkumpul di telapak tanganku yang menggenggam erat Iron Second.
Giga menarik tombaknya kembali. Dan pedang lizard man pun berayun mengincar dirinya.
Panik, goblin mengambil jarak, dan aku akhirnya merasa sedikit lega.
Bagus, pikirku. Itulah yang seharusnya kau lakukan. Ambil beberapa jarak, dan serang dari sana.
Jika kau melakukan itu, kau akan punya kesempatan menang.
Terlihat dari sini, bahkan lizard man lengah pada pegangan tombak giga.
Giga pastinya tidak tertinggal dalah hal kemampuan.
Tapi tubuh giga perlu mengatasi perbedaan besar dalam kemampuan fisik.
Setelah Giga mengambil jarak, Lizard man segera mencoba mendekatinya.
Pada pertarungan defensif sepihak giga ini, kesabaranku mulai mendekati batas.
Lizard man menyayat dari bawah keatas, melukai kaki giga. Darah merah menyembur keluar, dan pedang melengkung itu membentuk lingkaran sesaat melintas.
Tapi Giga hanya menggenggam tombak miliknya sekali lagi.
Pada saat yang sama, pedang melengkung itu berayun kebawah
-- Berbahaya!
Saat pikiran itu meledak dalam benakku, aku meluncur ke arah Lizard man dan Giga. Aku tau aku tidak boleh melakukan ini, tapi tetap saja!
Akan tetapi tiba-tiba saja, Giga mendadak... Mengambil langkah maju!?
Pedang menurun itu melukai bahu giga, dan lebih banyak darah merah menyembur keluar.
“Cih!”, decak lidahku.
Jangan mati Giga.
Tapi tepat disaat itu, suara lolongan keras memasuki telingaku.
“GURUAAA!”
Lalu Giga menempatkan semua kekuatannya pada tombak, dan mendorongnya, membuatku terkejut, dan mata Lizard man, membelalak.
Tombak yang didorong itu menembus kedalam dada Lizard man, dan darahnya menyembur keluar layaknya sungai merah.
Kemudian Giga jatuh bertekuk lutut, dan dia tampak terkejut pada Lizard man yang menarik tombaknya.
“Gyu, GyuAAeAAa!”
Lizard man meneriakan jeritan yang mampu menusuk telinga, dan kemudian menghembuskan nafas terakhirnya.
"Giga!" Seru ku.
"Ketua, aku, menang..." Kata Giga, lemah.
"Aah, itu kemenangan yang menakjubkan," jawab ku.
Kemudian seakan semua kekuatannya menghilang, Giga membungkuk, dan jatuh keatas tanah.
Dengan cepat, aku berlari menuju tempatnya, dan ketika aku sampai, dia sudah tertidur dalam-dalam.
Aku merasa sangat lega dari dalam lubuk hatiku sesaat aku melihatnya.
"Kurasa, aku tidak bisa mengerti perasaanku sendiri," gumam ku.
“GyuAA–“
Saat aku mengangkat Giga, aku mendengar sesuatu yang menderit.
Aku membawa Giga ke suatu tempat dekat danau, meletakannya disana untuk beristirahat, lalu menoleh kebelakang.
Dan disana, didepanku, ada sejumlah Lizardman merangkak dari dalam air.
Lima Lizard man.
"...sudah datang yah?" Tanya ku, meringkuk tersenyum.
Aku menenteng Iron second diatas bahuku.
Aku tidak boleh kalah. Tidak untuk lima Lizard man yang punya kekuatan setara dengan Goblin noble.
Sosok gagah dari pria yang mengatakan dia akan menjadi kuat demi diriku membara dalam jiwaku.
Akulah Raja orang itu, Raja kebanggaan para monster!
Entah itu Zenobia! Atau Altesia! Tak satupun pantas berdiri didepanku!
"Rubah diriku menjadi sebilah pedang (Enchant)!!"
Api kegelapan seperti jurang menyelimuti pedangku. Dan layaknya hatiku yang sedang terbakar, api yang aku enchant juga penuh dengan kemarahan.
◆◇◇◆◇◇
[Level] telah meningkat.
14 -> 22
[Skill] <<Distant Soul>> berevolusi menjadi [Skill] <<King’s Soul>>.
Karena anda mendapat pengikut dalam kelompok anda, kekuatan sihir UP. Setiap kali anda memperoleh pengikut, jumlah kekuatan sihir anda akan meningkat.
Akan tetapi, setiap kali kekuatan sihir anda meningkat, kemampun Dewi Underworld mengontrol anda juga akan meningkat.
Kesetiaan bawahan monster UP.
◆◇◇◆◇◇
Comments
Post a Comment