Skip to main content

Goblin Kingdom - Chapter 29: Swordmanship

 Bantu kami dengan mematikan Adblock mu dan mengklik iklan dibawah ini



 --------------

Chapter 29: Swordsmanship

[Race] Goblin
[Level] 60
[Class] Duke; Ketua Kelompok
[Possessed Skills] <<Horde Commander>>
<<Insurgent Will>> <<Overpowering Howl>> <<Swordsmanship B->> <<Insatiable Desire>>
<<King’s Soul>> <<Ruler’s Wisdom I>> <<Eyes of the Blue Snake>> <<Dance at Death’s Border>> <<Red Snake’s Eye>> <<Magic Manipulation>> <<Soul of a Crazed Warrior>> <<Third Impact (The Third Chant)>>
[Perlindungan Ilahi] Dewi Underworld (Altesia)
[Attributes] Darkness; Death
[Bawahan Beasts] Kobold (Lv9)
[Abnormal Status] <<Charm of the Saint>>

Ketika kami kembali ke desa, aku segera menuju ruangan milikku, dan berbaring diatas kasur jerami ku.

Pertarungan kali ini sebenarnya cukup berbahaya. Entah bagaimana aku berhasil menutupi pendarahan dengan memakan daging Graywolf, tapi itu bukan sesuatu yang bisa kuandalkan sepanjang waktu.

Sesudah aku meletakan anak-anak anjing itu disampingku, aku menutup mataku dan tenggelam kedalam tidur.

Waktu berlalu, dan aku merasakan sesuatu yang berbulu menyentuh wajahku; dan aku terbangun. Disana, aku melihat anak-anak gray wolf tidur didepanku.

“Ahh…” gumamku dalam hati.

“Mereka masih hidup.”

Aku senang.

Sambil menghela nafas lega, memikirkan ini diluar sifatku, aku menutup mata ku lagi.

Dan bersama nafas dewi tidur, luna, ia membawaku kedalam alam mimpi.

◇◇◆

Ketika aku terbangun dihari berikutnya, hal pertama yang ku lakukan adalah mengevaluasi para goblin yang telah naik level.

Sementara aku duduk bersila, anak-anak gray wolf bermain-main diatas kakiku. Dan entah kenapa rasa persaingan memancar dari dalam Kobold saat dia terus berusaha bermain dengan ku.

cukup menggelikan, ku pikir.

Bagaimanapun juga, setelah mencapai level 60, mereka-mereka yang statusnya tidak bisa kulihat dengan [Skill] << Red Snake’s Eye>> adalah mereka yang diatas 60.

Dengan kata lain, para goblin yang akan segera naik level.

Dan mereka adalah goblin yang perlu ku hadirkan dalam pertarungan sebanyak dan sedini mungkin.

Dan karena sudah tidak ada lagi lawan yang lebih besar, aku harus bisa mengirim mereka untuk mengamati wilayah barat dan daerah perburuan disekitar wilayah tsb.

Aku juga mengevaluasi para goblin rare, tapi yang mengejutkannya, aku tidak bisa melihat status Gigu, Gigi, dan Giza.

Yang mana bisa kukatakan goblin-goblin ini juga akan dipromosikan ke class baru segera. Itu seharusnya tidak butuh waktu lama bagi mereka mencapai class noble.

Tapi dibandingkan dengan mereka, meski level Gigi dan Giga terus meningkat, pertumbuhan mereka masih jauh lebih lambat dibandingkan aku. Kurasa aku perlu memperhatikan mereka.

Aku meneruskan evaluasi sampak matahari berada diatas langit. Dan setelah evaluasi mencapai setengah dari petarung desa, sekitar 40 goblin, aku mengakhiri evaluasi itu untuk hari ini. Aku mungkin telah berlebihan.

Evaluasi hari ini, apa yang menarik perhatianku paling banyak adalah skill tipe-lemparan.

Saat waktunya satang melawan orc atau monster lain yang spesialisasi-nya pertarungan jarak dekat, cara paling efektif melawan mereka adalah dari jarak jauh, memberi damage pada mereka tanpa melibatkan diri sedikit pun.

Para druid mungkin bisa mempelajari sihir, tapi untuk para goblin lain melakukan hal yang sama itu cukup sulit. Jadi aku ingin mereka mempelajari skill tipe-lemparan itu. Skill yang membuat mereka bisa melempar proyektil.

Aku harap aku bisa mengumpulkan mereka yang bisa melemparkan proyektil, dan membentuk mereka menjadi kelompok, tapi... Hmm... Apa yang harus kulakukan?

Grup tiga-orang saat ini bekerja dengan satu goblin sebagai pemancing musuh, sementara goblin lain merusak postur lawan. Dan dengan postur yang telah jatuh, dua goblin lain yang telah mengalihkan perhatian lawan membiarkan goblin ketiga membunuh tanpa sedikitpun usaha.

Inilah pola saat ini, jadi pertanyaannya adalah, akan bagaimana grup tiga-orang setelah aku campur dukungan serangan jarak jauh seperti para druid itu.?

Aku tidak tau. Atau setidaknya... Aku belum punya ide apapun.

Dalam hal ini, aku perlu merubah kecepatan.

Setelah menyelesaikan evaluasi, aku membawa beberapa makanan, dan pergi ke penjara.

"Aku masuk," kata ku.

Saat aku memasuki penjara, anak-anak gray wolf dan kobold mengikuti ku, bermain-main disekitar kaki ku.

“L-lembutnya…” gumam Reshia.

“…i-imutnya,” gumam yang lain.

Mata Reshia dan Lili berbinar-binar.

“U–Umm…”

Lili biasanya akan bersembunyi dibelakang Reshia dan tidak berbicara dengan ku, tapi hari ini ia memberiku armor yang pernah ku minta untuk disesuaikan.

"Aku sudah menyesuaikannya... Ini," kata lili dengan ekpresi tidak nyaman.

"Bahan-bahannya adalah armor kelinci dan shape alligator.”

Armor yang ia buat sebelumnya terlalu kecil, jadi aku memintanya untuk memperbaikinya.

Mengambil armor dari tangannya, aku segera memakai itu untuk mencobanya, dan itu sangat pas.

“Sangat pas. Terima kasih."

Baru saat aku berpikir ia akan bergetar ketakutan, ia malah menggelengkan kepalanya.

"Aku perlu memberimu semacam hadiah. Apa kau punya permintaan?"

Pekerjaannya lebih baik dari yang diharapkan. Aku harus sedikit memanjakannya. Tapi kemudian Reshia tiba-tiba menyela, berkata,

"kalau itu, lebih banyak makanan-." Dan aku menjawab singkat, "bukan kau."

Terabaikan, Reshia menggembungkan pipinya, dan Lili menjawab,

"Kalau begitu, aku ingin punya kesempatan untuk mengayunkan pedangku."

Apa yang terjadi? Aku penasaran. Pada saat yang sama, aku melirik erat Reshia, hanya untuk melihat apa ia juga terkejut. Jadi ia tidak tau apapun, huh? Kesimpulan ku.

"Apa kau ingin bertarung dengan kami?" Tanya ku.

Apa yang kau pikirkan Lili? Apa-apan dengan perubahan hati mendadak itu?

“…Umm… aku ingin menggerakan tubuhku," jawabnya.

Apa itu semua benar-benar hanya untuk itu? Apa yang tersembunyi dibalik mata itu, Lili? Tapi... Ini kesempatan bagus.

"Jika kau ingin menggerkan tubuhmu, maka... Aku akan menggabungkan mu dengan golin."

Aku tidak tau apa yang Lili harapkan, tapi ini adalah kesempatan bagus untuk mengumpulkan pengalaman ketika pertarungan melawan manusia yang dipanggil 'Petualang'

Dan aku mungkin akan menyelesaikan masalah dengan grup tiga-orang jika ia benar-benar mau menolong.

“… mengerti.”

Dengan jawaban singkat, hari pelatihan telah diputuskan.

◆◆◇

Tepat setelah makan siang, aku menemui Lili dan mendekati grup tiga-orang.

Reshia mungkin bisa menyembuhkan mereka, tapi tetap saja berbahaya bermain dengan senjata asli. Jadi aku mempersiapkan pedang kayu dan tombak kayu dengan ujung tumpul.

Sekarang aku penasaran apa yang akan terjadi.

Lili tidak memegang pedang untuk sementara waktu, jadi aku membiarkannya pemanasan lebih dahulu, sementara terus menjaga Reshia agar menjauh.

"Mulai."

Pada aba-aba ku, pelatihan dimulai. Orang yang pertama bergerak adalah goblin.

Mengikuti dasar ketika mereka memburu mangsa, grup tiga-orang perlahan mendekati Lili dari arah kanan-kiri sambil mencoba mengepunya.

Lili memegang erat pedang kayu didepannya saat ia mengukur jarak.

Sesudah Grup tiga-orang mengepung Lili dalam sudut segitiga, suara lolongan bergema, ketiga goblin menyerang Lili, menjadi sebuah Serangan tiga bercabang... Tapi Lili tetap tenang.

Ketika diserang dari tiga sisi, seseorang hanya perlu bergerak ke satu sisi untuk mematahkan formasi itu.

Dan tentu saja para goblin memperkirakan Lili akan mematahkannya dari depan, tapi menghianati harapan mereka, ia bergerak kearah lain.

Lawan tepat ada didepannya, namun ia memilih untuk menunjukan punggungnya, dan menghadap ke arah lain. ia akhirnya menghadapi goblin yang bertugas mengalahkannya dari belakang.

Pergerakan itu membuat para Goblin berhenti sesaat, dan dalam saat singkat itu, pedangnya melesat melewati sisi goblin.

Serangan yang sulit di perkirakan, pikir ku.

Lalu mengikuti serangan pertama, ia berputar dan menghantam goblin panik yang ada dibelakangnya.

Satu goblin dikalahkan, dan dua yang tersisa, membeku. Tapi Lili tidak menunjukan belas kasih.

“Shi!”

Dengan teriakan semangat juang, Lili menggerkan tubuhnya, dan menghantam salah satu goblin yang tersisa.

Goblin itu beruntungnya dapat menangkis serangan pedang kayu itu dari bawah, tapi serangan dari atas berikutnya tidak diduga goblin itu, dan dia terpaksa membuat pedang kayu itu tergelincir dengan tangannya.

Dalam sekejap, Goblin itu berakhir.

Dua goblin telah tumbang. Menyisakan satu goblin, goblin depan yang bertugas mencegah Lili bergerak.

Tapi bahkan tanpa banyak pertarungan, pertarungan pura-pura itu berakhir.

“…sughoi,” puji ku.

Dan seolah-olah ia adalah orang yang bertarung, Reshia menggembungkan pipinya. Entah kenapa, anak-anak gray wolf memeluknya. Melihat itu aku penasaran, kapan ia akrab dengan mereka?

Kemudian reshia berkata,

"Tentu saja, bagaimanapun juga, ia belajar dibawah gaya Zweil di ibu kota."

Setelah mengalahkan tiga goblin, Lili mempersembahkan pedangnya kepada Reshia. Mungkin itu semacam upacara ksatria.

Tapi tampaknya itu tindakan biasa bagi mereka dan itu benar-benar mirip dengan mereka yang digambarkan dilukisan jaman dulu.

Hanya saja ditambahkan dengan kecantikan dari seorang gadis muda seperti dirinya.

Lalu tiba-tiba saja, Gigo, berlutut dihadapnku sesaat dia memanggil ku.

"Ketua!" Kata nya.

"Jika ini mungkin, tolong berikanlah aku kesempatan untuk membasuh rasa malu ini."

Mendengar itu, secercah pemahaman melintas melalui mataku. Dan aku berpikir didalam hati, jadi goblin-goblin ini dari desanya.

Karena Gigo dan gigu adalah mantan pemimpin dari desa masing-masing, mereka secara alami membentuk Unit dari mantan anggota-anggota desa mereka. Dengan kata lain, itu yang kau sebut fraksi.

Tidak terjadi apapun sejauh ini, tapi aku mungkin harus memikirkan beberapa langkah atau cara untuk berurusan dengan ini di masa depan.

Lagi pula, ini bukan hal yang mendesak.

"Gigo," kata ku, memanggil goblin yang berlutut didepan ku.

"Ya, Ketua?" Jawab nya.

"Kenapa kau berpikir mereka kalah?" Tanya ku.

"Karena mereka lemah," jawab singkatnya.

Yah... Dia tidak salah.

"Lalu apa yang harus dilakukan untuk menang" tanya ku lagi. Dan tanpa keraguan, dia menjawab,

"Jumlah."

Jumlah huh? Itu mungkin bekerja disini, tapi pada akhirnya, cara itu akan tidak berguna. Jadi aku mengatakan padanya, "pikirkanlah cara mengalahkan manusia dengan hanya tiga goblin."

Mulai sekarang, aku ingin para goblin ini mulai berpikir sendiri. Sudah waktunya mereka berhenti mengandalkan ku.

Pikirkan ini sendiri, dan buat keputusan mu sendiri.

Jika kau tidak dapat melakukan itu, lalu kau akan kesulitan bertahan hidup di pertarungan yang akan datang dimana hidup kita dipertaruhkan.

Saat Gigo akan pergi, aku menghentikannya, dan berkata,

"Jangan hukum mereka yang baru saja kalah, okeh?"

"Mengerti," ucap nya, membungkukkan kepalanya, sebelum kembali ketempatnya sendiri.

Well, well… ini perubahan yang cukup menarik, bukan?

Sekarang aku penasaran siapa yang akan memikirkan metode bagus duluan. Karna itu ayo pergi dan buat beberapa persaingan.

"Lili, bisakah kau bertarung lagi," tanya ku.

"Tidak masalah," jawabnya saat ia membiarkan pedangnya menari dalam ayunan.

Gadis ini mungkin berkah dari tuhan.

Saat aku berpikir begitu, aku memnggil Gigu.

“Gigu,” kata ku.

“Ya,” jawabnya.

"Ambil tiga goblin dari kelompok mu dan buat mereka jadi sebuah unit."

Gigu membungkuk, dan dia memilih grup tiga-orang dari fraksinya, dan membiarkan mereka melawan Lili.

Aku melakukan hal yang sama pada fraksi lain, dan akhirnya, tidak satupun dari fraksi itu mencapai pertarungan yang bagus. Tentu saja, dengan kondisi goblin diatas rare tidak ikut.

Kemudian memeriksa waktu, aku memerintahkan Goblin untuk berburu.

"Kita akan melanjutkan ini lain kali. Tapi mulai sekarang, pergi dan berburulah sampai matahari terbenam."

Setelah ini kami akan mengulang pertarungan pura-pura ini sebanyak mungkin.

Sekarang, aku penasaran siapa diantara para goblin yang mampu mematahkan kurungan ini.

◇◇◆◆◇◇◆◆

Gray wolves (Lv1) telah dijinakkan.

◇◇◆◆◇◇◆◆

TL Note: aku gk tau gendernya luna itu apa karena tidak disebutkan dengan jelas. Tapi luna atau ryuna terdengar seperti perempuan, jadi aku akan memperlakukannya sebagai dewi mulai sekarang.

Comments