Skip to main content

Goblin Kingdom - Chapter 25: Duel Bagian II

 Bantu kami dengan mematikan Adblock mu dan mengklik iklan dibawah ini



 --------------

Chapter 25: Duel Bagian II

TL Note: cuma ngingetin, pas mc ngomong goblin rare maksudnya itu pemimpin druid karena class nya emang goblin rare.

Goblin kingdom - Chapter 25: Duel II
[Race] Goblin
[Level] 22
[Class] Duke; Ketua Kelompok
[Possessed Skills] <<Horde Commander>> <<Insurgent Will>> <<Overpowering Howl>> <<Swordsmanship B->> <<Insatiable Desire>> <<King’s Soul>> <<Ruler’s Wisdom I>> <<Eyes of the Blue Snake>> <<Dance at Death’s Border>> <<Red Snake’s Eye>> <<Magic Manipulation>> <<Soul of a Crazed Warrior>>
[Divine Protection] Dewi Underworld (Altesia)
[Atribut] Kegelapan; Kemaian
[Bawahan Beasts] Kobold (Lv9)
[Abnormal Status] <<Charm of the Saint>>

Menekan diriku sendiri ketanah, aku memenuhi tubuhku dengan kekuatan dan berakselarasi.

Tanah meninggalkan lubang, dan aku menjadi kabut. Pada saat yang sama, aku mengangkat Iron Second seraya berseru, mengayunkannya kebawah, mencoba membelah goblin rare menjadi dua.

Terkejut, goblin rare dengan cepat mundur.

Tapi dia terlalu naif.

Apa dia pikir aku tidak bisa mengejar langkah lambat itu!?

Iron Second menghantam tanah. Menggunakan kekuatan tabrakan ini, aku mengayunkan great sword dan mengincar goblin rare.

[Skill] <<Swordsmanship B->> menuntun pedangku, mengarahkannya pada musuhku.

Dan dengan kaki goblin rare yang akan menjadi milikku, dia tidak mungkin menghindarinya.

Tapi baru saat pedangku hampir melukainya, goblin rare merapal mantra,

“Balut diriku dengan angin (Accel),” rapal nya.

Dan tiba-tiba saja, goblin didepanku lenyap. Dan pedang yang ku ayunkan, tidak menghantam apapun selain angin.

"Swordsmanship yang bagus,” ucap suara dibelakangku.

Sebuah senyum licik muncul diwajah ku dan aku berkata, "...kaki mu cukup cepat yah," aku berbalik kearah goblin.

Tapi disaat bersamaan sebilah pisau angin melesat mengincar ku. Dengan sigap, aku mengayunkan pedangku untuk menangkisnya.

Kemudian menggenggam erat pedangku dengan kedua tangan, aku menatap musuh ku.

Seperti yang ku pikir, orang ini tidak bisa ditangani dengan cara biasa.

[Skill] <<Eyes of the Blue Snake>> diaktifkan.

Mengaktifkannya, skill ini bisa memberitahu ku kelemahan musuh.

Kelemahannya: Kepala, jantung, staff…

Hmm… jadi staff itu merupakan kelemahannya meski kami berdua goblin.

Saat aku berpikir didalam hati menganalisa goblin itu, dia berteriak, "tidak akan terjadi apapun jika kau hanya berdiri disana!"

Saat dia berteriak, goblin mendorong staff nya kedalam tanah, dan merapal mantra lain.

"Hatiku mengikuti angin (Windea).”

Sesaat setelah dia merapal kata-kata itu, atmospir disekitar bergetar, dan tornado kecil muncul disekitar goblin rare.

Apa kau berencana mencekik ku!!? Pikirku dalam hati.

"Rubah aku menjadi sebilah pedang (Enchant)!” Rapal ku.

Melihat goblin rare menciptakan pusaran angin itu, aku merapal sihir ku sendiri, dan menyelimuti pedangku dengan api kegelapan.

“GURUuuAAA!” Seru ku.

Dengan semangat ku, aku menghancurkan pusaran-pusaran kecil itu dengan great sword. Tapi salah satu pusaran itu berhasil lolos, dan selayaknya pisau, itu meninggalkan ku sebuah luka.

Panas, pikirku, saat aku merasakan sensasi hangat dari luka lebar di kaki ku. Tapi berlawanan dengan perasaan itu, goblin rare didepanku cukup senang.

"Jadi kau bisa menggunakan sihir yah!" Dia berseru bahagia.

Lalu goblin rare mulai merapal lagi serangan yang lebih kuat.

"Wahai angin, biarkan sayap-sayap–––“

Tapi aku tidak memperdulikan itu, dan segera menghantamnya dengan pedang ku yang berselimutkan api, membuat goblin rare tidak punya pilihan lain selain lari.

“Cih, balut diriku dengan angin(Accel)!”

Aku menggeser great sword ke sampingku. Dan mendorongnya pada goblin rare secepat yang ku bisa, berusaha menangkapnya dengan menembus angin itu.

Namun musuh masih lebih cepat.

goblin rare meneruskan kekuatan akselarasinya, dan bergerak dengan kecepatan yang membuatnya seolah-olah dia lenyap.

Tapi sesaat aku kehilangannya, aku segera merespon dengan mengayunkan pedangku sambil berbalik. Namun aku tidak merasakan apapun.

Apa aku meleset!? Tanya ku sendiri.

Rapalan yang bergema menjawab suara itu.

"Wahai angin kuat. Wahai angin puyuh (Wind Cutter),” rapal goblin rare.

Dan dengan segera, dua buah pisau melesat dengan kecepatan tak terlihat oleh mata, mengoyak-oyak kepulan debu di jalurnya. Dibelakang dua pisau itu, goblin rare mulai merapal lagi.

Aku berteriak dalam benakku, menghindar!

Lalu saat aku mengambil langkah dengan kekuatan yang cukup untuk membuat lubang ditanah, aku melolong “GURUUuUAA!”

Aku mengayunkan great sword ku pada pisau yang mendekat, dan menghancurkannya. Lalu saat pisau angin itu lenyap, aku bergegas menuju musuh dengan pedangku yang terangkat.

Dan baru saat aku berpikir goblin rare akan mengambil langkah mundur, dia bergerak lurus kearahku.

Bangsat, itu langkah bagus! Pikir ku dalam hati. Tapi tetap saja itu masih lambat!

Dibutuhkan keberanian besar serta pengetahuan untuk membuat keputusan seperti itu, mengincar dada tak berdaya musuh dari pada melarikan diri.

Tapi meski begitu, pedangku masih lebih cepat dari pada pujianku tadi. Dan aku mengayunkan pedangku kebawah dengan kekuatan yang bahkan mampu menghancurkan batu-batuan, tapi kemudian goblin rare merapal sihir lain,

"Dengan kuasa dewa angin (Boost),” rapal nya.

Tiba-tiba lapisan angin muncul di sekitarnya, menjadikan seranganku tergelincir, sementara serangannya sendiri terus menuju dada ku.

Tidak! Teriak instingku saat staff itu terus berayun, dan segera setelah aku merapal, Goblin rare ikut merapal.

"Biarkan tubuhku di sucikan (shield),” rapal ku.

"Nyanyian angin burung sabit (slash),” rapal nya

Kami sama-sama merapal, dan ketika tubuhku telah dibalut dengan api hitam, terjangan angin musuh datang menghantam ku.

Kekuatan itu membuatku terlempar ke udara. Tapi bagaimanapun juga... Aku harus berdiri.

Aku sudah mempersiapkan diriku sendiri dari serangan tiba-tiba yang mengincar kaki ku, tapi apa yang datang malahan suara goblin rare.

“Tidak buruk,” kata nya.

goblin rare tampak menikmati situasi ini dari dalam hati nya.

Apa itu karena kepercayaan diri miliknya? Aku penasaran. Tapi tidak melupakan sifat ku, aku menjawab,

“Kau juga.”

Setelah istirahat sebentar, aku berlari memperpenek jarak antara kami. Aku tidak akan membiarkan diriku sendiri tertangkap oleh kecepatannya. Atau lebih tepatnya, aku tidak bisa memberikan kemudahan semacam itu.

Menjadi Goblin rare, dia mungkin tidak tau ini, tapi penglihatan hebat dari goblin duke tidak dapat diremehkan. Aku tidak melewatkan sedikitpun kelemahan yang dia tunjukan saat dia menggertak beberapa waktu lalu, maksudku kaki gemetarannya. Bukti dari kelelahannya.

Sekarang, aku akan membuat mu membiarkanku mengambil semua keuntungan itu, goblin!

"Kenapa terburu-buru!?" Tanya goblin rare.

Tanpa berhenti, aku mengayunkan pedang ku lagi. Dan disaat yang sama aku merapal, "Rubahlah aku menjadi sebilah pedang (Enchant).”

Apa hitam menyelimuti pedangku saat aku mengayunkannya.

Kekuatan fisik ku jauh melebihi goblin rare, jadi aku akan memanfaatkan itu dan melenyapkan sihirmu.

Goblin itu semakin kelelahan ditiap sayatan penuh kekuatan untuk menghabisinya.

“Balut diriku dengan angin (Accel),” rapal goblin rare.

Perang gesekan hanya akan menghasilkan kemenangan ku. goblin rare tau itu, jadi dia jelas akan bertaruh disela-sela pertarungan ini. Sebuah pertaruhan yang akan membawaku pada kekalahan instan.

Jadi aku menjaga mataku tetap terbuka, memperhatikan dengan hati-hati pada setiap tanda-tanda rencana itu. Tapi pada saat yang sama, aku tidak sebaik membiarkan goblin ini mengambil pertaruhan.

Apakah kau tidak merencanakan apapun, pikirku. Kalau begitu, aku akan memotong mu dibawah sini.

Dan aku mengejar goblin yang baru saja lenyap.

Aku menyayat lagi dan lagi, tidak pernah membiarkannya istirahat, terus menyerangnya secara bertubi-tubi.

"Ada apa!? Pergerakan mu mulai melambat!" Ejek ku, berusaha memprovokasi goblin di tengah serangan bertubi-tubi itu. Tapi dia hanya menjawab dengan senyum licik.

––– ku pikir aku tetap tidak bisa menurunkan penjagaan ku bagaimanapun juga!

"Wahai angin kuat. Wahai angin puyuh (Wind Cutter),”. Rapal nya.

Goblin rare merapal pisau angin lain, dan aku menghindarinya dengan menggerakan setengah tubuhku. Pada saat yang sama, musuh ku berakselarasi.

“Balut diriku dengan angin (Accel),” rapal nya.

Dan dalam sekejap, dia lenyap dari pandangan ku. Dengan segera, aku mengayunkan great sword ku kebelakang, tapi goblin itu berhasil menghindari serangan ku.

Goblin rare berbalik, terengah-engah. Dia jelas sangat kelelahan.

"Mau menyerah?" Tanyaku, sambil menggenggam erat great sword.

Tapi goblin rare hanya tertawa saat dia mengacungkan staff nya terhadap ku.

––– jika kau tidak mau menyerah, maka aku akan melihat mu sampai akhir!

Aku harus menyingkirkan staff nya dulu, pikir ku. Jadi aku mengumpulkan kekuatan ku, dan mengarahkannya pada telapak kakiku. Dengan sebuah langkah, tanah menjadi retak-retak, dan dalam sekejap, aku melucur menuju goblin rare.

Tapi pada saat itu, aku melihat tongkat goblin rare yang ada ditangan didalam jubahnya.

Ini buruk! Pikir ku. Insting ku berteriak saat hidupku terancam.

Apa yang goblin rare ambil adalah sebuah permata perak. Kemudian dia mulai merapal,

“Engkau tuhan yang agung, dengarkan panggilan ku(Kryz).”

Dengan segera, aku menggunakan semua kekuatan ku untuk menghentikan seranganku, dan aku berguling-guling kesamping.

Tapi goblin rare tetap saja menekan stuff nya kedalam tanah sambil meneruskan rapalannya,

“Namanya adalah… dewa angin(Castor)!”

Kemudian, sebuah tornado dengan radius 4 meter muncul dengan goblin rare berada tengah-tengahnya.

tornado itu cukup tinggi, melebihi apapun disekitarnya dalam bentuk seekor naga. Naga itu mengerang diatas langit saat memandang rendah diriku.

Aku hanya bisa menelan ludah ku pada penampakan luarbiasa itu.

Ketika aku melihatnya merosot untuk menyerangku, aku merasakan keringat dingin merembes dari punggungku.

Mulutku tersenyum sendiri.

Energi sihir mengalir dari ular merah ditangan ku, memenuhiku dengan kekuatan. Energi ini seolah-olah mendorong ku untuk berteriak pada makhluk mengerikan dihadapanku.

"Baiklah, ayo kita selesaikan," kata ku dalam batin.

––– itu hanyalah angin kan? Kalau begitu ayo kita hancurkan itu!

Aku mengambil langkah dengan kaki kiri ku, dan mengangkat pedangku keatas. Lalu aku mengumpulkan semua sihir dalam tubuhku, dan mengirmkannya pada pedangku.

Saat naga angin menurun, ia membuka mulutnya, mengincar kepala ku.

“Rubah diriku menjadi sebilah pedang (Enchant)!” Rapal ku.

Ini ketiga kalinya aku menggunakan sihir ini, tapi kali ini, aku menggunakan kekuatan yang jauh melebihi sihir sebelumnya.

“OOoOOooAOOooO!” Aku melolong.

Dengan semua kekuatan ku, aku mendekati naga angin, dan membelahnya.

Dengan semua kekuatanku, aku membelahnya hanya dengan satu ayunan.

Amukan badai menutupi penglihatan ku. Ia melempari batu-batuan dalam kemarahannya. Dan pada kekalahan hebat dalam kekuatan sihir, aku bertekuk lutut, teriakan kemarahan dari tornado yang memudar, bergema sebagai latar belakang.

Sampai angin berhenti, kepulan debu menyelimuti area itu.

Kemudian saat angin berhenti, aku berdiri, dan mengayunkan pedangku, menyapu kabut menjauh. Dan aku menggenggam pedangku didepan dadaku sekali Lagi, dan menunggu.

“Nyanyian angin burung sabit (slash),” rapal goblin rare.

Percaya ini akan berakhir, goblin rare menggunakan sisa kekuatannya untuk menghabisiku. Serangannya itu seperti great sword ku.

dengan tenang aku menangkis serangannya dengan pedangku sendiri. Kemudian aku menarik kembali pedangku, dan mengayunkannya.

Goblin rare yang sudah tidak mempunyai kekuatan apapun, terlempar ke udara.

Seorang musuh yang tidak membiarkan ku menurunan penjagaanku bahkan untuk sesaat.

goblin rare memandang langit saat dia jatuh ke atas tanah.

Kemudian aku menyentuh lehernya dengan pedangku.

“Bahkan aku membuat kesalahan di saat terakhir," kata nya.

"Aku hanya beruntung," kata ku.

“Heh, beruntung?” Jawab goblin, tampak tidak puas.

"Jika kau tidak menerima itu, maka itu hanya karna perbedaan di tujuan yang kita cari," kata ku.

"Tujuan yang kita cari?" Tanya dia.

"Ambisi, dengan kata lain."

"Ambisi, kau bilang?"

Goblin rare menatap keatas dalam kesedihan. Dan tahu bahwa para goblin didalam desa juga mendengarkan, aku berkata sekencang mungkin,

"Aku akan membentuk negara. Aku akan mengumpulkan semua goblin dan menciptakan negara kuat. Jadi ikutilah aku! Aku memerlukan kekuatanmu!"

"Kerajaan goblin, kau bilang? Ha ha ha…, tak heran aku kalah."

goblin rare menutup matanya perlahan, dan mengambil nafas dalam.

“Baiklah, pergi. Pergi dan ambil segalanya yang ku punya."

Aku membawa goblin druid yang berlumuran darah itu, menuju tempat Reshia berada. Reshia menggembungkan pipinya tapi aku mengabaikannya,.

“Sembuhkan orang ini."

Saat goblin rare membuka matanya, dia bertanya,

“Kenapa kau menyelamatkan ku?"

Dan aku menjawab,

"Kau bilang segalanya... Itu termasuk dirimu, benar?"

Goblin rare menatapku kosong, kemudan dia tertawa hingga terbahak-bahak.

◆◇◇◆◆◇◇◆

Penggunaan sihir meningkat.

Third Impact (The Third Chant) diperoleh.

Level anda naik.

22 => 26
◆◇◇◆◆◇◇◆

Author’s note:

Aku akan mensampingkan hubungan antara goblin tua dan anak nya nanti.

Maaf buat mereka yang mengharapkan itu.

Lawan berikutnya yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, gray wolf.

Comments