------------------------------------
Bantu kami dengan mematikan Adblock mu dan mengklik iklan 1x perhari diblog kami
------------------------------------
Bantu kami dengan mematikan Adblock mu dan mengklik iklan 1x perhari diblog kami
------------------------------------
Chapter 37: Persiapan
[Race] Goblin
[Level] 61
[Class] Duke; Ketua Kelompok
[Possessed Skills] <<Horde Commander>> <<Insurgent Will>> <<Overpowering Howl>> <<Swordsmanship B->> <<Insatiable Desire>> <<King’s Soul>> <<Ruler’s Wisdom I>> <<Eyes of the Blue Snake>> <<Dance at Death’s Border>> <<Red Snake’s Eye>> <<Magic Manipulation>> <<Soul of a Crazed Warrior>> <<Third Impact (The Third Chant)>>
[Perlindungan Ilahi] Dewi Underworld (Altesia)
[Atribut] Kegelapan; Kematian
[Bawahan Beasts] High Kobold (Lv1) Gastra (Lv1) Cynthia (Lv1)
[Abnormal Status] <<Charm of the Saint>>
Orc bisa kapan saja menyerang kami, namun situasi didalam desa saat ini meresahkan.
Banyak penduduk tidak puas dan bahkan para goblin sendiri berada disituasi goyah. Tapi tetap saja... Aku tidak bisa menyerah disini.
Aku meminta Lili dan Reshia untuk menyelidiki laporan yang Giga katakan baru-baru ini. Dari penyelidikn mereka, aku mengetahui bahwa Giza mengatakan yang sebenarnya.
Insiden ini bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh akan tetapi, efeknya bisa terlihat pada manusia. Ketakutan yang dulu terhenti sekali lagi muncul dihati mereka. Mata mereka yang memandangku, dipenuhi dengan ketakutan. Tapi dengan 'ada keburukan pasti ada kebaikan', sekarang yang ku tahu Giza lebih tegas dalam menjaga keamanan. Tidak hanya wajahnya yang menyerupai manusia, tetapi dia juga menangani situasi sebelumnya dengan sangat baik. Pastinya, aku bisa mengandalkannya lagi.
Mulai sekarang kemungkinan besar aku akan mengandalkan kelompok druid Giza setiap kali aku pergi, tapi aku tetap harus membuat lebih banyak goblin rare lagi. Aku memerlukan mereka untuk mencapai tujuanku.
Goblin menjadi lebih pintar setelah mereka berevolusi. Satu kenaikam class saja bisa membuat perbedaan besar. Kau bisa menyamakannya dengan menghilangnya kabut tebal didalam kepala goblin, membebaskan mereka dari nafsu berlebih mereka. Semakin banyak goblin rare yang ku miliki, semakin sedikit kemungkinan insiden seperti sebelumnya terjadi. Terlebih lagi, dengan cara ini aku juga bisa memperkuat pasukanku.
Adapun desa, Giza membuktikan aku bisa bergantung padanya, jadi aku akan menyerahkan perlindungan desa padanya dan para druid. Jika memungkinkan, aku ingin menghindari gesekan didesa saat ada masalah mendesak yang perlu ditangani: seperti bagaimana aku mengatasi serangan orc yang menggila? Aku memerlukan seseorang untuk menyelesaikan masalah ini. Aku tidak bisa mempermasalahkan itu sekarang.
Karena aku sudah mengintai sebelumnya, jadi aku perlu menghentikannya. Sekarang aku disini, aku harus memulai pelatihan lagi. Goblin cenderung memikirkan hal-hal bodoh ketika mereka tidak tahu siapa yang bertanggung jawab. Jadi setiap lima hari sekali, aku akan menyuruh para goblin berbaris dihadapanku, dan aku akan menundukkan mereka dengan kekuatan ku. Jika mereka tau siapa boss nya, mereka tidak akan berani menyebabkan masalah.
Banyak masalah muncul ketika aku pergi mengintai, jadi kali ini aku membuat grup pengintai dengan Gigu, simantan pemimpin desa, sebagai pusatnya bersama dengan Gigi dan Gigo. Mereka menuju baratlaut desa.
Kamudian aku menyuruh Giga untuk mengambil alih para goblin yang mendekati kenaikan level untuk memburu spear deer. Penting bagi kami memperkuat pasukan kami sesegera mungkin.
Kemudian aku menyuruh goblin yang tersisa untuk menggali lubang disekitar desa untuk membuat perangkap dan parit. Aku melakukan ini sampai matahari bertengger diatas langit. Di waktu itu, aku menyerahkan komando membuat-perangkap pada Giza. Dan bergegas memulai hari yang para goblin panggil 'Hari Ketakutan'.
Saat itu selesai, aku membawa anak-anak gray wolf, Cynthia dan Gastra, keluar untuk berburu.
Aku penasaran apakah aku bisa memanfaatkan mereka untuk berjaga-jaga disekitar desa atau tidak. Untungnya, berkat Reshia dan Lili, mereka tidak takut pada manusia. Nyatanya, manusia bahkan menyukai mereka. Tapi cuma sekedar suka. Lalu apakah aku bisa memanfaatkan mereka dengan cara itu, itu akan terlihat nantinya.
Bersama anak-anak gray wolf dibelakang, kami berlari melalui hutan.
Aku sedikt tau cara berburu gray wolf, tapi anak-anak gray wolf akan sendirinya membunuh mangsa apapun yang kami temui, yah itu mengurangi beban ku.
Sayangnya, mereka masih harus menempuh jalan panjang karena kelinci saja lebih cepat dari mereka. Jadi aku menangkap armor rabbit, mematahkan kakinya, lalu melemparnya kedekat anak-anak serigala.
Dengan ini mereka secara alami akan mengerti dimana bagian yang harus digigit untuk membunuh kelinci itu. Aku kira ini harusnya dihitung sebagai salah satu cara bajar berburu.
Setelah aku memastikan perut anak-anak gray wolf sudah penuh, kami kembali ke desa.
Parit dan perangkap baru selesai 33% saat kami kembali.
◇◇◆
Malam pun datang dan unit berburu Giga kembali. Disana, aku melihat goblin rare asing.
"Raja," kata Giga. "Goblin rare baru telah bergabung dengan barisan kita."
Dengan perkenalan itu, goblin rare berlutut, dan aku memandang goblin rare baru itu dengan <<Red Snake’s Eye>>. Statusnya kemudian muncul.
[Race] Goblin
[Level] 1
[Class] Rare
[Possessed Skills] <<Throw Projectile>> <<Overpowering Howl>> <<Spearmanship C- >> <<Meld>>
[Perlindungan Ilahi] None
[Atribut] None
Aku melihat deskripsi skill goblin baru itu
<<Meld>>
Memungkinkan seseorang untuk berbaur dengan sekitarnya, membuat musuh sulit menemukan dirinya.
Kalau dipikir-pikir, aku pernah menggunakan taktik siluman baru-baru ini. Menyamarkan diri kami dan diam-diam mendekati musuh kami. Mungkin karna itu goblin ini mempelajari skill tersebut.
Aku merenungkan itu, kemudian menatap lagi goblin rare baru,
"Aku akan memberi mu nama," kata ku.
"Ya," angguk goblin penuh semangat.
"Nama mu akan menjadi Giji."
Aku memberikan daging terbaik diantara daging buruan hari ini pada goblin rare baru yang masih membungkuk dalam-dalam. Matanya berbinar-binar saat dia menerima daging, kemudian dia menarik diri dari hadapan ku dan menikmati makanannya.
Sementata itu, Gastra dan Cynthia tertidur pulas diatas pelindung shin milikku yang terbuat dari kulit gray wolf. Aku membelai gray wolf saat mereka tertidur sambil merenung, kelihatannya aku perlu melatih para goblin cara bertarung sebagai satu kelompok juga.
Gigo, Gigu, dan Giza mereka semua adalah mantan pemimpin desa masing-masing. Dengan demikian, mereka memiliki banyak pengalaman memimpin bawahan mereka.
Tapi Giga, Gigi dan goblin rare baru Giji, berbeda. Mereka terus hidup dibawah kuasa goblin lain. Mereka tidak tau bagaimana memimpin.
Meski begitu, Giga dan Gigi, mereka tidak terlalu buruk. Bagaimanapun juga, mereka sering berburu bersama dengan kelompok mereka. Mereka sudah memiliki banyak pengalaman. Tapi Giji disisi ain...
Hmm… aku kira dia perlu latih tanding dulu. Tidak, mungkin itu harus. Bagaimanapun juga, aku tidak akan bisa tertawa jika para goblin tidak bisa bekerjasama saat orc menyerang. Tidak bahkan untuk kecanggungan mereka saat disituasi tidak menguntungkan.
Para goblin juga harus terus berburu untuk meningatkan level mereka menjadi goblin rare secepatnya. Meski mereka akan sulit menangani pertarungan karna sedikit pengalaman.
Saat ini, kami hanya memiliki sedikit waktu. Dan dalam waktu dekat, aku harus membangun kelompok yang cukup kuat untuk bertarung. Kami tidak boleh mengulur-ulur waktu. Kami harus melakukannya dengan tergesa-gesa sebelum pasukan orc menyerang, dan menyerbu desa kami.
Para goblin seharusnya tidak akan bertindak bodoh saat aku masih disini. Dan dengan Lili serta dua petarung lain, kami setidaknya bisa berlatih bagaimana bertarung melawan manusia.
Terlepas dari itu, masih ada banyak masalah. Menyadarinya saja, membuatku tersenyum kecut pada diriku sensiri. Diantara masalah-masalah itu, ada beberapa yang tidak bisa ku apa-apakan lagi. Aku hanya bisa menunggu dan berharap pada kepulangan Gigu.
Aku berharap dia menemukan rute menuju wilayah barat.
◆◇◇
Saat menunggu, kesabaran adalah hal yang Pasti.
Atau dengan kata-kata reshia, ia akan tertawa dan mengatakan, "bagus! Kau akhirnya mengerti bagaimana rasanya menjadi diriku, selalu dibuat menunggu oleh mu!"
Meski aku pikir ini adalah masalah karakter. Goblin, lihat saja, lebih mencolok saat menunggu.
Kemarin, aku berpikir goblin Giji perlu melakukan latih tanding. Setelah banyak merenung, aku akhirnya menemukan bagaimana melakukannya. Jadi aku menyuruh Giji dan sidruid Giza, untuk ambil bagian dalam pelatihan baruku.
Masing-masing dari mereka mengambil 5 kelompok dari grup-tiga-orang, jadi total ada 15 goblin di masing-masing kepemimpinan mereka.
Mereka bersenjatakan pedang kayu dan tombak kayu, sementara aku memastikan Giza untuk tidak menggunakan sihir. Bagaimanapun juga, aku tidak ingin siapapun mati. Itu akan menjadi masalah.
Ketika para goblin menyelesaikan 'Hari Ketakutan' mereka, aku menyuruh goblin untuk berbaris, dan setelah menghitung 30 goblin, aku membuat mereka bersiap. Latih tanding dalam skala ini sangatlah jarang bagi para goblin.
Saat Goblin tua melihatnya bersama dengan goblin lain, mereka khawatir. Tapi setelah itu, mereka menjadi tenang dan melihatnya penuh perhatian.
Agar membedakan dua grup, aku membuat para goblin disisi giza mewarnai tangan mereja dengan warna merah. Sementara grup lain tanpa warna.
Lalu setelah melihat para goblin sudah siap, aku memberi aba-aba untuk memulai.
"Mulai!"
Dengan aba-ba itu, grup tanpa warna yang dipimpin Giji berkumpul menjadi satu saat mereka berlari.
Goblin lebih suka menyerang langsung daripada bertahan.
Itu jelas terpampang di keputusan giji untuk menyerang dengan liar.
"Ayo!" Teriak Giji. "Menang dan Raja akan menghadiahi kita!"
Terdorong akan janji itu, Giji memimpin kelompoknya sambil menyerbu musuh.
"Tombak!"
Meresponnya, Giza hanya menyuruh grupnya untuk mangangkat tombak mereka kedepan.
Mampu menginstruksikan mereka dengan hanya beberapa kata, kelihatannya dia telah melatih goblin-goblinnya dengan baik.
"Angkat tombakmu!"
Pada perintah giza, para goblin yang dibawah komando Giza serentak mengangkat tombak mereka keatas langit.
"Serang!"
Apa dia menghitung jarak? Pikirku dalam hati. Dan seakan-akan menjawab pertanyaan itu, tombak yang terlempar itu terbang kebawah menuju serbuan kelompok Giji.
Teriakan kesakitan bergema, dan banyak goblin tumbang, tapi kelompok tanpa warna tetap saja menyerbu.
"Lagi! Pedang!"
Pada perintah Giza, grup merah mengangkat tombak mereka lagi. Dan dengan komando nya, para goblin membawa pedang kayu mereka untuk mengepung grup tanpa warna, dan menyerang mereka dari kedua sisi.
"Teruskan!"
Giji menghadapi pengguna tombak grup merah, tidak terganggu oleh serangan tombak kayu. Dia mengayunkan pedangnya secara sembarangan, dan tidak seorangpun bisa menghentikannya. Tapi grup merah terus melancarkan serangan dari kanan-kiri mereka, sedangkan garis depan sedang ditekan oleh grup merah.
“Kepung mereka!”
Grup merah mengikuti grup tanpa warna yang mengambil jarak, tapi apa yang menyambut mereka dibelakang adalah pengguna pedang grup merah.
Dengan grupnya telah dikepung, Giji dinyatakan kalah.
"Cukup!"
Pada perintahku, para goblin berlutut dan membungkukkan kepala mereka.
Seperti yang kuduga, kesenjangan antara goblin rare seperti Giza yang punya pengalaman sebagai pimimpin kelompok dengan seseorang seperti Giji yang baru menjadi goblin rare sangatlah besar.
Aku ingin memimpin kelompok goblin untuk melawan goblin lain yang diatas class rare, jadi aku harus melatih goblin-goblin ini dan mendapatkan hasilnya.
Tidak peduli apakah itu untuk berburu atau berperang. Ketika waktunya untuk berlatih, cara terbaik adalah kau mau melakukannya.
Comments
Post a Comment