Skip to main content

Goblin kingdom - Chapter 27: Gray Wolf III

 Bantu kami dengan mematikan Adblock mu dan mengklik iklan dibawah ini



 --------------
Chapter 27: Gray Wolf III

Lembaran cheat nama Goblin:
Bakal lebih gampang kalo pake CTRL+F.

[Goblin] Gi Ga
Goblin yang di kelompok terasing dengan MC ketika dia mengalahkan orc. Dia saat ini jadi class noble, yang tertinggi diantara bawahan MC. Dia memilih menggunakan tombak.

[Goblin] Gi Gu
Mantan pemimpin desa. Dia diberi tekanan oleh MC dalam bentuk goblin noble, dan menjadi bawahannya. Dia menggunakan long sword, dan secara relatif punya kecerdasan untuk seekor goblin rare.

[Goblin] Gi Gi
Dikenal sebagai beast warrior, goblin dengan kemampuan menjinakkan beast.
Dia berevolusi saat berburu spear deer dengan MC.
Dia menggunakan kapak. Class goblinnya adalah rare.

[Goblin] Gi Go
Seekor goblin dengan banyak luka-luka ditubuhnya. Makanan kelompoknya sering dicuri Gray wolf, jadi dia memutuskan untuk mengikuti protagonis. Dia adalah yang paling berpengalaman diantara goblin rare. Senjatanya adalah katana melengkung.

[Goblin] Gi Za
druid goblin rare yang baru bergabung dengan mereka.

Chapter 27: Gray Wolf III

[Race] Goblin
[Level] 26
[Class] Duke; Horde Chief
[Possessed Skills] <<Horde Commander>>
<<Insurgent Will>><<Overpowering Howl>>
<<Swordsmanship B->><<Insatiable Desire>>
<<King’s Soul>><<Ruler’s Wisdom I>><<Eyes
of the Blue Snake>><<Dance at Death’s
Border>><<Red Snake’s Eye>><<Magic
Manipulation>><<Soul of a Crazed Warrior>>
<<Third Impact (The Third Chant)>>
[Perlindungn Ilahi] Dewi Underworld (Altesia)
[Atribut] Kegelapan; Kematian
[Bawahan Beasts] Kobold (Lv9)
[Abnormal Status] <<Charm of the Saint>>

Aku membuat para druid untuk terbiasa bertarung dalam grup tiga-orang, dan pada saat yang sama, aku menemui Giza untuk untuk mengajarkan ku dasar sihir supaya aku bisa mengalahkan Gray Wolf.

Adapun Reshia, aku agak kapok dengan pelajarannya.

Dan sementara aku terus menjaga jarak darinya, aku secara kebetulan melihat Kobold terhuyung-huyung melewatiku.

Jadi aku mengambil sepotong daging kering, melambaikannya didepan kobold itu.

Dia dengansemangat mengibas-ngibaskan ekornya. Mengetahui dia begitu tertarik, aku melemparkan daging itu kedalam penjara reshia. Kobold mengikuti daging itu, berlari menuju ruangan Reshia.

Heh… setidaknya ini akan menghindarkanku dari terjaga setiap malamnya.

Aku pikir tadi aku mendengar Lili berteriak, tapi abaikan itu. Abaikan...

"Dewasa sekali kau," ucap Giza saat dia menatap tajam padaku.

Mengingat malam terakhir, sesuatu seperti ini normal saja.

"Selain itu, ajari aku sihir mu," kata ku, menyikat habis apa yang baru saja terjadi.

“Mn,” jawab Giza saat mengangguk, lalu dia memulai pelajaran sihirnya.

"Aku pikir kau sudah tau ini tapi..."

"Yah, mulai dari yang singkat dan simpel."

Dengan anggukan lain, pelajaran sihir dimulai.

Singkatnya, sihir adalah anugrah dewa, sementara magic power adalah sesuatu yang memperlihatkan konsumsi didalam makhluk hidup yang dikenal sebagai ether

Bagi manusia, mereka menyebutnya Mana, orang-orang disini memanggilnya ether. Dan karena mengkonsumsi ether ini Giza mampu men-summon pisau angin dan tornado.

Ether adalah sesuatu yang berada didalam tubuh makhluk hidup. Sesaat itu menyentuh udara atau air, dengan segera itu akan pudar, dan kembali kedalam tubuh. Sihir bisa dilakukan selama ether belum memudar.

Karena ether memudar saat bersentuhan dengan benda asing, mengumpulkan kekuatan dan merapal sihir kuat bukanlah sesuatu yang biasa.

"Jadi apa yang coba kau katakan adalah ether merupakan hal yang normal digunakan dalam tubuh?" Kata ku.

"Tidak, itu bukan ether," jawab Giza saatmenggeleng.

Ether sulit digunakan didalam tubuh.

Misalnya, jika seseorang ingin memperkuat ototnya dengan Ether, ia perlu memenuhi tubuhnya dengan ether, mengatur peredarannya, dan memanipulasinya sampai efek yang diinginkan tercapai.

Jadi Fireball yang dirapal oleh biarawan yang ku lawan sebelumnya tidak semata-mata hanya melempar bola api.

Jika dia membuat kesalahan dalam pengendaliannya, fireball akan segera memudar. Tapi jika dia mencoba menuangkan ether kedalam tubuhnya untuk memperkuat dirinya sendiri, skenario terburuknya, tubuhnya bisa terkoyak sebagian sementara mengkonsumsi ether didalam tubuhnya.

"Tapi tidak ada cara lain untuk mengetahui itu selain mencobanya, kan?" Kata ku, berdebat memanfaatkan itu.

Yang mana Giza bertanya menyindirku tajam, "apa ditengah-tengah pertarungan?"

Pertanyaan itu membuatku bingung.

Apa mustahil bagi seseorang yang pikirannya tidak stabil seperti diriku?

Setelah memikirkannya sejenak, aku menanyakan sesuatu yang terpikir.

"Kalau begitu apakah kau memiliki teknik meningkatan kecepatan? Seperti Accel yang kau gunakan," kata ku.

Apa yang paling ingin ku lihat untuk pertarungan yang akan datang dengan Gray Wolf adalah kecepatan milik mereka. Kalau saja aku bisa menghentikan kecepatan itu, maka yang terburuknya, aku hanya akan terlempar.

"Sihir itu membutuhkan ether yang dilepaskan disekitar tubuh dengan arah yang jelas. Akan tetapi, memanfaatkannya sebagai kekuatan itu cukup sulit," kata Giza.

Dengan kata lain jetpack satu-arah.

Tapi itu berarti, seolah-olah Giza cukup sering merapal sihir itu.

"Tapi tentu, bagaimanapun juga, aku punya Perlindungan Ilahi dari Dewa angin. Aku bisa membuat pembatas didepanku selama aku punya ether."

Memangnya Perlindungan Ilahi punya efek semacam itu?

Hmm… sayangnya, punya ku tidak dapat diandalkan.

Namun, aku harus melakukan ini.

"Baiklah, pergi dengan ku. Aku akan mencobanya."

"Sekarang?" Tanya Giza, sedikit terkejut.

"Tentu. Apakah aku bisa menggunakannya atau tidak dipertarungan itu bergantung pada bimbingan mu, iya kan? Jadi bantulah aku, guru."

"Guru... Itu terdengar tidak buruk sama sekali," jawab Giza, senang.

Mengabaikan Goblin rare yang cukup senang dengan dirinya sendiri, kami meninggalkan desa untuk berlatih sihir.

◆◇◇

9hari telah berlalu sejak aku memulai latihan kusus sihir.

Entahbagaimana aku berhasil mengendalikan Accel cukup baik sampai itu bisa digunakan dalam pertarungan.

Membutuhkan waktu lama, tapi akhirnya, kami siap.

"Giza, apa kau tau Gray Wolf?" Tanya ku.

"Ya, musuh yang lumayan kuat," jawabnya.

"Aku akan memburu sepasang. Terserah kau, goblin mana saja yang akan kau bawa?"

Giza melipat tangannya dan merenung. Kemudian setelah beberapa saat, dia berkata,

"Aku sendiri sudah cukup."

Dengan kata lain, goblin normal tidak bisa melakukan apapun.

"Aku akan merubah cara pikirmu," kataku membalas.

Membawa great sword dipunggungku, kami mengakhiri latihan.

Saat aku sampai di desa, aku memanggil para goblin class rare, dan memerintahkan mereka untuk berkumpul.

"Giga, Gigo, Giza, Gigi, bawa 10 goblin bersama kalian, dan bersiap untuk berburu... Target kita.... Gray Wolf!"

"Itu harus dilakukan bahkan jika itu mengambil nyawaku!" Jawab Gigo.

Baginya, pertarungan ini merupakan pemakaman untuk para goblin yang tidak bisa dia lindungi.

"Seperti yang anda kehendaki," jawab Giga sambil berlutut.

Masing-masinggoblin mengangguk pada ku. Setelah mereka selesai memilih 10 goblin, kami menyiapkan jatah yang diperlukan, kemudian meninggalkan desa menuju wilayah baratlaut.

Yang memimpin dari depan adalah beast gigi. Apa yang di bawanya kali ini adalah double head, seekor unta berkepala dua. Tubuhnya yang besar mampu dengan mudah membawa seekor goblin, dan dengan kekuatannya itu ia bisa membawanya tanpa sedikitpun kehilangan kecepatan.

Gigi mengedarai double head sambil memberi perintah pada bawahan beastnya.

Giga mengawal belakang kami sambil mengikuti Unit Utama dari belakang.

Gigo dan Giza melindungi sisi kanan dan kiri sambil tetap waspada.

–––ini terlalu tenang.

Ketika segerombolan goblin ini bergerak, setidak nya akan ada beberapa burung atau kelinci yang akan terkejut. Tapi saat ini, bahkan satupun suara tidak terdengar.

Tidak, mungkinkah...

Mungkinkah Gray Wolf telah memakan semua yang ada di daerah ini?

Jika begitu, maka harusnya Gray Wolf muncul sendiri tanpa kami mencari mereka.

–––Mangsa lezat ini menyodorkan tubuh mereka sendiri bagaimanapun juga... Tidak mungkin mereka tidak datang.

Dan seolah-olah membaca pikiranku, Unit depan yang dipimpin oleh Gigi berhenti.

–––apa mereka disini!?

"Mereka datang!" Teriak ku.

Dengan segera, Giga berlari ke depan sesaat aku memerintahkannya mempersingkat waktu. Gigo dan Giza bergabung dengan Unit Utama untuk melindungi sisi sayap.

Dan seperti yang ku kira, daerah didepan kami adalah daerah dengan sedikit pohon, hampir seperti padang rumput.

Gray Wolf memimpin 20 serigala dibelakangnya, menatapku tajam dengan tatapan predator sedang melihat mangsanya.

Martabat itu, keagungan itu, aura gray wolf mengguncang jiwa ku!

Seakan merespon itu, wajahku meringkuk tersenyum!

Tanganku menggenggam Iron second. Ujung kaki ku mendorong tanah. ular merah yang melingkar dari lenganku sampai di bawah kulit perutku serta darah yang mengalir melalui pembuluh darahku. Semuanya berteriak pada ku, membakarku kedalam sensasi kekuatan yang meluap-luap ini.

“GURUuuuOOOooUooOAAo!”
Jiwa ku menggila, meneriakan sebuah lolongan keras.

[Skill] <<Overpowering Howl>> diaktifkan. Bawahan serigala menjadi terdiam.

“UUuuoOOuuuOO!”

Pada saat yang sama, Gray Wolf ikut melolong dengan kuat, dan banyak dari bawahanku berlutut.

“Giga!”

"Seperti yang anda kehendaki!"

Aku menyerahkan komando pasukan pada Giga yang berada dibelakang.

"Giza, lindungi aku!"

"Serahkan pada ku!"

"Gigo, jangan kehilangan fokus!"

"Aku tau," jawab Gigo saat dia menarik pedang melengkungnya.

"Gigi, kali ini, jangan biarkan beast mu mati."

"Ya, ketua..."

Mungkinkah orang yang kesulitan menjaga dirinya sendiri adalah aku!?

“Pergi!!” Seru ku.

Dibawah kepemimpinan ku, kekuatan kami menjadi satu unit, dan kami menerjang sekawanan serigala.

Tapi para serigala sedikit terlambat.

“UoouUoou!”

Lolongan gray wolf menyadarkan Bawahan Serigala dari keadaan stun.

Tapi inilah yang ku incar.

Membawa pedangku disamping, aku menggenggamnya erat.

Kita akan melakukan ini dalam satu serangan!

"Hidupku selayaknya awan debu (Accel)!”

Ether berkumpul dibelakangku, seperti sebuah ledakan, aku diterbangkan kedepan. Lalu memusatkan ether pada pedangku, aku merapal,

“Rubah diriku menjadi sebilah pedang (Enchant)!”

Terdorong pada kecepatan yang dalam sekejap memperpendek jarak 30 langkah menjadi nol, ini seolah-olah dinding udara menekanku berlawanan, tidak membiarkanku bernafas.

Tapi meski begitu, ini sesuatu yang pantas dilakukan!

“UoooUUoO!”

Lolongan gray wolf terus bergema, tapi kupingku gagal menangkap apapun.

Hanya badan besar Gray Wolf yang tiba-tiba muncul didepanku.

–––Cih!

Menggertakkan gigiku, aku menahan kekuatan itu.

Tubuhku menyerempet Gray Wolf, menyebabkan kekuatannya berkurang sedikit. Aku berguling-guling ditanah, tapi dengan cepat, aku menghentikan momentum itu, dan berdiri.

–––Dimana dia!?

“GAaoOoAA!”

–––tepat dibelakang ku!?

Dengan kekuatan [Skill]

<<Swordsmanship B->>, aku mengayunkan pedangku mengikuti insting. Pedang itu menghantam sesuatu yang terasa seperti pohon besar. Segera setelah itu, sebuah tekanan besar datang. Itu adalah Gray Wolf!

Menggunakan semua kekuatanku aku mendorong kembali Gray Wolf.

Pemandangan taring tajam dan cakar besarnya mengirimkan hawa dingin ke punggungku.

Tidak, itu salah.

Ini adalah sesuatu yang ku rindukan.
Ini adalah sesuatu yang aku sendiri sangat rindukan!!

Seorang musuh kuat! Sebuah kesempatan untuk menghilangkan hari memalukanku!

Mengaktifkan [Skill] <<Eyes of the Blue
Snake>>, aku men-scan kelemahan lawan ku.

Mata, taring... Jantung... Hmm? Itu dekat dengan punggungnya!?

[Skill] <<Soul of a Crazed Warrior>> aktif!

Kali ini, aku melepaskan skill itu atas kemauanku sendiri.

“GURUuOAaoOOooo!”

Sambil menekan amukan skill itu, aku melepaskan kekuatanku!

Aku mengaktifkn [Skill] <<Insurgent Will>> dan
<<Soul of a Crazed Warrior>> pada saat bersamaan!!

Dipenuhi dengan kekuatan, aku menghentikan Great Sword dengan tanganku, dan mencagak tubuhku dengan kakiku.

Energi sihir mengalir bersamaan dengan darahmendidih didalam tubuhku.

Percikan api muncul saat pedangku menggores taring Gray Wolf.

Memusatkan lebih kekuatanku, kaki ku tenggelam kedalam tanah. Dan tekanan gray wolf menabrakku dari depan.

“GURUuoAA!”

Keringat, darah, dan energi sihir didalam diriku membara seperti tungku api.

“Rubah diriku menjadi sebilah pedang (Enchant)!”

Pedangku menyala, dan dengan kobaran api itu, aku menangkis taring dan kuku gray wolf.

Kemudian aku mengayunkan pedangku.

–––Argh!?

Tapi disaat terakhir.... Aku meleset.

Tepat sebelum great sword ku mengenai nya, dia melompat kebelakang. Ku kira itu yang kau harapkan dari reflek serigala yang dibesarkan di alam liar.

Tapi setelah mengambil tempat aman, darah mengalir dari kaki dan bagian kiri tenguk nya.

Luka itu disebabkan dari Accel dan Enchant.

Jarak antara kami cukup dekat.

“UooUUoOo!”

Gray Wolf meraung, dan bawahan serigalanya mulai mundur.

Kelihatannya kawanannya melindungi garis belakang.

Dan perlahan Gray Wolf didepan ku mundur.

Tapi...

"Aku tak akan membiarkan mu lari "

Dengan tenang, aku menajamkan tekadku, dan berteriak,

"Kejar mereka!"

Dengan perintah itu, bawahanku mulai mengejar bawahan serigala. Jika Gray Wolf mencoba mengganggu pengejaran bawahanku, aku akan memanfaatkan itu, dan menusuk kepalanya.

Setiap kali Gray wolf mundur, aku akan bergerak maju memperpendek jarak.

Kakinya kemungkinan besar tidak lagi mampu bergerak pada kecepatan yang sama seperti sebelumnya.

Maka dengan itu–––.

“UoooUuU!”

Tapi tiba-tiba saja, Tubuh Gray Wolf menjadi kabur.

–––apa!?

“Gu, ha.”

Bahkan tanpa mempunyai waktu merapal shield, aku terlempar ke udara.

Tapi!

Kekuatan serangannya melemah.

Kemenangan tepat didepanku!

Terguling-guling ditanah, aku menghentikan momentum dan berusaha berdiri.

“Cih!”

Tapi Gray Wolf sudah berlari saat aku berhasil berdiri.

"Ku kakatakan padamu... Aku tidak akan membiarkanmu lari!"

Melepas enchant, aku mengejar Gray Wolf dengan segenap kekuatanku.

◇◆◆

Saat aku merlari mengejar Gray Wolf, aku teringat sesuatu yang ku lupakan dalam semangatku, menyebabkan keringat dingin merembes dari punggungku.

Kenapa Gray Wolf itu bertarung sendirian saja?

Sebelumnya mereka berpasangan.

–––Mana Gray Wolf lain!?

Skenario terburuk melintas dibenakku.

Apakah Gray Wolf itu memerintahkan bawahannya untuk memisahkan kami!?

Jika begitu, aku telah membuat kesalah bodoh dua kali!

–––bangsat!

Dalam hal ini, aku harus mengalahkan Gray Wolf secepat mungkin, dan mengumpulkan bawahanku, jika tidak–––.

Tapi... Semakin kesabaranku menjadi-jadi, semakin pergerakanku memburuk. Meski Gray Wolf terluka, kakinya masih lebih baik dari ku.

Mengikuti jejak darah dan baunya, aku meninggalkan padang rumput dan memasuki hutan lebat.

–––kurang ajar, sekarang bahkan jika aku mengumpulkan para goblin, itu masih akan menjadi pertarungan yang sulit.

Meski aku menggunakan [Skill] <<Overpowering Howl>> dan memanggil para goblin, mereka akan kesulitan menemukan ku.

Dan lagi, jika ini bukan jebakan, maka ini mungkin akan jadi kesempatan terbaik untuk menghancurkan Gray Wolf.

Sementara ketidaksabaranku perlahan naik, aku mencapai ujung hutan. Tapi sesaat aku pergi keluar-

“Garuruuu!”

Salah satu bawahan Gray wolf menyerangku dari atas.

“GARUUuu!”

Aku dengan cepat menebasnya, tapi tiga lagi datangmenyerangku dari bawah dan kedua kanan-kiri ku secara bersamaan.

"Sucikan tubuhku (Shield)!”

Dengan segeraaku merapal shield dan mengayunkan pedangku untuk mendapatkan jarak.

Kemudian menendang serigala yang menggigit, aku membanting mereka dengan kaki ku dan menyarungkan pedangku.

–––apa mereka mengulur waktu!?

Untuk apa?

Mungkinkah mereka melewatkan sebagian kelompok mereka, dan sedang menunggu kelompok lain kembali?

Jika begitu, para serigala tidak bisa menang melawanku.

segera, aku mengaktifkan [Skill]
<<Overpowering Howl>>, membangunkan para serigala. Dan meninggalkan hutan.

Apa yang menyambutku adalah gua dimana Gray Wolf berbaring didalamnya.

–––dia tidak mati.

Terlalu banyak kehilangan darah, kakinya bergetar saat dia berdiri.

Aku tidak bisa membiarkan penjagaanku lengah.

Perlahan, aku memperpendek jarak antara kami.

Tapi kemudian––

"UuoOoOoooN!"

Aku mendengar sebuah suara dari dalam gua.

Untuk sesaat, Gray Wolf melihat kedalam gua gelap itu. Kedua matanyaitu tampak sedang menahan sesuatu. Lalu saat tatapannya kembali menatapku, kemarahan bisa terlihat didalam matanya.

Kemudian dia melolong dengan keganasan yang tidak seperti lolongan ku sebelumnya, menyebabkan rambutku berdiri sampai ujung.

“GaRuAaaAaUUuu!”

Tanpa memedulikan pertahannya, ia secara langsung merubah dirinya sendiri menjadi sebuah peluru saat dia membenturkan tubuhnya melawanku.

Cih–––.

Tiba-tiba saja ada perubahan pada kekuatan gray wolf setelah mendengar suara dari dalam gua itu. Sesuatu yang sangat berbeda.

“GARUuu!”

Bawahan serigalanya menyerangku dari belakang. Aku menahan keinginan untuk mendecakan lidahku, dan mengayunkan pedangku kebelakang.

“GUURuuusuAAAa!”

Dalam Amukan kemarahan, Gray Wolf menabrakan dirinya sendiri padaku, menerbangkanku dengan para kawanannya.

Apa dia kehilangan kewarasannya!?

Luka-luka Graywolf terus berdarah takhenti-henti. Tapi bahkan tanpa melihatnya sedikitpun, Gray Wolf berlari kearahku berniat membunuhku.

––––pilih cara mu.... Pilih jalan mu, anjing kampung!!

"Sucikan tubuhku (Shield)!”

“GRRuuuAAaAA!!”

Menggenggam pedangku, aku menerima taring gray wolf yang mengincar leherku.

Kemudian––

"Rubah diriku menjadi sebilah pedang (Enchant)!”

Aku tidak bisa merapal enchant dan shield di saat bersamaan, jadi shield ku cancel saat aku menggunakan enchant, dan Gray Wolf melubangiku dengan taringnya.

Darah menyembur ke udara.

Tapi dampaknya... [Skill] <<Third Impact>>
Diaktifkan.

–––pikirmu aku akan kalah?

Dengan kekuatanyang menghabiskan Ether ku, api kegelapan mulai menyelimuti pedangku.

"Ini sudah berakhir!"

Aku mendorong Iron Second kedalam Gray Wolf, menusuk melalui bulu kerasnya, tenggelam kedalam perutnya.

“GA, GRRuu!”

Tapi Gray Wolf terkenal karna kemauan hidupnya, menolak untuk melepaskan taringnya dari tenguk ku.
Dan malahan semakin dalam memasuki tubuhku.

Pada saat bersaman, setengah kekuatanku berkurang, dan kondisi skill tercapai.

<<Dance at Death’s Border>> Stage 1 aktif.
.
–––kekuatan fisik, Agility 20% UP.

“GU, RURUuuuUOOoOAaAAaA!”

Pedang yang tertancap masuk lebih dalam ke tubuh Gray Wolf.

Darah yang keluar dari mulut Gray wolf bercampur dengan darah dari leherku, sampai itu tidak lagi bisa dibedakan.

Tapi meski begitu, Gray Wolf tidak membiarkan taringnya lepas.

Tatapan kami saling bertemu, dan kami mengutuk satu sama lain.

"Aku akan melakukannya sebanyak yang kau mauuu!"

[Skill] <<Dance at Death’s Border>> Stage 2 aktif.

–––Kekuatan fisik 30%, Agility 30% UP.

Iron Second tenggelam lebih dalam, dan ujungnya samar-samar terlihat dari punggung gray wolf.

“GuRuaAaaAAAA!”

Mengerahkan kekuatan terakhirnya, Gray wolf meraung. Dan dia menggigit lebih kuat lagi ke dalam bahuku mengakibatkan lebih banyak darah keluar.

Kegilaan dan niat membunuh bercampur. Dan semburan darah itu menyelimuti penglihatanku dalam kemerahan pekat..

–––Tapi, meski begitu... Meski begitu!

“OOooAAaaAAaA!”

Kemenangan akan jadi milikku!

Milikku!

[Skill] <<Dance at Death’s Border>> Stage 3 aktif, pada saat yang sama,  <<Soul of a Crazed Warrior>> aktif.

–––kekuatan fisik 40%, Agility 40% UP.

Bersamaan dengan naiknya kekuatan, emosi membara meluap-luap dari dalam tubuhku.

–––baiklah… karena sudah begini, aku akan menemanimu sampai akhir!

Lebih banyak darah menyembur saat Gray wolf mencoba merobek bahuku. Dia tau luka-lukanya akan terbuka jika dia mencoba sekeras itu dengan taringnya yang berada dibahuku, namun dia masih menolak melepaskannya.

Rasa sakit itu terasa seperti aku sedang di robek menjadi serpihan, kegilaan mulai menghinggapiku. Dan aku mangangkat pedangku yang masih menancap di tubuh Gray wolf. Melewati otot-otot abnormal itu,lebih banyak darah menyembur, menghujaniku seluruh tubuhkudengan darah.

“Aku aAAaaAA!”

Aku mengayunkan great sword ku.

“OOOA゛A゛AaAaA゛ a゛!!”

–––dan aku membelah tubuh gray wolf menjadi dua.

Gray wolf mati dengan taringnya masih menancap dibahuku.

Kemudian seolah-olah aku memasuki keheningan sendiri, semua suara disekitarku mulai memudar.

Setengah hidup, dan setengah mati... Genangan darah menyebar disekitarku.

Tidak ada siapapun disini. Tidak gray wolf, tidak bawahan serigala. Hanya aku dan genangan darah.

“Ketua!”

Lalu aku mendengar Giga menelan nafasnya.

…Ah, mereka selamat yah.

Mendorong pedangku kedalam tanah, aku bersandar diatasnya seperti tongkat, dan aku menusukkannya kedalam tanah.

Sebenarnya Aku tidak ingin menunjukan penampilan tidak keren pada bawahanku... Tapi aku telah banyak kehilangan darah.

“Gigi, panggil nona Reshia sekarang!”

Aku bisa mendengar suara Giga.

“Giga,” kata ku.

“Ketua!?’ dia bertanya, panik.

"Pastikan para goblin lain selamat. Aku akan tidar... Sebentar."

Seperti itulah aku kehilngan kesadaranku sambil bersadar diatas great sword ku.

◆◇◇◆◆◇◇◆

Level anda telah naik.

26 => 60

Setelah mendapatkan keahlian dengan [Skill] <<Soul of a Crazed Warrior>>, anda telah membuka kekuatan tersembunyi.

Soul of a Crazed Warrior sekarang akan menyerangmu secara mental.

Kekuatan fisik 30%, Agility 30%, Kekuatan sihir 30% UP.

Kau juga akan tidak terpengaruh oleh serangan mental lain selain dari efek  Soul of a Crazed Warrior.

Semangat bertarungmu akan naik terhadap lawan yang kau kalahkan sebelumnya

Pengurangan damage 20%

◆◇◇◆◆◇◇◆

Comments