Bantu kami dengan mematikan Adblock mu dan mengklik iklan dibawah ini
--------------
To make it easier use CTRL+F.
[Goblin] Gi Ga
Goblin dalam kelompok terasing yang mana dengan MC dia mengalahkan orc. Dia saat ini berada di class noble, yang tertinggi diantara bawahan MC. Dia memilih menggunakan tombak.
[Goblin] Gi Gu
Mantan pemimpin desa. Dia ditekan oleh MC yang dalam bentuk noble, dan menjadi bawahannya. Dia menggunakan long sword, dan relativ pintar untuk seekor goblin rare.
[Goblin] Gi Gi
Dikenal sebagai beast warrior, goblin dengan kemampuan menjinakan beast.
Dia berevolusi disaat memburu spear deer dengan MC.
Dia menggunkan Axe. Class goblinnya adalah rare.
[Goblin] Gi Go
Goblin dengan banyak luka-luka ditubuhnya. Makanan kelompoknya sering dicuri oleh Gray Wolf, jadi dia membuat keputusan mengikuti MC. Dia lah yang paling berpengalaman diantara goblin rare. Senjatanya adalah katana melengkung.
[Goblin] Gi Za
Goblin Druid Rare yang baru bergabung dengan mereka.
Chapter 33: Kedatangan manusia
[Race] Goblin
[Level] 60
[Class] Duke; Ketua Kelompok
[Possessed Skills] <<Horde Commander>>
<<Insurgent Will>><<Overpowering Howl>><<Swordsmanship B->><<Insatiable Desire>><<King’s Soul>><<Ruler’s Wisdom I>><<Eyesof the Blue Snake>><<Dance at Death’sBorder>><<Red Snake’s Eye>><<MagicManipulation>><<Soul of a Crazed Warrior>><<Third Impact (TheThird Chant)>>
[Perlindungan Ilahi] Dewi Underworld (Altesia)
[Atribut] Kegelapan; Kematian
[Bawahan Beasts] High Kobold (Lv1) GrayWolf (Lv1)x2
[Abnormal Status] <<Charm of the Saint>>
High Kobold, Hasu, memberitahuku kehadiran para manusia.
"Ada manusia!" Kata nya.
Keringat dingin membanjiri punggungku.
"Jumlah mereka?" Tanyaku saat melempar makanan pada Hasu.
Aku menunggu dia selesai menguyahnya sebelum dia menjawab.
“15,” kata nya.
Cih, mereka lumayan banyak.
Apa kami mampu melawan mereka saat ini kalau mereka semua adalah petualang?
Apa tidak masalah hanya sekedar menyerang titik lemah mereka... Tapi itu jelas akan jadi pertaruhan besar.
"Baiklah, ayo!"
Aku harus siap pada kemungkinan terburuknya.
Sudah satu setengah bulan sejak kelompok reshia kami dapatkan.
Aku tidak tahu apakah 15 orang ini hebat atau tidak, tapi para goblin yang kupersiapkan untuk melawan orc kebanyakan sudah memahami grup tiga-orang.
Tidak pasti apakah itu akan efektif melawan manusia, tapi jika kami mundur, tidak ada yang tau pasti seberapa jauh mereka akan mengejar kami.
Kami tidak bisa mundur. Tidak ada jalan lain bagi kami selain bertarung.
"Giga, kumpulkan semua goblin."
"Seperti yang engkau perintahkan."
Sesudah para goblin yang memiliki class raredan diatasnya berkumpul, aku memberikan perintahku.
"Gigo, lindungi mereka yang tidak bisa bertarung."
"Ya, Ketua."
"Semuanya, kumpulkan orang-orang kalian. Kita akan mencegat manusia."
"""Ya, ketua!"""
Tiga lainnya tampak bersemangat, sementara Giza terbakar dalam diam, menandakan siap untuk bertarung.
Aku membuat 5 grup tiga-orang yang berjumlah 15 goblin. Lalu meninggalkan goblin yang tersisa dibawah perlindungan Gigo.
Aku mencengkram Iron Second. Lalu mengusap anak-anak gray wolf yang sedang bermain-main disamping kakiku, dan menyerahkannya pada reshia.
"Kau punya banyak orang disini," tegur reshia.
"Aku hanya tidak ingin bertarung sia-sia. Jaga mereka sampai aku kembali."
Reshia mengangkat anak gray wolf yang tengah bermain dan memeluk mereka dengan tangannya.
"Jangan khawatir, aku tidak keberatan menjaga Gyunei dan Cynthia.”
"Apa-apaan dengan nama itu?"
"Apa kau tidak menyukainya? Gyunei artinya Barisan depan dewa, dan Cynthia, sang wanita tepi danau."
Terdengar tidak bagus.
Terutama Gyunei. Yang satu itu harus di ubah.
"Sayang nya kau tidak punya waktu mengeluh. Bicarakan itu nanti saja," saran Reshia.
"Tentu, aku tidak menyukai nama itu. Apa kau tidak kasian menamai anak anjing itu barisan depan dewa?"
"Itu nama yang bagus kok, menurutku sih... Ya kan, Gyunei?”
Apa benar? Ku harap kalian berdua tau bahwa kalian baru saja dinamai dengan nama aneh.
"Kami akan menunggu kalian," kata Reshia.
Untuk sesaat, aku terdiam ketika mendengar kata-kata itu. Dia menyemangati ku.
"Jangan khawatir, aku berniat meminimalkan korban disisi manusia. Saat ini, musuhku adalah orc, dan bukan manusia."
Benar. Ini bukan saatnya melawan manusia.
Namun, begitulah.
Aku tidak tau bagaimana reshia mencerna kata-kata ku, tapi ia mengangguk.
"Lili, apa kau mau ikut?"
"...bertarung dengan manusia?" Tanya nya menyatukan alis.
"kau hanya perlu meminta mereka menyerah," jawab ku.
“…Baiklah,” jawab Lili.
"Nona Lili?" Tanya Reshia.
Lili dengan tenang menggelengkan kepalanya.
"Reshia-sama, tunggu disini. Aku akan meminimalkan korban."
Ini kesempatan bagus untuk mengetahui apakah ia merencanakan sesuatu. Membersihkan semua masalah dalam satu sapuan adalah ide terhebat yang pernah ku dengar.
Benar, aku harus menarik umpannya.
Sebuah kesempatan untuk membunuh ku. Itu seharusnya membawa keluar apa yang direncanakan Lili.
"Cepatlah bersiap," kata ku.
Kemudian aku meninggalkan penjara.
◆◇◇
Kami berlari dari desa menuju hutan dengan sidruid Giza, sibeast warrior Gigi, mantan pemimpin Gigu, class noble satu-satunya Giga, dan Lili.
Hasu memimpin jalan, membawa kami kejalan yang begitu sempit sampai itu pasti cocok untuk disebut jalannya para hewan.
Tidak sampai setengah hari berlalu kami akhirnya menemukan jejak-jejak manusia.
Selama perjalanan kami menemui beberapa double head dan triple horns, tapi kami mengabaikan mereka, dan terus berjalan. Kami tidak perlu memburu mereka karena daging asap dan kering yang dipersiapkan oleh Mattis sudah cukup untuk menahan rasa lapar kami. Kami terus berlari seperti ini untuk beberapa jam.
Dan seperti yang diharapkan dari seorang petualang, Lili terus mengikuti kami meski dirinya sendiri terengah-engah.
Setelah beberapa saat, Hasu berhenti. Kami mencapai tujuan kami.
Aku menyuruh Gigi dan Gigu yang pertama kali sampai, untuk mengamati sekitar. Setelah itu, aku memberi perintah pada Giga dan Giza.
"Giga, pergi dengan Lili. Giza, lindungi belakang kami."
Unit lain yang sampai lebih lama ku beri perintah juga. Kemudian Unit Gigi kembali.
"Manusia, didepan," lapor nya.
Mereka dekat.
"Bagus, teruskan seperti ini. Jangan buat suara apapun."
Unit Gigi mengikuti tepat dibelakangku sambil mengendap-endap.
Sedikit terlambat, aku mendengar keributan didepan kami. Semacam suara pertarungan.
"Apa yang terjadi pada unit Gigu?" Tanya ku.
Menurut Gigi, mereka sudah memposisikan diri mereka sendiri di belakang para manusia.
"Baiklah."
Kami melihat para manusia tepat setelah itu.
"Ini..."
Para manusia sedang bertarung melawan Orc. Ditengah-tengah hutan dimana sedikit pohon, dan banyak lumpur. Ku pikir Orc itu lumayan bodoh menghadapi 15 orang sendirian, tapi tanpa diduga, Orc lah yang mendominasi.
Yah itu tidak mengejutkan karena para manusia terlihat cukup kelelahan.
–––Tapi kenapa? Bukankah mereka datang untuk menyelamatkan Reshia? Bukankah mereka petualang?
Aku bisa melihat seorang wanita sedang menyusui bayinya, seorang pria membawa tas berat sambil berteriak. Mereka hanya memiliki dua pria untuk melawan Orc itu.
"Lili, sini sebentar," panggil ku.
Lili datang dari semak-semak untuk melihat.
"Siapa mereka?" Tanyaku terus terang.
Lili mengerutkan alisnya.
"Kemungkinan mereka adalah... Pengungsi."
Oh? Ada pengungsi didunia ini juga?
"Orang-orang yang rumahnya terbakar, lalu diarahkan ke hutan, maksudmu?"
Lili mengangguk dengan enggan.
Aku kira ia tidak mau menerimanya.
Aku mungkin bisa memanfaatkan ini.
"...aku penasaran apakah aku harus membunuh mereka atau tidak," bisik ku dalam hati.
Ayo buat Lili terpancing dan menampakkan warna aslinya.
Lili menatapku heran.
"Bukankah kau berjanji pada Reshia untuk tidak menimbulkan korban yang tidak diperlukan!?" Tanya nya, sedikit marah.
"Sebaiknya pelankan suara mu," potong ku.
Lalu aku mulai mendekatkan pengepungan kami.
"Gigi, ke kiri. Giza, ke kanan, kepung manusia."
Goblin mengangguk tanpa mengatakan apapun.
"apa kau akan menyelamatkan mereka?"
Lili tampak sangat marah.
"Aku tidak keberatan, tapi kau akan menjadi orang yang meyakinkan mereka. Dan kau akan menjaga mereka sendiri. Jika kau tidak masalah dengan itu, maka tidak apa... Aku akan mengampuni mereka."
Para manusia perlahan terpojokkan oleh Orc.
"Aku menerimanya! Mereka tidak akan membuat masalah pada mu!"
"Bagus. Tidak ada waktu lagi, cepatlah."
Daerah ini lumayan dekat dengan wilayah manusia.
“GURUuuAAaa!”
Sementara mulut ku membentuk seringaian, aku berdiri dan mengaktifkan[Skill] <<Overpowering Howl>>.
“Giga! Bunuh orc!”
Aku menyuruh Giga yang berada didepanku untuk membunuh Orc. Ditemani dengan bawahannya, Giga ikut kedalam keributan, dan menerjang Orc. Saat teriakan kesakitan bergema, Orc telah terkoyak-koyak oleh bawahan Giga.
Aku meninggalkan semak-semak ketika Orc berteriak, dan menampakkan diri didepan manusia.
Aku penasaran apa yang dipikirkan para manusia terhadap Lili. Yang mana juga seorang manusia, mengikuti ku.
Dua petarung yang melawan Orc beberapa waktu lalu menjadi pucat saat mereka mengayunkan pedang mereka lagi.
"Apa itu!? Bukankah itu high-class goblin!?" Salah satu dari mereka bertanya.
Lili terlihat kebingungan, tidak tau dari mana menjelaskannya. Aku diam-diam mengumpat pada manusia yang seakan merendahkan ku.
Tapi akulah orang yang membuatnya melakukan ini.
Tetap saja, aku tidak menyukai manusia-manusia ini, tapi jika mereka berguna, aku akan memanfaatkan mereka.
Aku akan memanfaatkan mereka sampai hidup mereka tercerai berai.
"Aku tidak ingin kalian semua mati," Kata Lili.
Para manusia dan petarung secara bergantian menatap ku dan Lili sementara Non-petarung dibelakang membeku.
"Jadi tolong, diamlah, dan menurut," terusnya.
Tapi para manusia tidak senang.
"Kau pikir kami mau melakukan itu!"
Salah satu dari mereka berteriak.
"Kau memanggil dirimu sendiri manusia sementara kau sendiri dikendalikan oleh goblin!? Apa-apaan itu." Teriak lainnya.
Lili tidak bisa menyanggah cacian para manusia.
Jadi aku putuskan untuk mendorongnya sedikit.
"Oi, Lili. Kau tidak punya banyak waktu tersisa."
"Cih..."
Lili mulai kesal, dan aku memanggil para Goblin yang ada disekitar semak-semak.
"Tunjukan diri kalian," kata ku.
Para goblin yang bersembunyi diantara semak-semak sepanjang waktu, berdiri pada saat bersamaan. Dan mereka berteriak pada manusia.
"Ap-apa-apaan dengan jumlah ini!?"
Aku bisa mendengar seruan petarung.
Aku dengan tenang mengamati mereka. Terutama para petarung manusia.
Seberapa banyak aku bisa memanfaatkan manusia-manusia ini? Apa mereka layak?
"Cih, masih ada waktu. Tolong, jangan sentuh mereka sedikitpun," kata Lili.
Para manusia seharusnya tau bahwa Lili bergantung padaku.
Aku tersenyum pada pemikiran itu.
"Apa yang akan terjadi, manusia?" Tanya ku.
Kemudian menggenggam Iron Second di bahuku, aku meneruskan,
"Patuh? Atau mati?" Tanya ku.
Yang ku berikan hanyalah 10 detik.
Jadi aku putuskan untuk mengambil pertunjukan lain. Dan melangkah kedepan, berdiri dihadapan para manusia.
"Yang mana?" Tanyaku. "Apa kematian yang kau inginkan?"
Dan Lili mulai memohon sambil mengacungkan pedangnya padaku, berkata,
"Tolong hentikan. Ku mohon."
Ia tau ia tidak bisa menang, namun ia dengan berani mengacungkan pedangnya padaku. Sudah jelas sejak hari kekalahannya. Bahkan ujung pedangnya saja bergetar.
Sejenak, para manusia sepenuhnya menjadi buyar, bahkan tidak mampu menjawab pertanyaan ku.
"Kau ingin melawan ku?" Tanyaku pada Lili. "Aku tidak ingin jadi latih tanding mu kali ini."
Sepanjang waktu itu, Giga, yang baru saja mengalahkan Orc mencengkram tombak merah darahnya. Tapi aku memberi aba-aba dengan mengangkat tangan ku untuk berhenti.
Sekarang, Lili. Tunjukan warna asli mu.
Jika kau berpikir bisa mengalahkan aku, maka datanglah! Aku akan meladeni mu kapanpun kau mau!
Tapi Lili memohon lagi.
"...aku mohon pada mu, tolong."
Lili menancapkan pedangnya kedalam tanah, dan ia bertekuk lutut. Itu adalah Tidandakan terakhirnya demi memadamkan keinginan manusia untuk melawan kami.
"...Baiklah. Bawa mereka ke desa. Jika salah satu dari mereka memberontak, aku akan membunuhnya."
Aku mengayunkan great sword yang diatas bahuku.
Ayunan itu hanya untuk mengancam, tapi tekanan angin yang berasal dari ayunan itu cukup membangunkan rasa takut dalam hati mereka.
"Lili, kau akan bertanggung jawab menuntun para manusia ini. Mengerti?"
"Aku mengerti," jawabnya saat ia menyarungkan pedangnya dengan menghadap kebawah, membuatku takbisa melihat ekspresinya.
"Giga, amati semua manusia ini, dan pastikan mereka tidak lari."
"Seperti yang engkau perintahkan."
"Gigi, pergi dan berilah makanan pada para Kobold."
"Untuk semua yang ada disini, berburulah saat kalian kembali ke desa."
Ketika aku selesai memberi perintah, aku kembali ke desa.
Pengungsi yang ikut:
Petualang: 2
Petani (laki-laki): 6
Wanita: 4
Anak-anak: 3
Comments
Post a Comment