TL Note: koreksi dichapter sebelumnya. Dataran utara nggak sepenuhnya tanpa halangan seperti tanpa batu atau prpohonan. Lebih seperti ada banyak area yang tidak ada penghalangnya.
Chapter 39: Bentrokan I
[Race] Goblin
[Level] 61
[Class] Duke; Ketua Kelompok
[Possessed Skills] <<Horde Commander>> <<Insurgent Will>> <<Overpowering Howl>> <<Swordsmanship B->> <<Insatiable Desire>> <<King’s Soul>> <<Ruler’s Wisdom I>> <<Eyes of the Blue Snake>> <<Dance at Death’s Border>> <<Red Snake’s Eye>> <<Magic Manipulation>> <<Soul of a Crazed Warrior>> <<Third Impact (The Third Chant)>>
[Perlindungan Ilahi] Dewi Underworld (Altesia)
[Atribut] Kegelapan; Kematian
[Bawahan Beasts] High Kobold (Lv1) Gastra (Lv1) Cynthia (Lv1)
[Abnormal Status] <<Charm of the Saint>>
Giji melaporkan pada ku informasi terakhir mengenai rute orc.
Dan seperti yang diduga, mereka akan menyerang dari Utara.
"Giza, aku akan menyerahkan perangkap padamu," kata ku.
"Ya ampun... Kami sudah bekerja sejak kamarin malam loh," keluh Giza sambil memerintahkan goblin lain.
Orc akan menyerang di paruh hari ini. Kami tidak punya waktu bersantai.
"Giga, Gigu, pimpin setiap 5 grup, dan bersiap menyergap musuh kita. Setelah menyerang sekali, bersembunyilah di hutan barat," kata ku.
"Seperti yang engkau kehendaki." "Dimengerti," jawab mereka.
"Giji, Gigo, kalian berdua juga. Bawa 5 grup dimasing-masing komando kalian, dan ikuti aku," kata ku pada kedua goblin lain.
"Seperti yang kau perintahkan." "Dimengerti," jawab mereka.
"Untuk penjagaan desa... Aku akan menyerahkannya pada mu, Giza. Berikan Orc neraka," kata ku.
"Serahan padaku," jawabnya.
"Gigi sudah pergi duluan atas perintahku... Apa ada pertanyaan lagi?" Tanya ku.
Para goblin tidak menanyakan apapun. Aku menggangguk pada respon diam mereka.
"Hari ini, kita akan bertempur dengan orc," mulai ku.
"Ketahuilah, pertarungan ini bukan hanya untuk melindungi rumah kita; juga ini merupakan kesempatan yang diberikan pada kita untuk mengakhiri Orc untuk sekarang dan selamanya. Kita sudah melawan mereka begitu lama. Buat perang ini menjadi yang terakhir. Buat perjuangan panjang melawan mereka berakhir! Buat kemenangan berakhir untuk para Goblin!"
“Hooah!” sorak mereka penuh semangat.
Dibawahku ada 10 grup, total 30 goblin ditambah class rare, dan class noble.
Bertarung sebagai pasukan terpisah adalah 15 goblin dibawah kepemimpinan Gigi.
Untuk Giza, dia memiliki 23 grup yang berjumlah sekitar 70. Itu karena dia mengikut sertakan goblin yang baru menjadi dewasa dan semua goblin tua sampai memaksanya mencapai angka itu.
Dan untuk manusia, mereka dipimpin oleh Lili. Ketika Orc memasuki desa, manusia harus bisa melindungi diri mereka sendiri.
"Sekarang, pergi!" Dengan perintah terakhir ku, kami berangkat.
◆◆◇
Layaknya suara pepohonan yang tengah bergemersik
Bergemalah–––
“PyuGUAaA!”
Seekor Orc mengenakan heavy armor dan shield terlihat memimpin segerombolan orc. Dan dibelakang orc itu ada orc yang menggenggam long spear.
Kepulan debu berhamburan saat orc mencapai danau. Dengan tindakan cerobohnya, para Lizardmen mencoba menghentikan mereka, tapi justru merekalah yang dihancurkan. Diinjak-injak, isi perut mereka berceceran disepanjang jalan yang menuju Utara... Atau berarti: jalan yang menuju desa kami.
Bajingan.
"Bagi menjadi dua kelompok," perintah ku.
Unit Gigu yang baru berubah menjadi class noble dan Giga yang kedua tangannya lebih panjang dari goblin lain: bersama, berjumlah 30 goblin. Kemudian dibawah komando ku unit si-samuraish Gigo, dan si-stealthy Giji.
"Kita akan menyerang saat mereka memasuki hutan. Jangan lewatkan aba-aba ku."
Berjalan melalui hutan, kami menunggu bersama angin yang berhembus.
Kami tidak bisa meremehkan bajingan-bajingan ini dan penciuman mereka.
Ada banyak makhluk hidup yang datang untuk meminum air di danau, jadi area di sekitar danau cukup terbuka. Dari sana, ada jalan yang pernah diolah oleh kami untuk memudahkan membawa daging spear deer.
Tapi selain jalan itu, area disekeliling danau masih hutan.
Mengambil keuntungan itu, kami menempatan diri kami di kedua sisi jalan. Satu grup di kiri, satu lagi disisi kanan.
Orc cendrung menebangi pohon-pohon saat mereka berjalan, tapi itu tidak seperti mereka mau repot-repot menebang semuanya.
Jika ada jalan, mereka akan menggunakannya.
Tapi karena itu, kelompok mereka sendiri secara alami akan membentuk barisan.
Dan ketika orc sudah berbaris seperti itu, maka...
"Komando mereka jelas akan lebih sulit! Sekarang saatnya! Serang mereka dari belakang!"
Ketika setengah kelompok orc memasuki hutan, kami memulai serangan kami.
Aku memimpin serbuan dengan Iron Second, sementara Gigu dan Giga menyerang dari kedua sisi. Seperti inilah kami menerjang orc dari belakang kelompok mereka.
"Rubah diriku menjadi sebilah pedang! (Enchant)"
Aku tidak punya kemewahan seperti belas kasih, jadi kami menyerang mereka dengan kekuatan penuh dari awal!
“GURUuUaAa!”
Aku menggunakan <<Overpowering Howl>> dan pada saat bersamaan, aku menyelimuti pedangku dengan kekuatan sihir.
Dengan itu aku menusuk orc kedalam tubuhnya tanpa memberikannya waktu untuk melawan.
"Serang mereka dengan grup-tiga-orang seperti yang kita praktikkan!"
Aku menyuruh goblin lain setelah membunuh satu orc.
Unit Gigo dan Gigi bertarung melawan gelombang orc yang mulai melawan balik.
Pertama adalah mematahkan sikap berdiri musuh, yang kedua menghentikkan pergerakannya, dan yang terakhir mengakhiri musuh: itu adalah cara mengalahkan orc. Akan tetapi, itu bisa dengan cepat digagalkan.
“PyuGuGUAA!”
Sikap orc patah seperti yang direncanakan, tapi tiba-tiba saja orc meraung marah, dan dia menjadi gila. Orc yang gila itu dengan cepat memperbaiki posturnya.
Di saat itu, kelompok orc yang memasuki hutan mulai berkumpul kembali dengan orc yang belum memasukinya sebagai pusat. Mereka berbalik, dan mulai menyerang tanpa memperhatikan tubuh mereka sendiri.
Meresponnya, Gigo yang berhasil menjauhkan orc menolong goblin lain, tapi Giji yang baru menjadi class rare tidak bisa melakukan tindakan beresiko seperti itu. Entah bagaimana para goblin mampu menghindari serangan orc dengan sendirinya, tapi karna itu, mereka tidak bisa melawan dengan semangat yang sama seperti yang mereka lakukan sebelumnya.
–––jika seseorang ingin menyelamatkan mereka, maka ku pikir itu adalah diriku!
Saat aku menebas orc yang menuju kearah Giji, aku memberinya perintah.
"Ikuti aku!" Perintah ku.
"Ikuti raja!" Perintah Giji pada bawahan goblinnya sambil mengangkat pedang.
Menanggapi itu, para goblin membentuk grup tiga-orang lagi dan mengikuti belakangku.
Aku menerjang kedepan, dan menghempaskan orc dengan Iron second ku. Ketika Orc terjatuh, aku menyuruh para goblin untuk mengakhirnya.
“PyuGuuAAa!”
Tapi membunuh orc tidak akan selesai dalam satu serangan.
Jadi aku menghentikkan gada orc dengan great sword. Senjata kami terkunci. Dan orc lain berlari melewatiku dan menuju goblin lain.
Inilah sebabnya rasa sakit dari pertarungan begitu banyak!
Orc dengan pedangnya menyerang salah satu goblin grup tiga-cell. Goblin itu secara kebetulan menghentikkan pedang orc, sementara goblin lain menyerang salah satu kaki orc. Tapi sesaat ketiga goblin hampir membunuh orc, orc itu mengayunkankan pedangnya lagi.
Pada gilirannya, goblin itu segera membuat keputusan untuk menghentikkan serangannya, dan menyelamatkan hidupnya sendiri. Dengan cara itu, mereka bertarung melawan orc lagi.
Giji dan Gigo terus berjuang keras, tapi tubuh besar orc yang seperti dinding bisa menghentikkan serangan goblin.
Itu adalah kebuntuan, tidak siapapun berhasil melukai satu sama lain.
Sial, ini buruk.
Aku ingin menyebarkan mereka sambil mencari momentum di pihak kami, tapi kalo pertarungannya terus begini... Ini sulit. Kelompok ku sudah kesulitan hanya dengan orc yang dibelakang. Jika orc yang berada dipusat kembali, situasi ini akan runtuh dan menjadi keuntungan mereka.
Aku ingin pergi sebelum kami menderita kekalahan, tapi kami bahkan belum cukup mengurangi kelompok orc. Apa yang harus ku lakukan!?
Sial!
"Kita mundur! Gigo, Giji, lindungi belakang."
Aku putuskan untuk mundur dan bertemu dengan Unit Penyergap di hutan sebelum kami menderita kekalahan.
"Bergerak!!"
Aku mendadak menghentikkan orc dengan <<Overpowering Howl>> saat kami mundur. Gigu dan Giga kelihatnnya juga mendengar perintah saat mereka mulai menjauhkan diri mereka lebih jauh lagi dan lagi dari orc.
Sekarang, kami perlu menghentikkan dan melemahkan orc sebanyak mungkin sebelum mereka mencapai desa.
Karna itu kami akan menyeret mereka kedalam hutan nanti.
Untungnya, para orc tidak mengejar kami ketika mundur.
Tapi disaat bersamaan, itu bukan sesuatu yang membahagiakan.
Karena itu bisa berarti mereka akan berniat menyerang desa dengan kekuatan penuh.
"Berapa banyak yang terluka!?" Tanya ku.
Kami harus berkumpul sekarang. Kami harus menyerang kelompok musuh lagi secepat mungkin!
◆◆◇
"Sepi amat," gumam Giza sambil tersenyum.
Tatapannya tetap taktergoyahkan meski ada keributan yang berlangsung di hadapannya.
"Incar musuh yang terjebak, dan siapkan senjata kalian," perintah nya.
Orc mulai menyerbu desa dari utara. Jumlah mereka sekitar 50 atau 60.
Giza memerintahkan bawahan druidnya untuk mempersiapkan sihir mereka. Dan di saat yang sama, dia menyuruh goblin biasa untuk mengambil batu yang berasal dari gunung batu yang telah mereka persiapkan.
Kata-kata raja tidak akan salah.
Giga sangat mempercayai itu. Dan justru karena dia mempercayai itu dia bisa tertawa meski ada pemandangan puluhan orc didepannya.
Tidak sedikitpun ras takut atau kegelisahan didalam hatinya. Hanya perasaan semangat saat dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, sekarang, bagaimana raja akan memusnahkan bajingan-bajingan ini?
Tapi demi melihat itu, dia perlu memenuhi tugasnya.
"Kalian serang area dimana angin ku menyerang, mengerti?"
Dia harus membunuh orc secara efisien.
Dia mungkin menggunakan sihir druid, tapi masih ada yang belum cukup kuat untuk mengalahkan orc dalam satu serangan. Setidaknya mereka butuh dua atau tiga kali serangan untuk menjatuhkan lawan mereka.
Karena itulah mereka tidak bisa membung-buang tembakan mereka.
“GoooUOoo!”
Orc berteriak, menunjukan kekuatan mereka, banyak goblin telihat bergetar ketakutan karna itu.
"Dengarkan aku, goblin! Para prajurit raja!"
Tiba-tiba, sebuah suara terdengar dari area tersebut selama pertempuran berlangsung. Suara itu mencapai seluruh desa. Itu adalah suara Giza.
"Percayalah pada Raja," katanya.
Para goblin didesa ini harusnya mengerti ini, pikirnya. Paling tidak, mereka harus mulai menyadari kehebatan raja.
Karena orang itu mereka tidak kelaparan.
Karena kemunculannya anak-anak mereka tidak mati.
Karena dirinya kelompok ini mulai tumbuh dan berkembang lebih jauh.
Kata-kata Giza menyebar keseluruh desa dalam sekejap. Dan karna itu–––
"Kami percaya Raja! Kami percaya pada Raja besar!"
Sorakan-sorakan itu bergema diseluruh desa.
Itu benar... Jika orang itu yang bertarung, maka kita pasti tidak akan kalah.
Disaat itu, tekad bertarung tiba-tiba membara dalam mata setiap goblin.
“GouuOOOoo!”
Giza menyipit pada serangan kelompok orc.
"Siapkan senjata mu!" Perintah Giza.
Perang baru saja dimulai.
◆◇◆◇◆◇◆◇
Level naik
61 -> 62
◆◇◆◇◆◇◆◇
Comments
Post a Comment