Skip to main content

Goblin Kingdom - Chapter 48: Pengirim pesan dari Barat

------------------------------------
 Bantu kami dengan mematikan Adblock mu dan mengklik iklan 1x perhari diblog kami
------------------------------------

Chapter 48: Pengirim pesan dari Barat

[Ras] Goblin
[Level] 5
[Class] Lord; Ketua Kelompok
[Possessed Skills] <<Ruler of the Horde>> <<Insurgent Will>> <<Overpowering Howl>> <<Swordsmanship B+>> <<Insatiable Desire>> <<King’s Soul>> <<Ruler’s Wisdom I>> <<Eyes of the Blue Snake>> <<Dance at Death’s Border>> <<Red Snake’s Eye>> <<Magic Manipulation>> <<Soul of a Crazed Warrior>> <<Third Impact (The Third Chant)>> <<Instinct>> <<Ruler’s Wisdom II>>
[Perlindungan Ilahi] Dewi Underworld (Altesia)
[Atribut] Kegelapan; Kematian
[Bawahan Beasts] High Kobold <<Hasu>> (Lv1) Gastra (Lv1) Cynthia (Lv1) Orc King <<Bui>> (Lv36)
[Abnormal Status] <<Charm of the Saint>>

Sekembalinya ke desa, aku menyuruh orc untuk berkumpul. Aku memberi mereka tempat lama Giza, yang berlokasi dibawah Pohon raksasa. Area disekitar itu punya lahan kosong, jadi itu merupakan tempat yang sempurna bagi mereka. Setelah itu, aku membuat kesepakatan sederhana dengan orc kecil.

Aku membagi daerah perburuan untuk orc dan goblin. Aku juga memberi pekerjaan untuk mengurusi manusia yang memasuki hutan.

Beginilah caraku membagi orc dan goblin.

Ada danau di sebelah barat daya Pohon Raksasa.
(TL: pohon rumah giza dulu.)
Jadi aku mengizinkan orc untuk tinggal disisi utara dan timur danau disana. Keputusan ini ku buat untuk menciptakan penghalang agar manusia tidak masuk. Dengan begini, tidak akan ada masalah antara orc dan goblin.

Selain aku dan class noble, goblin lain tidak punya cara bertahan melawan para orc.

Tapi meski ini bukan untuk itu, aku tidak mau konflik yang tidak diperlukan terjadi. Mereka hanya akan mengurangi ancaman dari timur.

"Apa tidak apa-apa begini saja?" Tanya Bui.

Kata-kata Orc biasanya tidak terlalu berkesan. Aku selalu berpikir kalau orc itu brutal, mereka selalu menyelesaikan masalah dengan kekuatan, tapi kelihatannya ada juga orc yang seperti satu ini.

Ketika Bui mengangguk perlahan, dia mengeluarkan nafas lega.

Menjadi Raja Orc kelihatannya cukup sulit, tapi aku tidak berniat memperhatikan itu. Paling tidak, aku ingin dia untuk tidak menghalangi jalan ku, dan tidak menjadi ancaman bagi manusia.

Dengan begini, pintu menuju wilayah barat akhirnya terbuka lebar.

Ketika aku kembali ke desa, perbaikan desa hampir rampung. Apa yang tersisa hanyalah pagar-pagar, tapi itu akan membutuhkan waktu lama.

Aku meminta Gigu, yang aku serahi desa, untuk melaporkan apa yang terjadi saat aku pergi.

"Pengirim pesan datang," kata Gigu.

"Apa?" Tanya ku, terkejut.

"Pengantar pesan dari Suku. Aku memintanya untuk menunggu."

Suku? Pengirim pesan?

Sekarang, aku merasa pernah mendengar itu sebelumnya...

"Dari suku apa?'" Tanya ku.

"Mohon tanya sendiri padanya," jawab Gigu, tidak tau.

Kebingungan, aku berakhir bertemu dengan pengirim pesan yang berasal dari suatu Suku.

◆◆◇

Pengirim pesan yang menunggu di rumah raja kelihatannya adalah goblin rare.

Tapi meski dia goblin dia benar-benar berbeda dari para goblin yang tinggal didesa ini. Jika kau tanya apa bedanya, dimulai dari, pakaian yang dia kenakan.

Pakaiannya sederhana, tapi ada ban yang terikat di pinggangnya, dan bahkan dia mengenakan sepasang sepatu.

Tapi bukan hanya itu saja, disampingnya tergeletak sebuah panah. Meski goblin biasanya terlalu kaku dengan tangan mereka, dia bisa menggunakan panah?

Goblin itu duduk dengan tenang saat dia menungguku duduk disinggasana, kemudian dia berbicara.

"Terimakasih telah menyambutku sebagai tamu. Aku anak dari Gatsumi, Ra Gilmi dari Suku Ganra Suku Empat Besar," tegas Pengirim pesan itu.

Cara bicara yang lancar dan sikap yang sopan. Dia memberi kesan bahwa dia terbiasa mengurusi hal semacam ini.

"Biarkan aku mendengar sebab kau datang kemari," kata ku.

"Wahai Penguasa timur, mohon selamatkan Ganra," pinta Gimli.

Kulitnya tidak berbeda dari class rare lain, namun kecerdasannya pasti diatas class rare. Apa karena dia berasal salah satu Suku Empat Besar? Kalau dipikir lagi, bukankah dia baru saja memanggilku Penguasa Timur?

Seberapa banyak kebenaran yang ada didalam kata-kata goblin barat ini? Aku menyipitkan mataku untuk menemukan jawaban itu.

"Tentu saja, kami akan memberimu hadiah yang pantas. Kami berniat mempersembahkan gadis elf sebagai hadiahnya."

Jadi Elf akhirnya menampakan diri. Kalau aku ingat dengan benar, mereka seharusnya bertempat dibagian belakang wilayah, jadi seharusnya tidak mudah menangkap satu. Tapi mengingat reproduksi goblin, mungkin memang penting mendapat betina dari spesies lain.

Memiliki desa lain seperti desa dimana tempat pengembang biakan berlangsung yang dilindungi goblin betina pastinya membutuhkan Raja yang sangat kuat.

"Jadi apa yang kau mau dariku?" Tanya ku.

"Tolong, lawanlah salah satu Suku Empat Besar, Gaidga," jawab dia.

"Kalian bertarung melawan suku kalian sendiri?"

Apa orang-orang barat menyetarakan kami yang sehari-harinya hanya bisa mendapatkan makanan untuk diri sendiri? Tapi bisa jadi, akan ada ancaman dari orc dan mungkin giant spider yang berada dalam hutan.

"Ini memalukan, tapi, sebenarnya terdapat sebuah kutukan yang kami Empat Suku Besar derita."

"Kutukan?"

"Sebuah kutukan kuno. Sebuah kutukan yang memaksa kami tunduk pada Raja yang akan mengambil alih Ras Goblin."

Ho...

"Aku ingin membantu mu, tapi desa ini sekarang sedang diperbaiki."

Gilmi membelalak ketika mendengar kata-kata ku. Seolah-olah apa yang ku katakan diluar perkiraannya. Goblin itu menurunkan matanya sambil merenung.

Seperti benang yang baru lepas, Gilmi segera menatap ku balik. Sesudah aku mengangguk, Gilmi menundukan kepalanya cukup dalam sampai menyentuh tanah.

◇◇◆

"Ganti nama?" Tanya Giza, bingung.

Aku perlahan menggelengkan kepalaku terhadap Ketua Druid, Giza.

"Intinya, aku ingin memberi nama lain," kata ku.

"...Lebih tepatnya, apa yang sedang kau pikirkan," tanya goblin tua.

Sesudah aku mengangguk, aku menjawab pertanyaan Goblin tua.

"Desa ini bertumbuh menjadi lebih besar. Sampai sekarang aku memberi nama-nama sederhana, tapi mulai saat ini kita akan menghadapi Suku-suku besar."

Kata-kata tidak jelasku membuat mereka berdua bingung.

"Kenapa kita butuh nama lagi saat menghadapai suku?"

Terhadap pertanyaan Goblin tua, aku mengngguk dan menjawab.

"Apa yang kau pikirkan saat mendengar, anak dari Gatsumi, Ra Gilmi?"

"Orang akan menduga dia dari suku..."

Ketika Giza mendengar jawaban sederhana, matanya terbuka lebar.

"J- jadi begitu yah."

Giza tersenyum. Senyum jahat itu tidak bisa ku abaikan. Senyumnya begitu gelap.

Garis keturunan, sebuah hal yang bisa menunjukkan derajarmu. Entah itu manusia atau goblin, wajar saja merasa bangga pada orang yang punya keturunan sama.

Bahkan aku meragukan telingku ketika mendengar nama Gilmi. Dipikir lagi, aku memang benar-benar terkejut kala itu.

Tapi jika itu masalahnya, maka kami memang harus menggantinya.

Setiap kali orang membicarakan suku, pasti ada kebanggaan tersirat terhadap leluhurnya.

Garis keturunan yang harus bisa dibanggakan.

Bagiku sendiri, garis keturunan itu membawa kekuatan yang sebenarnya.

"Jadi apa yang sebenarnya kau rencanakan? Apa kau akan memberi nama baru pada class rare?"

"Tidak. aku akan memberinya pada class noble, pertama, Giga duluan."

"...aku akan memanggilnya."

"Tolong."

Giga tidak bisa berjalan, jadi Giza membawanya langsung padaku.



Giga tiba sambil membawa tombaknya, lalu duduk ditanah. Setelah meletakan satu tangannya ditanah, dia mendongak menatap ku.

"Giga, aku akan memberimu nama baru," tegas ku.

"Itu..." Giga merasa ragu.

"Gi adalah nama desa ini. Ga adalah nama yang ku beri pada mu. Terimakasih atas pencapaian mu di pertempuran kemarin, aku memberimu hak untuk tinggal dirumah ini. Dengan begitu, aku akan memberimu nama terakhir."

"Hak Rumah?"

"Jika kau mau, aku bisa memberimu desa ini."

Kata-kata ku membuat semuanya terkejut, menyebabkan mereka semua membelalak.

Ini bukti seberapa besar kepercayaan ku padanya. Dan aku tidak akan memberi nama terakhir pada siapapun, hanya pada mereka yang punya cukup kekuatan boleh memilikinya.

Saat aku menjelaskan, Tubuh Giga bergetar.

"Raja, apa aku tidak dibutuhkan?" Tanya Giga.

"Jangan salah paham. Yang kuberikan padamu adalah hak. Kalau kau mau, kau bisa tetap berada disampingku," jawab ku.

Tapi sebagai bukti keberanian dan kesetiaannya, aku tetap memberi nya nama terakhir(belakang)

"Jika memungkinkan, tolong biarkan aku tetap melayani raja," tegas Giga.

"Aku mengerti. Tapi aku akan menghadiahi kerja keras yang telah kau tunjukan, terimalah nama ini."

"Seperti yang engkau kehendaki."

"Mulai sekarang, kau bernama Giga Rax."

"Aku sangat bersyukur telah menerimanya."

Dengan begitu, aku menamai yang lain Gigu Verbana dan Gigo Amatsuki.

"Ngomong-ngomong, Raja."

Setelah semua goblin noble keluar dari rumah raja, Giza bertanya padaku.

"Apa?"

"Kalau kau mau memberiku nama terakhir, apa yang akan kau beri padaku?"

Pada saat itu, sekilas ide melintas dibenakku, dan aku menjawab dengan seringai.

"Bagaimana dengan Giza Za?" Canda ku.

Ini sama seperti nama yang dia sarankan saat kami menamai Gray Wolf.

Ketika aku mengatakan itu pada Giza, dia tampak terejut dan menjadi terdiam.

"Hahaha... Bercanda. Aku akan serius memikirkan namamu setelah kau berevolusi."

"...Dasar Raja kecil."

"Apa? Meski begitu terimakasih telah menjadi guru yang baik."

Aku menikmati waktu damai ku yang jarang seperti ini.


Author Note:

Jalan yang terbuka.

Nama baru.

Dan kebangkitan Raja yang semakin dekat.

Comments