Skip to main content

Goblin Kingdom - Chapter 30: Benteng Abyss

 Bantu kami dengan mematikan Adblock mu dan mengklik iklan dibawah ini



 --------------

Chapter 30: Hutan Abyss

[Race] Goblin
[Level] 60
[Class] Duke; Ketua Kelompok
[Possessed Skills] <<Horde Commander>><<Insurgent Will>><<Overpowering Howl>><<Swordsmanship B->><<Insatiable Desire>><<King’s Soul>><<Ruler’s Wisdom I>><<Eyes of the Blue Snake>><<Dance at Death’s Border>><<Red Snake’s Eye>><<Magic Manipulation>><<Soul of a Crazed Warrior>><Third Impact (The Third Chant)>>
[Perlindungan Ilahi] Dewi Underworld (Altesia)
[Atribut] Kegelapan; Kematian
[Bawahan Beasts] Kobold (Lv9); Gray Wolf (Lv1) x2
[Abnormal Status] <<Charm of the Saint>>

Setelah berkeinginan menggerakan tubuhnya, Lili menjadi partner sparing para goblin. Ini sudah 5 hari sejak saat itu.

Seperti yang diperkirakan, orang pertama yang mengalahkannya adalah fraksi Giza. Sihir tidak diperbolehkan, tapi para druid memang class yang menggunakan kepala mereka. Dan setelah terus mengamati percobaan dan kegagalan, akhirnya mereka menemukan kelemahan lili.

Fraksi lain mencoba melebihi apa yang Fraksi Giza lakukan, tapi pada akhirnya mereka tidak bisa mengalahkan Lili.

Mungkin saja bentuk tim terbaik adalah dengan druid sebagai pusatnya. Akan tetapi, para druid tidak melakukannya tanpa keagagalan.

Kepribadian mereka terlalu dangkal, dan mereka punya kecendrungan menatap goblin lain sebagai pion catur bahkan melebihi yang ku lakukan.

Memang bagus mereka memiliki semangat mau belajar dan mengamati, tapi aku akan mendapat masalah besar membawa para druid itu suatu hari nanti. Setelah itu goblin lain akan melemah karena tingkah mereka.

Pada akhirnya, memikirkannya sendiri hanya akan berujung dengan berputar-putar memikirkan hal sama, dan meninggalkan ku pada kebingungan.

Dengan berakhirnya latihan sore, aku memanggil Lili, “Lili,” kata ku.

Berpikir mungkin akan mernaik mendengar apa yang ia pikirkan mengenai partner sparing nya, aku meminta pendapatnya. Dan ia menjawab, "Um, Grup yang sulit dikalahkan... Seperti yang kau katakan."

Sebuah pertanyaan muncul diwajahnya.

"Kau tidak percaya?" Tanya nya.

"Aku hanya meminta pendapatmu," jawabku. "Ayolah, jangan ragu. Biarkan aku mendengar apa yang kau pikirkan."

Melihat kerutan mendalam diantara alisnya, aku berpikir dalam hati, serius amat ni cewek.

"Seperti yang kau bilang, memang grup giza," jawabnya.

Yah itu baru benar.

"Dan selanjutnya itu pasti grup gigi," terusnya.

Oh? Itu sedikit mengejutan. Itu bukan fraksi Giga yang mempunyai level tertinggi, tapi malah beast warrior, fraksi Gigi, yang mana ia bilang yang terkuat kedua.

Fraksi Gigi saat ini bertugas sebagai garis depan dalam kelompok disaat bergerak, yang bertanggung jawab mendekteksi musuh didepan.

Aku membuat beast untuk bekerja dalam satu kelompok, tapi mungkin akan jadi ide bagus mulai membuat mereka sebagai bagian dari grup tiga-orang.

Sementara aku tenggelam dalam pikiranku, aku menyadari Lili diam-diam melirik ku tajam.

“Apa?” Tanya ku.

Lili ternyata cukup tinggi, tinggi kami hampir sama.

"Bukan apa-apa," jawab singkat nya, mengalihkan matanya.

Aku ingin menanyai nya apa maksudnya itu, tapi tanpa kejelasan, aku tidak bisa mengerti. Toh, itu tidak terlalu penting. Jika ia merencanakan sesuatu, aku tinggal menghukumnya dengan cara yang tepat.

Lalu tiba-tiba saja, sebuah suara memanggilku.

“Raja!” Kata nya.

Dan menggunakan kesempatan ini, aku meninggalkan Lili.

◇◆◆

"Apa kau tahu Benteng Abyss?” Tanya Giza.

"Apa itu?" Tanya ku balik saat menyipitkan mataku.

"Wajar kau tidak tau itu, tapi itu adalah benteng dengan banyak klan goblin berpengaruh," jawab nya.

Informasi tiba-tiba dari benteng klan goblin membingungkanku.

“Gordob, Gaidga, Baradua, Ganra. Dimulai dari empat kelompok ini beserta seluruh goblin didunia, mereka bertahan hidup dari manusia, jumlah kelompok goblin itu mungkin yang paling banyak," kata nya.

Gordob? Gaidga? Apa sih yang sedang dia bicarakan?

"Tapi empat klan ini tidak lah bersatu. Tentu saja, mereka tidak menyukai manusia, tapi mereka juga punya niat buruk terhadap sesama goblin," terus nya.

Saat Giza mulai mengoceh, aku putuskan untuk diam dan mendengarkan. Untuk apa? Itu karena Mata Giza membawa tekad yang sama, tekad yang sama disaat dia bertarung.

"Tapi ada satu hal sama yang mereka miliki," kata Giza

Dengan kata lain, jika aku ingin menyatukan goblin, aku harus mengincar hutan itu...adalah maksud yang dia katakan.

"Benteng Abyss,” Tegas nya.

Kenapa itu menjadi tujuan utamanya, aku penasaran.

"Kalau kau pergi, kau akan tau," kata Giza.

Matanya tetap tidak berubah, dengan membawa tekad yang sama sepanjang dia bercerita.

"Kau ingin aku mempercayai itu?" Tanyaku pada nya.

Kemudian seolah-olah membawa kemartabatan seorang pastor, kata kata Giza meluap-luap dengan kegilaan dalam semangatnya saat dia menjawab ku, berkata,

"Raja, jika kau ingin memimpin kami (goblin), maka..."

Jadi inikah yang membuatku terdiam? Pikirku.

"Tempat itu adalam rumah kami. Itu adalah rumah yang semua goblin harus kembali kesana."

Itu seperti, jika aku ingin memerintah semua goblin, aku harus mengincar tempat itu, huh?

–––Rumah para goblins. Benteng Abyss.

Kata kata itu membawa suara misterius, bergema ditelingaku. Ini pasti sesuatu yang akan menggerakkan hati seseorang. Bahkan Giza yang biasanya tenang menjadi begitu bersemangat.

Ataukah tempat itu sebenarnya punya dampak besar untuk semua orang disini kecuali aku?

Tapi jika begitu...

"Kenapa sekarang?" Tanya ku.

"Ini sebagai rasa terimakasih ku untuk sebelumnya," jawab nya.

Terimakasih?

"Terimakasih untuk menunjukan ku sesuatu yang menarik," seringai Giza.

Jika dia membicarakan tentang Gray Wolf, maka dia keliru.

Itu bukanlah sesuatu seperti itu.

Tapi...

"Dan? Dimana Benteng itu?" Tanya ku.

Aku tidak tau seberapa banyak pengaruh yang dimiliki klan goblin dan para goblin yang tersebar itu, tapi jika aku bisa memanfaatkan itu untuk mengumpulkan mereka, maka itu bukanlah langkah yang buruk.

Apakah aku bisa membuat benteng itu menjadi milikku, apakah aku bisa memanfaatkannya, atau menghancurkannya...

Aku akan melakukan apapun itu demi membangun kerajaan ku.

"Jauh didalam hutan, diwilayah barat... Jaraknya sekitar 10 hari dari sini," jawab Giza.

Barat.

Orc seharusnya berada disana.

"Barat yah?" Gumamku.

Giza mengangguk pada gumamanku.

Tampaknya dia mengerti apa yang ku pikirkan.

"Orc harus ditangani dulu. Benteng adalah gerbang pertama yang seharusnya mereka lewati dulu," kata Giza.

Orc... Punya hutang yang harus mereka bayar.

"Ku pikir aku akan membuat mu membayarnya, Orc."

Aku akan membuat mereka membayar atas penyerangan desa ku sebelumnya.

Tapi yang pertama, aku perlu melatih goblin-goblin ku. Mereka harus menjadi cukup kuat untuk mengalahkan orc dengan grup tiga- orang.

◆◆◇

"Apa yang kau rencanakan?" Tanya ku.

Dan Raja menjawabku tanpa sedikitpun menatap balik, mengatakan,

"Menyelamatkan mereka."

Anak dari gray wolf yang mencoba membunuh mu?

"Meski mereka mungkin akan tumbuh menjadi lebih kuat dari mu suatu hari nanti?" Tanya ku.

Saat raja membopong gray wolf didadanya, matanya menyipit, dan dia menjawab lagi, berkata,

"Jika begitu, maka aku akan menanggapinya dengan semua kekuatanku. Entah itu balas dendam, entah itu penghianatan... Aku tidak keberatan. Jika ada seseorang yang ingin bersanding disampingku, maka aku akan menerimanya sebagai seorang raja."

Kenapa? Kenapa kau sampai sejauh itu? Terlalu jauh bahkan sampai melebihkan seseorang yang mungkin menjadi musuh mu.

"Hal yang sama juga berlaku untuk mu, Giza," lanjut Raja, mengirimkan tatapan tajam pada ku hingga menyebabkan tubuhku bergetar pada mata dingin itu.

"Jika kau berkeinginan untuk mengalahkan ku," tegasnya. "Maka datanglah. Aku dengan senang hati menyambutmu kapan pun."

Ketika aku mendengar kata-kata itu, aku entah bagaimana tertawa.

"Apa-apaan itu?" Tanya raja.

"Yah, bukan apa apa. Aku akan mendatangi mu," jawab ku.

Sambil mengikuti punggung raja, aku teringat kali pertama aku diusir dari desa itu yang taklama kemudian menjadi desa para goblin druid.

Ketika boss kelompok itu mengetahui aku adalah seorang druid, dia mengumpulkan semua goblin, dan mengusirku dari desa itu.

Satu-satunya orang yang melindungi ku kemudian adalah orang tuaku. Tapi pada akhirnya, dia tidak bisa melawan boss.

Dikejar kelompok itu, aku melarikan diri dengan hidupku. Tapi aku bekerja keras, mendirikan sebuah kelompok baru, dan pada akhirnya aku bisa merebut kembali tempat yang pernah mengusirku.

Tapi suatu hari orang tuaku muncul lagi dihadapanku. Dia adalah orang yang mengajari ku kata-kata. Penyelamat yang bertanggung jawab atas evolusi ku menjadi seorang druid. Tapi pada saat yang sama, aku juga tidak bisa melupakan kebencian yang ku punya. Dan bertanya pada nya,

"Kenapa sekarang!?" Tanya ku.  "Kenapa kau muncul didepan ku sekarang!?"

Dan dia menjawab, "Raja telah datang."

Aku tidak mempercayai telingaku. Raja... Sosok yang hanya ada di dongeng sebelum tidur. Dia mengatakan makhluk semacam itu telah muncul?

Dia yang akan menyatukan para goblin. Pengantar yang akan mengantarkan kami kedalam daratan perdamaian.

"Mustahil," aku tertawa terbahak-bahak.

Tapi tatapan orang tua itu bersungguh-sungguh.
"...yah kalo begitu, biarkan aku mengetes nya." Kata ku.

Menggenggam staff faforit ku, aku tertawa, menyadari sepenuhnya hanyalah gertakan, aku mengatakan,
"Apakah dia adalah raja, seorang raja sebenarnya, maka!"

Saat aku menyembunyikan gem sihir didadaku sebagai kartu truf, pusaran angin berhembus diujung staff ku.

"Kalahkan aku!"

Tapi seharusnya aku menang, lalu aku akan memimpin kelompok itu dan mengambil Benteng Abyss untuk diriku sendiri.

Demi diriku, yang mengumpulkan para druid, yang pantas menjadi seorang Raja!

Author’s Note:

informasi baru dari ingatan Giza dengan kata lain.

Comments